NovelToon NovelToon
Ruang Hati Sang Kekasih

Ruang Hati Sang Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:660
Nilai: 5
Nama Author: Yarasary

Bagi Krittin, pernikahan ini bukanlah tentang cinta—melainkan tentang balas dendam. Bertahun-tahun ia menyimpan kebencian mendalam terhadap keluarga Velora, yang dianggapnya telah menghancurkan keluarganya dan merampas segalanya darinya. Kini, dengan perjodohan yang dipaksakan demi kepentingan bisnis, Krittin melihat ini sebagai kesempatan emas untuk membalas semua rasa sakitnya.

Velora, di sisi lain, tidak pernah memahami mengapa Krittin selalu dingin dan penuh kebencian terhadapnya. Ia menerima pernikahan ini dengan harapan bisa membawa kedamaian bagi keluarganya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah suami yang memandangnya sebagai musuh.

Ruang hati sang kekasih adalah kisah tentang pengkhianatan, luka masa lalu, dan perjuangan antara kebencian dan cinta yang tak terelakkan.


bagaimana kisah mereka? yuk kepoin kelanjutan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yarasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 (Hanian Arabella)

Hari ini Krittin di sibukkan oleh banyak nya pertemuan dengan para mitra bisnis untuk membahas mengenai proyek baru yang sedang ia jalankan, berpindah- pindah tempat dari satu hotel ke hotel yang lain sesuai jadwal yang di tetapkan. Krittin di temani oleh Elio, merupakan salah satu bodyguard kepercayaan dan juga sepupu jauh dari mendiang ayah nya, sedang Jayden tengah mengisi agenda lain untuk menyiapkan rapat yang selalu di lakukan satu tahun sekali dengan para pemegang saham Moonveil Corp.

" Saya baru tahu jika anda juga menekuni usaha perhotelan tuan Krittin, dan yang lebih membuat saya terkejut adalah pencapaian anda. Data-data yang asisten anda berikan sudah saya baca semuanya, karena itu saya tertarik untuk berinvestasi dalam proyek anda. "

Krittin mengulas senyum tipis, " Anda juga pengusaha yang darmawan tuan Sen, orang lain mungkin masih ragu karena Moonveil Corp yang mereka tahu hanya memiliki nilai sukses di bidang manufaktur dan Farmasi. Mereka tidak tahu jika perusahaan kami juga memiliki usaha lain yang sama besar dan sukses nya dengan dua bidang itu, termasuk perhotelan ini. "

" Saya senang anda mempercayai saya tuan Krittin, Selamat bekerja sama. "

Krittin menjabat tangan tuan Sen " Senang bisa bermitra dengan anda Tuan Sen. "

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya Krittin bisa mendapatkan waktu nya sendiri setelah seharian penuh terlibat dengan berbagai macam orang. Menikmati hembusan angin yang terasa dingin menggigit kulit nya, terduduk di dalam mobil dengan menghisap se puntung rokok sambil menatap beberapa orang yang berlalu- lalang di sana. Hingga tanpa sadar netra nya terpaku pada sosok gadis dengan balutan jaket hitam dan celana jins di atas lutut yang memperlihatkan paha putih nya.

Kening Krittin mengerut kala menyadari jika gadis itu tengah menjulurkan tangan nya diam-diam ke dalam saku celana seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di halte bus, entah mengapa melihat itu Krittin merasa tidak senang, padahal dia tidak biasanya ikut campur dengan urusan orang lain, tapi sekarang dia malah dengan inisiatif nya berjalan mendekati gadis itu dan menghentikan aksi nya. Elio yang mengamati pergerakan sang majikan hanya mampu mengerut kan kening kebingungan, pasalnya mereka berhenti di sisi jalan menuju mansion untuk Krittin menenangkan diri, namun ada apa dengan Krittin yang tiba-tiba menghancurkan ketenangan nya sendiri dengan memilih terlibat permasalahan seorang pencuri kecil.

