Kata orang cinta itu indah,bisa membuat orang tertawa,dan berbunga-bunga,namun juga bisa buat orang menangis,tangis bahagia kah itu? atau tangis karena sakit?
Tapi bagiku cinta itu ibarat luka tak berdarah,sakit tak tau dimana sakitnya,itulah cinta yang aku rasakan,benarkah itu cinta? ataukah sesungguhnya itu luka yang ku kira cinta?
Tuhan....aku mengimpikan cinta yang seperti orang katakan,cinta yang seperti kisah cinta Rasulullah dengan bunda Aisyah,atau seperti cintanya Rasulullah pada bunda Khadijah_..
@..Adiba Khanza.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
" Selamat ya Diba,nilai kamu sangat memuaskan,selamat menjalani masa internship,saya tunggu kamu di FG hospital " Randy mengucapkan selamat pada Adiba setelah para koas dan tim medis di rumah sakit itu melakukan acara perpisahan,dan nilai mereka sudah mereka kantongi.
" Terimakasih dok, semuanya berkat bantuan dokter juga,maaf jika saya masih terus merepotkan anda dok" Adiba semakin sungkan dengan kebaikan residence nya itu.
Dokter Randy tersenyum,di matanya Adiba sosok wanita yang nyaris sempurna,bukan karena rupanya yang memang sangat rupawan,tapi karena akhlak dan kepribadian nya yang sangat santun,di tambah dengan sikap sifat nya yang mandiri dan sangat menyayangi ibunya.
" Adam sudah berpesan untuk membantu dan menjaga mu,dia menganggap mu adiknya, sedangkan saya sahabatnya,saya tak ingin mengecewakan sahabat saya" Randi selalu beralasan karena Adam yang memintanya, padahal semua orang juga tau,dokter tampan pemilik klinik itu menaruh perasaan pada Adiba.
Adiba mengangguk seraya tersenyum " Mas Adam memang terbaik,sejak kecil saya terbiasa merepotkan nya" Adiba tak memungkiri kebaikan pria yang bernama Adam, tetangganya,putra dari bibi Santi, yang telah ia anggap sebagai keluarganya sejak ia kecil.
" Kapan kamu akan memulai internship?" dokter Randy bertanya serius.
" Usahakan secepatnya,sebelum keberangkatan saya ke Singapura,saya akan mengikuti beberapa seminar di sana dan mungkin juga akan ber lanjut ke beberapa negara lainnya " tambah dokter Randi.
" Insyaallah secepatnya dok,tidak ada alasan kan untuk saya menundanya,saya ingin segera selesai dok,agar bisa secepatnya mendampingi ibu menjalani perawatan nya di sana,siapa tau bisa sekalian saya cari job di sana" jawab Adiba pasti.
Dokter Randy tersenyum tipis seraya menggangguk, itu juga salah satunya yang ia kagumi dari Adiba,pintar dan cerdas,tidak pernah menyia-nyiakan peluang,sejak ia mengenal Adiba,gadis cantik itu selalu semangat walaupun masalah tengah menderanya.
Adiba tidak pernah tau tentang latar belakang Randi, yang ia tau Randi adalah pria yang cerdas,baik dan pintar,sama seperti Adam,Abang angkat nya.
" Bagaimana kalau Minggu depan? Kamu saya kasi istirahat satu Minggu,mungkin kamu ingin menjenguk ibu mu? Saya bisa bantu mengurus keberangkatan dan tiket kamu, anggap itu sebagai hadiah atas prestasi yang kamu raih hari ini" putus Randi.
Adiba terdiam mendengar keputusan dan tawaran Randi,menjenguk ibunya ? Sangat,Adiba sangat ingin,tapi ia memikirkan bagaimana kalau tuan Jhon menghubungi nya dan mengatakan Abizar memintanya untuk datang ke villa?,Adiba jadi merasa gelisah.
" Bagaimana Adiba? " tanya dokter Randy.
Adiba tersadar dari lamunannya" akan saya jawab besok dok di klinik,saya izin berfikir dulu" jawab Adiba akhirnya,ia sangat merindukan ibunya,sudah hampir enam bulan ia tak melihat ibunya secara langsung,tak memeluk dan mencium wanita yang telah melahirkan nya itu.
