Jiwa Naga Sejati
Kota Tao berada di pinggir sungai Liong yang memanjang dari laut selatan ke arah hulu nya di Utara di pegunungan Kuan Lun perbatasan antara negeri Song dan negeri Fang.
Malam telah mencapai titik tengah nya,angin mulai bertiup perlahan, dan lama kelamaan kian kencang sehingga menggoyang goyang pohon Tao yang banyak tumbuh di sekitar rumah penduduk itu.
Kilat menyambar berbarengan dengan dentuman petir di malam buta itu.
Tidak hanya sekali,tetapi kilat dan petir itu berlomba cepat berkali kali ber dentum nyaring.
Tidak lama hujan lebat yang disertai angin kencang pun turun, sehingga dahan pohon Tao berderak detak seakan mau patah.
Di sebuah rumah mewah milik keluarga Zhang,nampak beberapa orang terlihat sibuk mondar mandir di teras rumah,ada yang duduk dan ada pula yang berdiri,namun dari semua nya itu,terlihat jelas di wajah mereka satu kecemasan luar biasa.
Tuan besar Zhang sesekali keluar dari dalam rumah menemui orang orang itu,lalu kembali lagi ke dalam dengan wajah yang sangat cemas.
Sementara itu di dalam rumah besar itu,di depan sebuah kamar yang juga besar,nampak seorang pemuda dua puluh dua tahun sedang berjalan mondar mandir tidak karuan.
Dari raut wajahnya nampak kegelisahan dan ke khawatiran yang luar biasa.
Pemuda itu adalah tuan muda Zhang yang bernama Yong Kai.
Dia sedang menunggu sang istri tercinta nya melahirkan putra pertama mereka.
Namun semenjak tadi sore,hingga lewat tengah malam ini,bayi mereka belum juga lahir.
Berpuluh puluh dukun beranak di datangkan, maklum saja keluarga Zhang adalah keluarga paling kaya di kota Tao ini,sehingga urusan dukun beranak tidak masalah begi mereka.
Diluar hujan badai masih saja turun disertai dengan kilat dan dentuman petir susul menyusul.
"Duhai Dewa,tolong selamatkan istri hamba, dia adalah kebahagiaan hamba,cahaya mata hamba,tolonglah Dewa,dengarkan permintaan hamba ini!"doa itu selalu terucap sepanjang waktu dari bibir tuan muda Yong Kai.
Pemuda baik hati ini memang sangat mencintai Xue Bao Yu, gadis cantik yang dia pilih menjadi istrinya itu.
Wanita bernama Xue Bao Yu itu memang gadis tercantik di kota Li Cuan sebelah barat kota Tao, banyak pemuda yang terpikat dengan kecantikan nya,tetapi pada akhirnya,mereka harus menelan kekecewaan saja karena tuan muda Zhang lah yang berhasil memboyong sang gadis cantik idaman pemuda kota Li Cuan itu ke kota Tao.
Xue Bao Yu bukanlah orang sembarangan pula, dia nona muda keluarga Xue yang juga terkenal paling kaya di kota Li Cuan.
"Bum !!"...
Terdengar lagi suara dentuman petir membelah kesunyian malam itu.
Entah sudah berapa puluh kali suara petir menyambar tiada henti hentinya itu,sangkin kuat nya suara petir itu,sehingga bangunan pun terasa berguncang sesaat.
Para dukun beranak yang berada di dalam kamar pun berusaha menolong persalinan itu dengan sekuat tenaga.
"Kakak ipar,duduklah sebentar,hati ku menjadi degdegan bila melihat kakak ipar terus mondar mandir seperti itu" suara halus dari seorang wanita cantik bernama Xue Xiu Fan,adik bungsu dari Xue Bao Yu itu menegur sang kakak ipar yang terus saja mondar mandir di depan pintu kamarnya sendiri.
"Adik Fan,bagai mana aku bisa duduk tenang, bila di dalam sana kakak mu sedang berjuang sendirian tanpa aku bisa berbuat apa apa!" pemuda Yong Kai itu menyahuti teguran dari sang adik iparnya itu.
"Iya kak,tetapi hati ku tambah panik bila melihat kau terus mondar mandir seperti itu"kata Xiu Fan lagi.
