"Sampai kapan kamu akan berlindung di ketiak mama? Kalau sikap kamu manja seperti ini mana ada laki-laki yang mau menikahi kamu. Abang tahu kamu sering dimanfaatkan oleh pacar-pacar kamu itu 'kan?"
"Abang, jangan meremehkan aku. Aku ini bukan gadis manja seperti yang kau tuduhkan. Aku akan buktikan kalau aku bisa mandiri tanpa bantuan dari kalian."
Tak terima dianggap sebagai gadis manja, Kristal keluar dari rumahnya.
Bagaimana dia melalui kehidupannya tanpa fasilitas mewahnya selama ini?
Yang baca wajib komen!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nirwana Asri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke dokter kandungan
Kristal baru saja memarkirkan mobilnya di halaman rumah sakit. "Padahal baru kemaren aku ke sini lho Kak," terangnya.
"Ngapain kamu ke sini? Siapa yang sakit?" tanya Sandra.
"Pacar aku," jawab Kristal.
"Vano?" tanya Sandra memastikan. Kristal langsung menekuk wajahnya. Dia benci sekali mendengar nama itu.
"Jangan sebut nama itu lagi. Dia itu laki-laki breng*sek yang pernah aku kenal. Aku rugi banyak gara-gara diporotin sama dia," geram Kristal mengingat perbuatan mantan pacarnya itu.
"Ya sudah kakak minta maaf. Ayo masuk kakak mau daftar dulu." Kristal mengangguk.
"Kamu tunggu sini ya," pesan Sandra pada adik iparnya itu.
Kristal duduk di kursi yang di sediakan. Dia mengambil handphone yang ada di dalam tasnya. Sebuah pesan dari pacarnya membuat Kristal antusias untuk membukanya.
Selamat pagi, sayang. Semangat kerja ya buat hari ini.
Kristal senyum-senyum sendiri membaca pesan yang dikirimkan oleh Ruli. Lalu Kristal berpikir untuk menggoda Ruli. Dia bersua foto dengan memperlihatkan papan yang bertuliskan 'dokter kandungan'. Lalu Kristal mengetik balasan ke nomornya.
Aku tidak bekerja hari ini, tebak aku sedang di mana?
Ruli yang baru sampai di restoran merasakan handphonenya bergetar. Lalu dia melihat sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dia tersenyum ketika membaca nama pengirim pesan. Dia pun segera membuka pesan tersebut. Dia memundurkan kepalanya ketika melihat foto Kristal. Ruli pun mengetuk balasan yang tak kalah nyeleneh dari Kristal.
"Aku akan senang jika itu benar. Apa kamu sungguh-sungguh ingin segera memiliki anak dariku sehingga kamu memberikan kode? Kapan kita bisa buat anak?" Ruli tergelak saat mengirim pesannya pada Kristal.
Kristal kembali membuka pesan Ruli. Dia membelalakkan matanya ketika membaca pesan itu. "Dasar cowok sinting," umpatnya.
"Siapa yang sinting?" tanya Sandra yang berdiri di samping Kristal.
"Sudah selesai kak?" Sandra mengangguk. "Siapa yang kamu sebut sinting?" tanya Sandra untuk kedua kali.
"Bukan siapa-siapa kak," jawabnya sambil tersenyum.
Kristal mengamati banyak pasangan yang sedang memeriksakan kandungan istrinya. "Bang Alex nggak romantis, lihat mereka sweet banget kan?" Ucap Kristal saat melihat seorang suami sedang memberikan air minum pada istrinya.
"Abangmu orang sibuk. Aku tidak bisa menyalahkan dia. Lain kali aku bisa memintanya libur untuk menemaniku," balas Sandra.
"Lain kali? Apa jadwal periksanya seminggu sekali?" Sandra tersenyum saat mendengar pertanyaan dari adik iparnya itu.
"Bukan seminggu sekali tapi sebulan sekali. Nanti kamu juga akan mengalaminya." Ucapan Sandra membuat wajah Kristal merona. Dia membayangkan ketika Ruli mengantarnya memeriksakan kandungan. Kristal sampai memegangi pipinya yang terasa panas. Sandra hanya menggeleng melihat tingkat konyol Kristal.
Tak lama kemudian nama Sandra dipanggil. "Kamu mau nunggu di sini atau ikut ke dalam?"
"Ikut aja, Kak. Aku penasaran lagi apa keponakanku di dalam perutmu itu," jawabnya.
"Selamat pagi," sapa dokter kandungan itu dengan ramah. Sandra dan Kristal balas tersenyum.
"Siapa yang akan diperiksa?" tanya dokter itu yang bingung karena ada dua orang wanita yang duduk di hadapannya.
Sandra menunjuk dirinya sendiri. Sedangkan Kristal menunjuk ke arah kakak iparnya. "Saya hanya mengantar kakak saya, Dok," terang Kristal.
"Bisakah anda berbaring?" dokter meminta Sandra membaringkan diri. Sandra menuruti perintah dokter tersebut.