Adiba melihat ibunya hanya melalui video call yang rutin ia lakukan bersama perawat yang ia pekerjaan untuk menjaga dan merawat ibunya.
Adiba berharap ia segera datang bulan, karena saat ia datang bulan lah Abizar tak memintanya untuk datang ke villa,entah laki-laki itu tau masa ia kedatangan tamu bulanan nya itu atau mungkin hanya kebetulan saja.
Dokter Randy mengangguk " Baiklah,saya tunggu besok jawaban dari kamu, ingat dokter Adiba,jangan banyak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, karena biasanya kesempatan itu hanya akan datang satu kali dan penyesalan akan datang di akhir" nasehat dokter Randi.
" Kalau datang nya duluan itu namanya pendaftaran dok,dan akan saya pastikan itu Minggu depan,saya akan mendaftarkan diri saya sebagai dokter internship di rumah sakit yang anda rekomendasi kan itu " ucap Adiba.
Dokter Randy tersenyum tipis seraya menggeleng namun juga mengangguk" kamu ya bisa aja jawab ucapan saya" ucap nya, seraya refleks tangan nya terangkat dan mengusap lembut puncak kepala Adiba yang terbungkus hijab, membuat Adiba terdiam kaku.
Sedangkan dokter Randi yang menyadari bahwa dirinya telah lancang,jadi merasa sangat canggung " Maaf" ucap nya cepat dan segera melangkah meninggalkan Adiba yang mengangguk dengan wajah menunduk.
Kejadian tak terduga itu disaksikan langsung oleh beberapa teman koas Adiba dan beberapa dokter lainnya,juga beberapa perawat yang tersenyum dan saling senggol, mereka semua tau dokter spesialis bedah itu menaruh rasa pada koas termuda itu.
" Udah dok ga perlu malu gitu, semua yang bekerja di rumah sakit ini juga sudah tau,bahwa dokter spesialis bedah terbaik,termuda dan paling tampan di kota ini sedang jatuh cinta pada seorang koas cantik" ledek salah seorang perawat dengan gaya bercanda nya, membuat yang lain tertawa, sedangkan Adiba menjadi salah tingkah karena malu.
" Sudah jangan di godain terus,kan dokter Diba jadi malu"bela seorang dokter muda yang selalu baik pada Adiba,dokter muda itu adalah salah satu dokter yang selalu menjadi asisten dokter Randi saat menjalani operasi.
" Udah dok tenang aja, yang penting diantara saya dan dokter Randi tidak ada hubungan khusus,waktu akan membuktikan,jika pun kami berjodoh, mungkin itu memang salah satu rahasia Tuhan yang di tunjukkan" ucap Adiba menanggapi santai komentar-komentar lucu para rekan dan seniornya.
***
Di lain tempat.
Abizar baru saja selesai makan siang bersama Dea,Dea memintanya untuk menemaninya makan siang,dan entah memang kebetulan atau mungkin Dea sedang beruntung,Abizar baru saja selesai melakukan pertemuan dengan klien nya di restoran yang Dea sebutkan, sehingga ia langsung menerima tanpa perlu berfikir lagi.
" Bagaimana pekerjaan kamu? Lancar? Apakah ada yang menyulitkan mu?" Abi menunjukkan kepeduliannya pada Dea,ia memang selalu seperti itu,dan alasan itulah pula Dea berusaha keras mempertahankan nya,selain karena paras dan derajatnya,Dea juga sangat mencintai Abizar.
" Tidak ada yang sulit,bang Randi ternyata sudah mengkoordinir pada beberapa tenaga medis yang ada di rumah sakit,juga sudah mengatasi keusilan para senior" jawab Dea santai.
Abizar mengangguk seraya tersenyum, ia sudah pernah menceritakan tentang hubungan nya dengan Dea pada Randi, Randi tau siapa dan bagaimana Dea,Dea adalah juniornya saat kuliah, mereka kuliah di universitas yang sama, begitupun dengan Abizar dan kedua sahabatnya,hanya saja mereka di jurusan yang berbeda.
