NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23 Menahan Kesabaran

"Pak Agung dan Bu Sonya kenapa datang kemari?" tanya Jelita heran campur curiga.

"Sebelumnya kita minta maaf banget ya Ta karena sudah nekat menemui kamu. Kamu ada waktu longgar gak, Ta? Kita mau ngomong penting sama kamu," jawab Agung dengan jantung berdebar-debar.

"Kalian pingin ngomong penting soal apa?" selidik perempuan cantik berumur 27 tahun itu.

"Kalau ngobrolnya di tempat lain gimana, Ta? Gak enak kalau didengar sama orang lain," ucap pria tersebut.

"Kebetulan di belakang ada sebuah ruangan yang bisa dipakai untuk ngobrol."

Setelah berkata demikian, Jelita pun mengajak Agung dan Sonya menuju ke sebuah ruangan berukuran 3 x 3 meter yang isinya mirip ruang kerja.

"Kalian ingin ngobrol penting soal apa?" Jelita mengulang pertanyaannya yang membuat Agung memberi isyarat berupa senggolan ringan di tangan istrinya.

"Anu Ta, begini... Kita sudah diberitahu sama Mas Baskoro dan Mbak Dewi tentang masalah kalian... Aku dan Mas Agung yang juga termasuk keluarga mereka bener-bener minta maaf dengan kejadian itu...," timpal Sonya agak gugup.

"La terus?" imbuh perempuan cantik tersebut.

"Tujuan kita datang ke kota ini sebenarnya mau ada perlu sama kamu, Ta," sela Agung yang sudah mulai bisa ditebak bakal kemana arah pembicaraan mereka oleh Jelita.

"Kalian ada perlu sama aku? Ada perlu apa?" perempuan berumur 27 tahun itu pura-pura tidak tahu.

"Anu Ta, sebenarnya Pak Lik mau minta tolong sama kamu untuk nyarikan kerjaan sama pinjem duit," sahut Agung persis seperti prediksi Jelita dengan menahan rasa malu.

"Kalau gak salah ingat bukannya Pak Agung sudah kerja di pabrik? Trus kenapa pula kalian jauh-jauh ke sini hanya untuk pinjem duit sama aku? Pinjem di bank atau ke temen Pak Agung kan bisa," tukas perempuan cantik tersebut.

"Pak Lik kena PHK, Ta. Trus Pak Lik niat pinjem duit ke kamu karena sudah gak ada yang bisa Pak Lik mintai bantuan. Pak Lik sudah punya pinjaman di bank yang lunasnya masih ada 1 tahun lebih," ujar pria itu.

"Pak Agung sudah diberitahu sama Pak Baskoro belum kalau dia punya hutang puluhan juta ke mendiang Papaku?" tanya Jelita.

"Sudah, Ta," balas Agung.

"Kalau Pak Agung nekat nemui aku sekalipun sudah diberitahu oleh Pak Baskoro, berarti Pak Agung mau ngikuti jejak dia gitu? Mau ikut manfaatin aku juga?" sindir perempuan tersebut terang-terangan.

"Pak Lik terpaksa Ta, soalnya bingung banget mau minta tolong ke siapa lagi. Mas Baskoro sama Mbak Dewi sebenarnya sudah nglarang kita agar gak ngusik kamu," pria itu rela kehilangan muka demi mendapat bantuan dari Jelita.

"Sebenarnya kita mau minjem duit ke kamu karena untuk nyaur utang ke Ibuknya Mas Agung yang sudah ngomel-ngomel minta duitnya dikembalikan, Ta," Sonya membantu suaminya bicara.

"Kalian pingin minjem duit aku jaminannya apa agar aku percaya kalau kalian bisa nyaur? Apalagi rumah kalian di luar kota," untuk kedua kalinya perempuan tersebut menyindir pasangan suami istri itu.

Hening, tidak ada jawaban, karena Agung dan Sonya hanya modal nekat saja.

Karena Jelita tidak mau berlama-lama ngobrol dengan kedua orang itu, dia pun melepas cincin yang biasa dia pakai lalu meletakkannya di atas meja.

"Kalian jual saja cincinku ini dan gak perlu kalian kembalikan duitnya. Sekarang kalian pergi dari sini dan jangan pernah nemui aku lagi," kata perempuan itu untuk terakhir kalinya yang dituruti oleh Agung dan Sonya setelah mengambil cincin dan mengucapkan terimakasih.