"Ini kali pertama di kehamilan saya memeriksakan kandungan dok?"
"Kita akan mengetahuinya setelah USG ya." Dokter tersebut mengoleskan gel ke perut Sandra.
"Apa saya boleh melihat Dok?" Tanya Kristal yang penasaran.
"Tidak apa-apa. Sambil belajar, apa anda sudah menikah?" tanya dokter itu sambil berdiri.
"Belum, Dok."
"Kalian bisa lihat ya di layar monitor."
"Kecil sekali Dok? Jenis kelaminnya apa?" Ucapan Kristal membuat dokter itu tertawa.
"Usia kandungannya masih sekitar delapan Minggu jadi belum kelihatan. Tunggu sepuluh bulan lagi baru bisa mengetahui jenis kelamin janinnya," terang dokter itu.
Usai memeriksa, dokter memberikan resep vitamin yang harus diminum oleh Sandra. "Silakan kembali sebulan lagi," pesan dokter tersebut sebelum pasiennya keluar.
"Kak biar aku aja yang tebus obatnya. Kakak tunggu sini," kata Kristal. Dia menyuruh Sandra untuk duduk agar wanita hamil itu tidak kelelahan.
Ketika di depan apotek, seseorang menyerobot antrian Kristal. Gadis itu jadi geram melihat tingkah orang itu. "Pak, tolong antri!" Seru Kristal.
"Apa kamu bilang?" Tantang laki-laki itu. Dia mendorong bahu Kristal dengan satu jarinya. Kristal memundurkan kakinya. Semua orang melihat kejadian itu. Mereka pun menjadi pusat perhatian.
"Jangan karena kamu wanita aku akan mengalah," ucap laki-laki asing itu lalu berbalik badan.
Ketika dia akan berjalan kaki Kristal menendang bagian belakang tumitnya hingga laki-laki itu berjongkok. Tumitnya terbentur lantai dengan keras. Meski tenaga yang dikeluarkan Kristal hanya sedikit tapi kemampuan bela dirinya sangatlah tinggi.
Laki-laki itu tidak terima pada perlakuan yang diberikan Kristal padanya. "Kamu sengaja ya menendang saya?" Bentak laki-laki itu pada Kristal. Kristal pura-pura tidak tahu.
"Hei, saya berbicara pada kamu!" Teriaknya dengan keras. Lalu Satpam yang bertugas di rumah sakit itu datang menghampiri.
"Ada apa ini?" Tanya Satpam tersebut.
"Perempuan sialan ini menendang kakiku," adunya dengan suara lantang.
"Bisakah anda tenang. Jangan buat keributan di rumah sakit ini." Satpam tersebut memberi peringatan.
"Nona apakah benar anda menendangnya?" Tanya Satpam tersebut.
Kristal tersenyum licik. "Apakah bapak melihat saya ini tipe yang suka melakukan kekerasan pada orang lain?" Satpam tersebut melihat penampilan Kristal dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sebenarnya Kristal risih dilihat seperti itu. Satpam itu seolah memberikan tatapan yang berbeda padanya.
"Tidak nona. Saya yakin laki-laki ini hanya berbohong," jawab Satpam tersebut yang membela Kristal.
"Tolong beri dia peringatan agar tidak menyerobot antrian orang lain, Pak," ucap Kristal dengan lembut. Dia berusaha agar Satpam tersebut membelanya.
"Pak, anda sebaiknya mengantri menurut nomor anda, jangan suka merebut antrian orang lain. Mereka juga sudah lelah menunggu." Satpam tersebut memberi peringatan keras pada laki-laki asing itu.
Kristal tersenyum senang karena dia tidak harus mengatasi laki-laki yang tidak sopan itu sendirian. Sedangkan laki-laki yang kasar itu mengepalkan tangannya dan memberikan tatapan tajam pada Kristal.
Setelah berhasil mendapatkan obat, Kristal kembali ke tempat Sandra menunggu. "Maaf ya kak menunggu lama."
"Tidak apa-apa. Ayo pulang. Kamu juga harus kembali ke kantor bukan?" Ucap Sandra dengan halus. Wanita itu memang menjadi idola Kristal sejak Alex mengenalnya di bangku SMA.
Cerita kelucuan Alex yang mendekati Sandra di masa SMA ada di novel MY BELOVED PARTNER season 2 ya
Kristal mengantarkan kakak iparnya pulang ke rumah dengan selamat. Lalu dia berpamitan untuk bekerja.
"Terima kasih sudah mengantarku hari ini. Maaf merepotkan. Nanti bilang saja sama abangmu kamu minta apa sebagai bayarannya," gurau Sandra.
"Wah beneran ya." Kristal tergelak. Setelah itu dia masuk ke dalam mobil. Tapi sebelum dia sampai ke kantor dia mampir dulu ke sebuah tempat.
Kira-kira di mana ya?
Yuk like, koment dan subscribe ya 🙏