Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Sudah seminggu ini Bella dan Elang tidak saling bertemu. Bella memang sengaja tidak ingin melihat wajah menyebalkan milik Elang. Ia hanya akan ke rumah Elang jika ingin bertemu Nadia, itu pun jika Elang tidak ada di rumah.
Tok tok tok .. Seseorang mengetuk kamar Bella.
"Siapa?"
"Ini Bunda!!" Bella bergegas membukakan pintu.
"Iya Bunda, ada apa? Kok pagi-pagi udah datang kesini?" Bella saja baru bersiap ingin mandi, tapi mertuanya sudah tapi dan cantik mencarinya ke rumah.
"Bella, Bunda tau kamu dan Elang sedang ada masalah!! Bunda juga tidak ingin ikut campur urusan kalian. Tapi pesan Bunda, kalian jangan saling menghindar begini, selesaikan masalah kalian secara dewasa!!" Nadia tau jika kedua anaknya itu memilik ego yang sama-sama tinggi.
"Iya Bunda, Bella coba" Mana bis Bella membantah Nadia. Mau tak mau pasti Bella akan menurutinya.
"Dan satu lagi, setelah ini Bunda akan pulang kampung untuk beberapa hari. Kamu pulang ke rumah ya? Segera selesaikan masalah kalian, tidak baik kalian seperti ini terus. Kalian sudah sama-sama dewasa. Bunda titip Elang ya?" Bunda memeluk Bella sekilas.
"Iya Bunda, Bella ngerti" Bella mencium tangan Nadia.
"Ya sudah, bunda pergi dulu!!"
"Iya, bunda hati-hati!!" Nadia tersenyum lembut kepada putri kesayangannya itu.
Sebenarnya kepergian Nadia hanya alibinya saja. Ia ingin memberikan ruang untuk pasnagan suami istri itu. Mereka butuh banyak waktu untuk saling memahami. Semoga usaha Nadia kali ini tidak sia-sia.
***
Mita sedang menjahit gaun pesanan klien, tangannya sudah ulet dan terampil karena Mita juga berbakat dalam hal merancang busana. Tapi di balik itu, ada Bella yang terus membimbingnya.
Sebenarnya Mita sejak tadi risih karena Bella terus memandanginya. Tapi Mita pura-pura tidak melihat tatapan Bella yang seperti mengulitinya itu.
"Kedip Bell, bola matamu itu sudah hampir copot!!" Mita mulai tidak tahan dengan tatapan Bella.
"Hi hi .. Mit, apa kamu nggak kepikiran untuk menikah?" Mita mengerutkan keningnya karena tidak angin tidak ada hujan tiba-tiba Bella menanyakan hal itu.
"Kenapa? Mulai risih aku tempelin terus?" Mita memicingkan matanya.
"Bukan begitu!! Kan kamu juga sudah cukup umur untuk menikah. Sudah waktunya kamu punya jalan hidup sendiri. Bukan berarti kamu pergi dari sini, tapi maksudku kamu juga harus memikirkan diri kamu sendiri. Kamu selama ini selalu ada di sisiku Mit, selalu ada buat aku. Aku ingin kamu juga meraih kebahagiaanmu!!" Ucap Bella dengan hati-hati, takut akan menyakiti perasaan Mita.
"Jangan bilang kamu kepikiran omongan Elang waktu itu??" Mita berkacak pinggang menatap Bella.
"Bella dengar ya!! Aku dari dulu selalu mengikuti kemanapun kamu pergi itu karena kemauanku sendiri. Jadi tidak usah pikirkan omongan orang lain. Karena orang hanya akan menghujat tanpa melihat kebaikan kita!!" Mita melihat wajah Bella sedikit sendu meski tertutup dengan wajahnya yang datar.
"Iya Mit aku ngerti!!" Bella memang hanya punya Mita sebagai sahabat yang di percayanya dari dulu. Mita tau semua tentang dirinya hingga ke jeroan jeroannya.
"Ngomong-ngomong, Resto mau buka mulai kapan Bell?" Mita mulai melanjutkan pekerjaannya setelah mendengarkan petuah Bella tadi.
"Rencananya tiga hari lagi. Semuanya udah siap kok, cuma aku pinginnya hari itu aja" Bella membiarkan jarinya menari-nari di atas kertas, membuat goresan-goresan indah dengan pensilnya.
"Kamu mau pergi sama Elang?" Mita menunggu jawaban Bella.
"Enggak!!" Jawab Bella tanpa beralih sedikitpun.
"Terus?"
"Sama Rayan mungkin!!" Bella mengedikkan bahunya seolah itu hal baisa saja.
"Astaga Bella, kamu sadar kan kalau sebenarnya Rayan ada hati sama kamu? Dan kamu juga sudah menikah Bella!!" Mita menepuk jidatnya.
"Aku sama Rayan cuma teman kok Mit. Lagian dia sendiri kok yang nggak mau anggap aku istrinya. Ya jadi buat apa?" Jawab Bella acuh.
"Terserah kamu deh, yang penting aku udah kasih tau kamu. Apa sekarang kamu udah ngga cin__"
"Hentikan Mita!!" Mita langsung menutup mulutnya
rapat-rapat setelah mendengar nada dingin dari Bella. Perempuan cantik itu menatap Mita tajam.
Bella meletakkan hadil coretannya, lalu beranjak pergi tak lupa membawa tas dan ponselnya.
"Aku mau pergi dulu, kalau ada apa-apa hubungi aku!!" Bella pergi mengacuhkan Mita yang meringis ketakutan melihat aura dingin yang keluar dari sahabatnya itu.
"Aduh m*mpus salah ngomong lagi!!"