Sepeninggal Agung dan Sonya, Jelita mengambil nafas dalam beberapa kali sambil memegang dadanya agar suasana hatinya kembali stabil. Dipikirnya setelah dia membongkar kebusukan Rico dan keluarganya masalah bakalan berkurang, ternyata malah muncul ujian lain.

*

"Kamu kenapa Ta, kok lemes begitu?" tanya Ratih saat melihat Jelita yang baru pulang dari toko trus langsung duduk di kursi dengan ekspresi lesu.

"Tebak Tih aku tadi ketemu sama siapa?" sahut perempuan itu tidak bersemangat.

"Kamu ketemu sama Rico si buaya buntung yang nanyain Elvira lagi?" Ratih coba menebak.

"Bukan Tih, aku ketemu sama Pak Lik dan Bu Lik nya si Rico. Kamu tahu mereka nemui aku ada perlu apa?" ujar Jelita.

"Utang duit?" jawab Ratih asal-asalan tapi malah jitu.

"Betul Tih, mereka utang duit. Padahal Baskoro sama Dewi sudah cerita ke mereka tentang masalah aku dengan keluarga mereka," tutur perempuan berumur 27 tahun itu.

"Busyet dah, kok gak tahu malu banget sih mereka," umpat Ratih geregetan.

"Jadi mereka itu jauh-jauh dari Kediri ke sini niatnya pingin nemui aku, Tih. Pak Agung itu minta dicarikan kerjaan sama mau ngutang. Bilangnya dia itu bingung karena sudah gak ada orang lain yang bisa bantuin dia," terang Jelita.

"Trus kamu utangin mereka gak, Ta?" tanya Ratih yang dijawab sahabatnya dengan memperlihatkan tangan kanannya.

"Cincinmu kamu kasih ke mereka? Kenapa diladeni sih, Taa?" Ratih menyesalkan sikap Jelita yang dinilai masih terlalu baik.

"Aku terpaksa melakukan itu karena gak pingin diganggu sama mereka lagi, Tih. Setelah aku berikan cincinku, aku ulti mereka agar jangan nemui aku lagi," kata perempuan berumur 27 tahun itu terus terang.

"Yang sabar ya Mbak, aku gak nyangka keluarga Rico kayak begitu. Untung-untung aku gak jadi nikah sama dia," Elvira yang sedari tadi hanya menyimak percakapan antara Jelita dan Ratih, sekarang baru buka suara.

"Beneran lo El, kamu kalau disuruh balikan sama Rico jangan mau, bahaya, bisa-bisa keluargamu dimanfaatin sama mereka," untuk kesekian kalinya Jelita memperingatkan Elvira.

"Iya Mbak."

Baru saja obrolan mereka berhenti beberapa detik, terdengar suara langkah kaki orang mendekat ke rumah kontrakan Ratih. Segera saja Elvira beranjak lalu masuk ke kamar kemudian menguncinya dari dalam.

"Heh buaya buntung! Kamu ngapain lagi ke sini?!" sengak Ratih setelah membuka pintu rumah. Dari pintu yang terbuka, Rico bisa melihat Jelita yang sedang duduk di sofa sambil memainkan HP nya.

"Aku ada perlu sebentar dengan Jelita," sahut Rico dengan menahan rasa malu karena masih disebut buaya buntung oleh Ratih.

"Ta! Dicari buaya buntung nih! Kamu mau ngomong sama dia atau aku usir saja?!" seru Ratih dengan sengaja merangkai kalimat yang menyindir Rico yang semakin membuat pemuda itu malu.

"Usir saja, Tih!" sahut Jelita dari ruang tamu tanpa matanya beralih dari HP nya.

"Kupingmu sudah denger kan? Mending kamu cepat pergi sono gih, sepet aku lihat penampakanmu," sergah Ratih.

"Ta, aku pingin bicara penting sama kamu sebentar lo!" bukannya pergi, pemuda itu malah ngajak ngomong Jelita.

"Ogah!" balas perempuan itu yang langsung bangkit dari tempat duduknya lalu masuk ke kamar Ratih kemudian menutup pintu kamar.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!