Di tempat lain, gadis itu menoleh kala seseorang menahan pergelangan tangan nya. Keterkejutan sang gadis membuat pria paruh baya di sana ikut menoleh ke belakang, mendapati ke ganjalan ketika melihat tangan gadis itu yang berada tepat di saku celana nya.

" Apa yang kalian lakukan? "

Krittin melihat raut wajah gadis itu berubah ketakutan, bahkan tangan yang ada di genggaman nya terasa gemetar setelah mendapat pertanyaan biasa dari pria paruh baya di sana.

Pencuri tapi penakut, kenapa dunia ini semakin terpenuhi dengan orang-orang unik.

Merasa tak tega, dengan kasar Krittin menarik tangan sang gadis agar berdiri di balik punggung nya, abaikan dia yang hampir terjungkal karena tak siap dengan perlakuan itu.

" Adik saya sedang kabur dari rumah, maaf jika kami membuat anda tak nyaman. " Setelah mengatakan itu, Krittin dengan langkah besar nya meninggalkan halte bus, tak peduli dengan orang di belakang nya yang kesulitan mengimbangi kecepatan berjalan nya.

" Lepaskan. " Pinta gadis itu, berusaha memberontak, hingga tepat setelah berdiri di samping sebuah mobil mewah, tubuh nya hampir terhuyung ketika tangan nya di hempas dengan begitu kasar.

" Apa orang tua mu tak mengajari etika? Bagaimana bisa seorang gadis berkeliaran malam-malam sendirian? Mau mencuri lagi! "

" Saya rasa kehidupan saya tak ada hubungannya dengan anda. " Jawab sang gadis sarkas.

Krittin mengamati tampilan seseorang di hadapan nya dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas, hingga netranya terpaku pada luka memar di leher putih gadis itu " Di mana rumah mu? "

" Bukan urusan anda, "

" Aku sudah mencoba mengajakmu bicara baik-baik... "

" Tapi anda lupa jika aku tak pernah meminta itu. "

Seolah mendapat balasan, Krittin bisa melihat cerminan dirinya sendiri dari seseorang di sana, keegoisan dan keras kepala yang tak pernah berfikir dua kali saat berbicara merupakan sifat buruk Krittin yang tidak bisa di perbaiki. Elio yang terduduk di mobil hanya bisa menonton tanpa berniat keluar sebelum mendapat perintah.

" Kau benar, bukan aku yang seharusnya terlibat, tapi polisi. Tunggu sebentar, aku akan menghubungi nya untuk mu. "

Wajah yang sedari tadi terlihat sinis kini berganti ketakutan, " A-apa maksud mu... ?" Tanyanya, berusaha tak percaya dan berfikir jika pria di hadapan nya hanya sedang bermain-main untuk menakuti diri nya.

Krittin menoleh dengan senyum sinis yang mengembang, menikmati ekspresi gelap yang di penuhi kegelisahan " Halo... " Ucap nya, meletakkan handphone di depan mulut, sengaja menghidupkan Loudspeaker agar orang lain bisa mendengar nya.

“Selamat malam, dengan Kepolisian Verona, unit Polizia Locale. Ada yang bisa kami bantu?”

Mata gadis itu membulat sempurna mendengar sahutan dari seberang telepon, rasa takut menggerogoti hati nya hingga tak bisa mengelak lagi, kepala nya refleks menggeleng, berharap pria di sana mengerti untuk tak melanjutkan laporan tentang dirinya yang hendak melakukan aksi pencurian.

" Tadi ada sedikit keributan... " Krittin sengaja menggantung kalimat nya, bergerak cepat ketika gadis di sana hendak merampas handphone milik nya namun tak berhasil karena perbandingan tinggi tubuh mereka sangat jauh berbeda.

" Please... Jangan lapor kan aku, aku tidak mau berakhir di sel besi lagi. " Bisik gadis itu sangat lirih, menatap Krittin penuh harap dengan tangan menangkup jadi satu di depan dada.