***
Sesuai janjinya dengan Nadia, malam ini Bella pulang ke rumah Elang. Bella sampai di rumah saat matahari baru saja terbenam. Bella memasuki rumah yang tampak sepi itu. Tidak ada yang menyambut seperti yang di lakukan Nadia.
"Bi!! Kak Elang belum pulang?" Bi Wati yang sedang asik di dapur tidak mendengar kedatangan Bella.
"Oh Non Bella sudah pulang? Maaf Bibi nggak dengar Nin!! Kalau Den Elang belum pulang. Mungkin sebentar lagi" Ucap Bi Wati masih memegang sayuran di tangannya.
"Bibi mau masak?"
"Iya Non, buat Den Elang!!" Bi Wati menunjukkan bahan masakannya.
"Biar saya aja yang masak ya Bi, saya ganti baju dulu!!" Bella meninggalkan dapur setelah Bi Wati mengangguki perintahnya.
-
Bella memulai acara masak memasaknya dengan Bi Wati yang membantunya mencuci sayur dan memotong bawang. Selebihnya Bella melakukannya sendiri.
Dengan telaten Bella memasukkan satu per satu bumbu tumisnya, kemudian memasukkan bahan-bahan lain tanpa berpikir lagi karena semua sudah ada di luar otaknya.
"Bi, ini nanti Bibi yang siapkan di meja makan ya? Saya mau mandi dulu!!" Bella melepas appron yang melilit pinggangnya..
"Siap bos!!" Bi Wati memberi hormat kepada Bella dengan tangan kirinya.
Bella hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Bi Wati.
***
Elang turun dari mobilnya dengan wajah kusutnya. Sudah beberapa hari ini pekerjaannya menumpuk dan tak kunjung selesai. Tangannya memijat tengkuknya yang terasa sangat pegal karena seharian haris berkutat dengan layar komputernya.
"Elang!!" Suara Marisa membuat Elang berbalik.
"Maaf aku tadi pulang duluan, soalnya mau buatin kamu makan malam. Karena aku tau Tante Nadia nggak ada di rumah. Terus seharian ini kamu belum makan kan? Jadi kita makan berdua yuk?" Marisa menggandeng tangan Elang masuk ke dalam rumah. Elang hanya pasrah saja menuruti mantan calon istrinya itu.
"Kamu mau ganti baju dulu atau mau makan dulu. Kita makan di mana ya enaknya?" Marisa terus saja berceloteh sambil bergelayut manja di pengan milik Elang.
Sementara Elang sempat terpaku beberapa detik karena melihat wanita yang selama seminggu ini tidak di lihatnya. Pandangan mereka bertemu beberapa detik namun Bella segera memalingkan wajahnya.
"Lang, kamu kenapa?" Marisa heran kenapa Elang tiba-tiba berhenti dan terdiam.
"Ternyata ada Bella disini?" Marisa melihat Bella duduk di meja makan bersama Bi Wati.
"Oh ya, aku udah buatin Elang makan malam loh. Kamu mau gabung nggak?" Tanya Marisa belum melepaskan tangannya dari Elang.
"Loh kan Den Elang sudah dimasakin sama No__" Bella meraih tangan Bi Wati yang berada di bawah meja. Memberi kode untuk menghentikan ucapannya.
"Masakannya udah banyak banget loh Den kan jadi mubazir!!" Lanjut Bi Wati dengan suara yang halus takut keceplosan.
"Maaf Bi, tapi Marisa udah masak buat saya. Itu buat Bi Wati dan Bella saja" Elang masih menatap Bella walau istrinya itu tak menghiraukan kedatangannya.
"Bi, mulai besok nggak usah masak lagi ya!! Sayang makanan sebanyak ini jadi sia-sia, tidak usah pikirkan dia, kan sudah ada pacar yang mengurusnya!!" Bella melirik Elang yang tidak mampu membalas ucapannya.
"Maafkan aku Bella, aku nggak tau kalau ternyata Bi Wati sudah masak banyak untuk Elang" Marisa menunduk sendu karena merasa tidak enak dengan ucapan Bella tadi.
"Tidak masalah!! Bukannya kau senang kalau bisa mengurus SUAMI ORANG!!" Bella menekan kata di bagain akhirnya.
"Bella!!" Sentak Elang.
Bella tidak lagi peduli dengan Elang, ia memilih pergi mengotak atik ponselnya.
"Maaf ya Lang, gara-gara aku kamu jadi berantem sama Bella"
"Sudahlah Ca, aku dan dia memang tidak pernah akur, aku ganti baju dulu. Kamu siapkan makanannya!!" Elang memberikan senyuman tipis untuk Marisa.
Marisa mengangguk semangat, dengan lincah ia menyiapkan beberapa masakan yang di bawanya. Menyingkirkan masakan yang lebih dulu menghuni meja makan itu.
"Sudah siap?" Elang mengagetkan Marisa yang sedang tersenyum puas dengan makanan yang sudah disiapkannya.
"Sudah, ayo duduk!!" Mereka berdua duduk bersebelahan menikmati makan malam mereka. Sesekali Marisa melemparkan candaan yang membuat mereka berdua tertawa bersama. Sungguh pasangan yang romantis namun terhalang restu Tuhan.
"Bella kamu mau makan juga?" Marisa melihat Bella yang mengambil dua piring kemudian di isi makanan yang di singkirkan Marisa tadi.
Bella tidak menjawab pertanyaan tidak penting dari Marisa itu.
"Loh kok dua? Kamu mau makan sama siapa? Bi Wati ya?" Marisa tak hentinya bertanya walau kerap tak di sahut Bella.
"Hay!!" Suara menggelegar dari ruang tamu membuat ketiga orang itu menoleh.
-
-
-
-
-
Kira-kira siapa yang datang ya?
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
Semoga kalian suka😘
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..