Randi menuruti kemauan kedua orang tua angkat nya, mereka memiliki bisnis di kesehatan,yaitu beberapa rumah sakit,maka itu Randi di minta mengambil pendidikan di bidang itu, dengan menjadi seorang dokter, sebagai seorang anak adopsi Randi tidak akan mungkin menolak.
Terlebih pendidikan pilihan orang tuanya cukup menjamin masa depan nya,ia juga mendapatkan posisi yang tidak main-main di salah satu rumah sakit milik orang tua angkatnya, walaupun ia tau ia bukanlah sebagai pewaris tunggal, tapi Randi tau keluarga angkatnya itu sangat menyayangi nya,tak membedakan antara dirinya dan putra tunggal mereka.
" Oh ya by..kamu tau aku ketemu lagi sama adik cantik yang pernah aku ceritain ke kamu itu,dan ternyata dia cukup dekat dengan bang Randi" Dea tiba-tiba teringat pada Adiba,gadis cantik sudah beberapa kali tak sengaja bertemu dengan nya,dan terakhir beberapa hari yang lalu saat ia mengunjungi klinik milik Randi .
" Yang mana? Abang sedang dekat dengan seseorang? Tumben?" Abizar sangat tau Randi,ia sangat sulit untuk dekat dengan seseorang terlebih wanita,Randi termasuk tipe pemilih dalam berhubungan, bahkan untuk berteman,sama seperti dirinya.
" Yang aku bilang kami tabrakan di depan supermarket, ternyata adik itu mahasiswi kedokteran,malah sudah koas,tapi dia kerja di klinik bang Randi juga, sepertinya bang Randi suka sama tu cewek,wajar sih" cerita Dea.
" Kenapa wajar?" Abizar merasa heran.
" Adik itu pintar,baik dan paling mencolok dari dia itu paras nya yang cantik, wajahnya seperti bayi, kulitnya lembut seperti tak ber pori,aku aja yang seorang dokter spesialis kulit ga memiliki kulit sebagus dia" puji Dea.
Mendengar cerita Dea tentang seseorang membuat Abizar teringat dengan seseorang pula,sudah satu Minggu ia tidak melihat dan menyentuhnya,ia merasa rindu menyentuh kulit seputih salju dan sehalus kulit bayi itu, entah mengapa beberapa bulan terakhir ini Abizar seperti mengurangi menyentuh nya.
Abizar menggeleng mengingat kekonyolan pikiran nya yang tiba-tiba muncul adegan dewasa yang ia lakukan pada Adiba,ia menginginkan nya,tapi ia tau ini adalah jadwal Adiba tak bisa ia sentuh.
" Kamu kenapa by?" Dea bertanya heran, melihat Abizar yang tiba-tiba menggeleng kan kepalanya,ia tak tau pria yang berstatus kekasihnya itu tengah berusaha menghilangkan bayangan seseorang di pikirannya.
" Tidak ada,hanya kepala ku terasa sedikit kurang nyaman,tapi ini sudah ok,kamu sudah selesai? Aku harus kembali ke kantor sekarang " jawab Abizar cepat.
" Oh...ya sudah, kalau begitu aku juga ingin ke suatu tempat, menjumpai seseorang "
" Siapa? Dimana?" Abizar bertanya pada Dea.
" Mau ketemu adik cantik itu,hari ini menerima gelar dokter nya karena hati ini kemarin dia telah menyelesaikan ujian UKMPPD, dan hati ini adalah hari ia mengikrarkan sumpah dokternya,dan kata bang Randi dia adalah salah satu lulusan terbaik saat UKMPPD kemarin" jawab Dea .
Abizar mengangguk tanpa memberikan komentar apapun,ia tau Dea adalah wanita yang cerdas dan pintar dalam memilih teman,jadi ia tidak perlu khawatir dengan siapa Dea bergaul, karena Dea juga terlahir dari keluarga yang cukup terpandang.
Hidup yg sdh jelas tp dibuat samar. .
Atas bawah mumet...
wkwkwk