" Pak, apa anda masih di sana, keributan apa yang anda maksud pak? "

Krittin mematikan Loudspeaker, " Tidak jadi, hanya masalah pejalan kaki. " menjawab singkat sebelum mematikan sambungan itu sepihak, biarkan petugas polisi di sana yang mungkin mengumpat karena merasa di buat bahan candaan. Kembali beralih pada orang di sana yang baru saja menghembuskan nafas lega "Siapa nama mu? "

" Hanian Arabella. "

" Umur? "

" Enam belas tahun. "

" Alamat? "

" Tidak ada, "

" Alamat rumah? " Ulang Krittin karena tak mendapat jawaban yang sesuai.

" Aku tidak punya rumah. "

" Lalu di mana kamu tinggal selama ini. "

" Sel penjara, "

" Kau tahu aku tidak sedang bercanda! " Peringat Krittin dengan sorot mata tajam, menusuk hingga membuat nyali gadis itu menciut, merinding dengan aura mendominasi dari pria berwajah tampan yang berhasil membuat hati nya merasakan ke anehan.

" Anda juga perlu tahu, saya sedang tak ingin bercanda atau berbohong tuan. Apakah masih ada pertanyaan yang lain lagi? Sungguh aku sudah kelaparan karena dua hari belum makan apapun. " Jawab Hanian Arabella.

Krittin terdiam, mengamati wajah Hanian dan dalam sepersekian detik ia tak dapat menemukan kebohongan dari sana. Wajah gadis itu tampak pucat, bibir nya kering dan rambut panjang nya kusut tak terawat. Bahkan kantung mata Hanian terlihat jelas menandakan jika dirinya sedang dalam kondisi terpuruk sekarang. Krittin berbalik membuka pintu mobil, Hanian dengan cepat menahan tangan Krittin yang lain supaya pria itu tak beranjak dari sana.

" Pinjami aku uang, aku janji akan berusaha mengembalikan nya... Tolong, "

Krittin menghela nafas, melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan nya. sudah hampir tengah malam, seharusnya dia sudah berada di rumah saat ini, tapi entah mengapa sesuatu dalam dirinya menahan agar tak meninggalkan Hanian. Perasaan Krittin buruk, sungguh ia tak mengerti dengan dirinya sendiri yang sangat ingin memeluk gadis di hadapannya, mengajak nya pulang dan memberikan kehidupan yang lebih baik dari pada harus melihatnya berkeliaran di jalanan.

" Masuk. " Perintah Krittin.

Hanian tak bergerak, tak mengerti antara takut dan enggan. Memikirkan kembali apakah ini jalan yang benar dengan berpasrah diri pada seorang pria yang baru di kenal nya? Enggan karena mungkin semua kehidupan orang kaya itu sama? Dan takut dirinya akan mengalami hal serupa yang membuat nya trauma.

" Masuk." Ulang Krittin.

" K-kemana anda mau membawa saya? "

" Bukannya kau mau makan? Tentu saja ke restoran. "

" Bisakah berikan saja uang nya, anda tidak perlu repot-repot menema... "

" Aku tidak bawa cash. " Sela Krittin, jengah dengan tingkah Hanian yang mulai membuat nya kesal " Masuk atau aku akan meninggalkan mu. "

Tanpa berpikir lagi, Hanian menerobos masuk, terkejut jika ada orang lain di dalam mobil, dan lebih terkejut lagi ketika Krittin dengan keras menutup pintu mobil di sisi tubuh nya. Mobil melaju dengan keheningan yang mengisi perjalanan mereka, membelah Jala raya yang sekarang nampak tak terlalu ramai kendaraan berlalu- lalang.

Hanian Arabella, siapa kamu?

Next

Yok di like dulu, kasih kesan kalian tentang Krittin dan yang lain, jangan lupa bintang lima nya juga kakak.

Lop yuu

1
Nur Rohimah
emosi banget ni orang, 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!