Ana, istri yang ditinggal merantau oleh suaminya. Namun, baru beberapa bulan ditinggal, Ana mendapatkan kabar jika suaminya hilang tanpa jejak.
Hingga hampir delapan belas tahun, Ana tidak sengaja bertemu kembali suaminya.
Bagaimana reaksi suaminya dan juga Ana?
Yuk, ikuti kisahnya dalam novel berjudul AKU YANG DITINGGALKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Keroyok Massa
"Puas Ana? Kamu puas merusak keluarga abang mu sendiri?" teriak Jefri memegangi tangan istrinya yang terus saja memberontak.
"Jangan salahkan Ana, justru dia yang menyelamatkan kami dari lelaki brengsek seperti kalian." balas Rini membela Ana.
"Dia ini penipu Rini, apa yang dia katakan itu semua bohong." bentak Jefri.
"Terus, bagaimana dengan ini?" Arkan memutar rekaman dari ponselnya.
"Kurang ajar ..." anak lelaki Firman yang pertama langsung memberikan bogem mentah untuk Ayahnya.
Kericuhan semakin terjadi. Bahkan, anak Firman dan Jefri yang cewek ikut menangis, dan berteriak melerai pertengkaran orang tua mereka. Dan keributan itu berhasil membuat warga-warga berkumpul karena penasaran.
Jefri yang udah kelewat emosi ingin menyerang Ana. Namun anak lelaki Firman yang ke dua malah bergeser tepat di depan Ana. Alhasil dia yang terkena bogem mentah.
Sedangkan Arkan, dia reflek memeluk tubuh Ana, untuk melindungi Ibunya.
Orang-orang yang semula penasaran, kini malah berlari kesana dan ikut melerai. Apalagi tahu jika Jefri memang sedikit tempramental sejak dulu.
"Tunggu Ana, kau tunggu pembalasanku." teriak Jefri kala tubuhnya di tahan oleh warga.
"Ana, lihat lah. Kamu menghancurkan dua keluarga. Ini kan yang kamu mau?" lanjut Firman.
"Terus, bagaimana dengan ku bang? Bagaimana dengan keluargaku dan juga Armina yang kalian nodai? Bagaimana bang?" teriak Ana tidak peduli dengan warga yang mulai kasak-kusuk.
"Jadi, kalian lelaki bejat yang merusak Armina?" teriak seorang perempuan yang mendengar dengan jelas perkataan Ana.
Warga mulai riuh, suasana semakin tidak terkendalikan. Sedangkan Ana dan istri Firman dan Jefri malah di perintah warga untuk segera masuk kedalam. Begitu juga dengan anak-anak mereka.
"Hukum mereka! Hukum lelaki cabul di kampung kita!" teriak warga yang membuat kedua lelaki itu panik.
iya, mereka sangat panik jika sudah di serahkan warga. Apalagi, warga yang sangat suka main keroyokan.
"Maaf ..." lirih Ana pada kedua iparnya.
Akhirnya mereka bertiga berpelukan. Walaupun sangat disayangkan. Kenapa Ana harus membuka aib suami mereka disaat ada anak-anak.
Akan tetapi mereka sadar, jika itu semua, karena Ana sudah terlalu sakit. Dan ingin abang-abangnya juga merasakan hal yang sama.
"Kami tidak menyangka jika suami kami berani, bahkan tega sama adik kandungnya sendiri Ana. Kami gak tahu, karena selama ini, abangmu sangat baik. Dia berhasil menipu ku Ana. Dia berhasil menipuku." cerca Rahmi sembari menangis.
"Ya, dan selama ini aku juga merasa jika aku sudah menjalani kewajibanku sebagai istri dengan baik. Tapi apa? Dia malah menusuk ku Ana. Dan dia juga menabur garam di atas luka tusukannya." lanjut Rini.
"Aku tidak akan meminta kalian untuk memaafkan abang-abang ku. Aku ingin kalian sadar, dengan siapa kalian hidup selama ini." balas Ana.
"Mereka memang saudaraku, saudara kandungku. Tapi, jika perbuatan bejatnya menyakiti kita sesama perempuan. Maka aku akan tetap membela kalian mbak. " lanjut Ana, kembali mendapatkan pelukan dari kedua iparnya.
"Jadi, benar mereka lah, penyebab Sahil lupa ingatan? Mereka lah, dalang di balik kesedihan dan juga kesusahan mu selama ini? Kenapa mereka tega padamu Ana? Kamu adik mereka satu-satunya loh." beruntun Rahmi.