"Iya nak,adik ipar mu benar,duduklah dan berdoa kepada Dewa semoga dia menolong Bao Yu,dan mempermudah kelahiran nya"kata nyonya besar Zhang menegur sang putra.
Tuan muda Yong Kai akhirnya menuruti juga perkataan dari ibunya itu.
Dia duduk di lantai dengan bersandarkan ke dinding dekat pintu kamar.
Tetapi ternyata itu cuma sebentar saja,ketika petir berdentum lagi,kembali dia berjalan mondar mandir di depan kamar itu.
Sementara itu di dalam kamar mewah itu,Bao Yu masih berjuang keras melahirkan putranya itu.
Kini seluruh energinya sudah terkuras habis, tinggal sisa sisa terakhirnya saja lagi.
Perlahan air matanya mengalir jatuh di pipinya,di pegang nya tangan sang ibunda yang kebetulan mendampingi persalinan sang putri nya itu.
"Ibu,Yu er sudah tidak kuat lagi bu,ampuni semua kesalahan Yu ya bu,tolong jaga anak ku nanti bu,jaga kan anak ku bu,dia kasih sayang ku bu,ini perjuangan terakhir ku bu,aku sayang ibu" selesai mengucapkan kata kata itu,Bao Yu segera mengerahkan tenaga terakhirnya untuk mengeluarkan sang putra.
"Bum!!"...
Petir berbunyi kembali disertai desau angin membawa air hujan tumpah ke bumi.
Bersamaan dengan suara dentuman petir itu,terdengar sayup sayup tangisan seorang bayi kecil.
Tetapi ketika melihat sang bayi itu,seluruh dukun beranak serta beberapa yang hadir disitu menjadi tertegun.
Bayi itu terlahir dengan kulit yang dipenuhi oleh sisik seperti kulit ular.
"Bu,mana anak ku bu,laki laki apa perempuan ?" tanya Bao Yu dengan lemah.
Dengan menguatkan hatinya,nyonya besar Xue memperlihatkan sang cucu ke dada putrinya itu.
"Anak mu laki laki Yu er, lihat lah anak mu,tetapi kuatkan hati mu ya" kata nyonya besar Xue.
Bao Yu memperhatikan bayi nya,dia tersenyum bahagia menatap bayinya yang terlahir dengan kulit seperti kulit ular itu.
"Bu,meskipun pisiknya seperti itu,tetapi dia tetaplah putra ku,kasih sayang ku,tolong bilang pada adik Xiu Fan,tolong jaga putra ku ya,ku titip dia bu"itulah kata kata terakhir dari Bao Yu.
Setelah itu wanita cantik itupun terdiam untuk selama lamanya sambil mendekap sang putra di dadanya.
"Yu er !, yu er !, yu er putri ku,bangun sayang, bangun lah,bangunlah sayang,ini ibu sayang,ayo bangun lah sayang !" teriak nyonya besar Xue sambil mengguncang guncang tubuh sang putri.
Sementara itu sang bayi segera di ambil oleh salah satu dukun beranak.
Xiu Fan yang lamat lamat mendengar teriakan dari ibunya di sela sela suara desau hujan,segera masuk ke dalam kamar itu.
Di dalam kamar dia tertegun menatap sang kakak yang kini terbaring diam dengan wajah pucat pasi,dan di guncang guncangkan oleh ibunya sambil menangis histeris.
"Ka kakak Yu, kakak yu,bangun kak,bangun lah kak,huu huu huu, bangun kak!" jeritan nya pun pecah disela sela tangisannya.
Di peluknya jasad sang kakak tercinta nya itu sambil menangis meraung Raung histeris.
Tuan muda Yong Kai tertegun di depan pembaringan tempat sang istri bersalin.
Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Baru tadi sore dia masih bercanda ria dengan sang istri,kini sang istri telah terbujur kaku.
"Tidaak!, ini tidak nyata kan, ini pasti hanya mimpi saja,aku harus bangun dari mimpi ini,meme,bangunlah,ini aku sayang,bangunlah meme !!" teriaknya sambil mengguncang guncang tubuh sang istri yang terdiam tidak merespon apapun juga.