"Aku pun gak percaya jika mereka mampu melakukan hal ini mbak. Tapi, mungkin karena mereka takut kebejatannya terbongkar. Makanya mereka melakukan perbuatan keji ini." balas Ana.
"Aku kecewa ibu. Aku malu." isak anak Jefri yang saling memeluk dengan anak Firman.
"Kenapa? Kenapa ayah tidak takut karma bu? Kenapa?" lanjut anak Firman.
"Maafkan aku ... Karena membuka aib ayah mereka tanpa memikirkan mental mereka." sesal Ana.
"Tidak ada yang perlu di maafkan ibu. Karena mental kami sebagai anak juga di hajar habis-habisan oleh uwak. Ah, bahkan mereka tidak pantas aku panggil uwak lagi." ujar Arkan.
Dan istri dan anak dari Firman juga Jefri hanya membeku. Tidak berani membantah perkataan Arkan. Karena disini yang salah adalah keluarga mereka.
Jefri dan Firman babak belur di hukum oleh massa. Bahkan wajah mereka bengkak hingga sulit untuk di kenali.
Kini mereka berdua masih berada di balai desa dengan tubuh yang masih terikat di tiang.
"Semua ini gara-gara kamu Jefri. Kamu yang merayuku untuk menodai Armina." sesal Firman menatap nyalang ke arah Jefri yang memejam mata.
"Kamu juga menikmatinya bang. Terbukti, kamu bukan sekali menidurinya." balas Jefri tanpa membuka mata. Karena dia merasa sakit di sekujur tubuhnya.
Firman hanya memalingkan wajahnya. Namun dia tidak berani membantah ucapan Jefri. Karena itu benar adanya.
Saat itu, Firman tidak sengaja, memergoki Jefri yang menaiki jendela kamar Armina. Kebetulan, rumah itu rumah kayu yang lusuh, atau bisa di katakan tidak layak huni. Jadi, membuka jendela dari luar bukan lah, hal yang susah.
Karena penasaran dengan apa yang ingin adiknya lakukan. Firman pun memilih mengintip di sela-sela dinding yang bolong. Dan betapa terkejutnya Firman yang mendapati Jefri sedang membuka baju Armina. Dan hal-hal yang tidak seharusnya pun, terjadi begitu saja.
Ingin memarahi adiknya, tentu saja! Namun, nafsunya lebih mendominasi. Dia bahkan tidak sabar menunggu Jefri keluar dari sana.
Benar saja, hampir satu jam Firman menunggu. Jefri keluar dengan cara mengendap-endap. Dan Firman pun, langsung mengejutkan adiknya.
"A-abang! Kenapa bisa disini?" tanya Jefri dengan terbata.
"Apa yang kamu lakukan pada Armina? Bagaimana jika semua orang tahu, dan menghukum mu hah!" Firman memarahi Jefri dengan cara menarik bajunya.
"Tenang bang, tenang. Armina tidak akan memberitahunya kok. Kan dia agak kesusahan dalam bicara. Terus pendengaran ibunya juga sedikit mengganggu. Jadi, ini aman-aman saja." balas Jefri.
"Tapi ..."
"Abang mau melakukannya? Biar aku jaga disini. Tapi, sebelumnya bawakan dia makanan. Dengan begitu, dia lebih mudah menuruti keinginan kita." rayu Jefri.
"Tidak! Aku tidak akan melakukan hal itu, jika bukan dengan Rahmi." balas Firman tegas.
"Memangnya abang tidak mau merasakan sensasi baru? Abang tidak bosan karena melakukannya dengan mbak Rahmi terus? Kita juga variasi lain bang. Coba lah ..." lagi-lagi Jefri merayu.
"Apalagi, Armina belum pernah melahirkan seperti istri-istri kita ... Jadi, bisa dibayangkan, bukan? Bagaimana." kekeh Jefri.
Alhasil, pertahan Firman roboh hanya dengan sedikit rayuan Jefri. Dia pun, menunggu adiknya untuk membelikan makanan agar bisa menyogok Armina, si gadis malang yang menerima perlakuan buruk dari lelaki bejat.
Akhirnya, hampir setiap malam Jefri dan Firman bergantian menggilir Armina. Gadis lugu tersebut pun, menikmati apapun yang mereka lakukan. Karena dia tidak tahu, jika itu adalah sesuatu perbuatan yang menjijikkan.
ana yg tersakiti,Kinan yg menikmati
dan si Jefri dan firman perlu di ruqyah 😁😁