Tangis pemuda itu meraung pilu sambil mendekap tubuh sang istri di pelukannya.
Nyonya besar Zhang cuma bisa tertunduk sambil menangis sedih menatap nestapa yang di rasakan putra tersayang nya itu.
Alam seperti tahu diri, serentak hujan badai kilat petir berhenti,dan langit malam cerah kembali.
Sedangkan tuan besar Zhang cuma bisa diam termangu menatap kearah luar jendela yang masih ada sisa sisa tetes air hujan itu.
Dia tahu betapa berat derita putra nya itu setelah kehilangan sang istri yang sangat di cintainya itu.
Dia tidak sanggup berkata kata,dadanya terasa berat,sekuat daya dia tahan jangan sampai air mata nya ikut tumpah juga.
Perlahan tuan besar Zhang bangkit berdiri dan berjalan memasuki kamar sang putra.
Disana dia melihat putra nya masih memeluk sang istri sambil menangis pilu,sesekali di cium nya pipi sang istri yang sudah tidak bernyawa lagi itu.
Di tepuk nya pundak putra tersayang nya itu sambil menarik nafas dalam-dalam, "Yong Kai anak ku,kau tahu kenapa ayah memberi mu nama Yong Kai, Yong artinya pemberani dan kuat, sedangkan Kai artinya kemenangan,ayah ingin kau berani dan kuat menghadapi segala masalah untuk mencapai kemenangan,ingat ingatlah itu anak ku"kata tuan besar Zhang sambil membelai kepala sang putra tersayang nya itu.
Yong Kai menatap wajah sang ayahnya itu, "ayah, aku tidak sekuat harapan ayah,meme ku telah membawa sebagian hidup ku pergi bersama nya ayah,rasanya aku ingin ikut meme ku saja ayah,aku tidak lagi sanggup menatap dunia ini tanpa dia,dia pergi dengan membawa separoh hidupku ayah"...
"Tidak putra ku,kau harus kuat,atau keluarga kita akan berakhir" kata tuan besar Zhang menguatkan hati sang putra.
Sementara itu di kamar lain,nampak Xiu Fan adik Bao Yu dan sang ibu sedang berbincang sambil melihat keadaan putra Bao Yu.
Sang ibu menceritakan semua wasiat dari Bao Yu untuk Xiu Fan agar memelihara dan menjaga putranya itu.
"Begitulah putri ku,pesan dari kakak mu,bersedia kah kau menjaga dan merawat putra nya nak ?"tanya nyonya besar Xue.
"Bu,bagai manapun juga anak kakak Yu adalah anak ku juga bu, meskipun tidak ada pesan dan permintaan dari nya, aku akan tetap merawat serta menjaga nya bu,betapapun keadaan nya,didalam dirinya ada jiwa kakak Yu yang masih hidup,tetapi tentu saja bila sang ayah nya tidak bersedia merawat nya,tetapi bila sang ayah mau merawat putra nya itu,tentu saja kita tidak punya hak untuk merebut nya bu"kata Xiu Fan.
Malam itu kesedihan menyelimuti keluarga besar Zhang dan Xue.
Sepanjang sisa malam, tuan muda Zhang terus menerus menangis meratapi kepergian sang istri yang sangat di cintainya itu.
Untuk sementara waktu, bayi kecil itu di rawat oleh bibi kecilnya saja yaitu Xiu Fan yang merupakan anak bungsu dari keluarga Xue.
Ke esokan harinya,acara pemakaman pun di laksanakan secara hikmat tanpa menunggu tuan besar Xue datang.
Selesai acara pemakaman itu, tuan muda Zhang masih tidak bisa mengurangi beban derita di hatinya, diam membisu duduk diatas pusara sang istri tercintanya itu.
Di peluk nya pusara sang istri sambil menangis tersedu sedu,dengan sesekali memanggil manggil nama sang istri.
Tidak jauh dari situ, nampak beberapa pengawal pribadi keluarga Zhang berdiri dengan sikap waspada menjaga tuan muda mereka.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Uki Lie
mantap novel nii
2024-10-27
0
Anonymous
keren
2024-10-21
0
Albertus Sinaga
awal cerita yg penuh perjuangan
2024-10-06
0