Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Dikira Melarat Ternyata Konglomerat

Semua lelaki sama

"Selamat siang Nona Kristal. Saya sudah menunggu kedatangan anda," kata seorang laki-laki yang ditemui Kristal. Laki-laki itu menatap Kristal dengan tatapan tidak biasa.

Kristal Quenara Jaden adalah gadis berusia 23 tahun yang bekerja sebagai sekretaris di perusahaan kakaknya.

Hari ini dia ditugaskan untuk menemui investor yang akan bekerja sama dengan perusahaan milik kakaknya itu. Namun, Kristal tidak menyukai laki-laki berkepala plontos yang sedang duduk di depannya kini.

Ketika bersalaman dengan Kristal, laki-laki itu menggelitik telapak tangan Kristal. Cepat-cepat gadis itu mencabut genggaman tangannya. "Tahan Kristal tahan!" Kristal mencoba meredam emosinya agar tidak sampai mengacaukan meeting kali ini. Jika tidak kakaknya akan marah besar karena tidak bisa mendapat investor sekelas laki-laki bernama Burhan tersebut.

"Bisa kita mulai meetingnya, Pak?" Kristal ingin cepat-cepat mengakhiri pertemuannya dengan laki-laki yang telah beristri itu.

"Kenapa anda terburu-buru, Nona?" Tanya Burhan. Kakinya sengaja menyenggol kaki Kristal. Kristal terkejut lalu berdiri.

"Pak, bisakah anda lebih sopan terhadap saya?"

"Jangan sok suci, Nona," cibir Burhan sambil tersenyum mengejek.

Kristal mengepalkan tangannya. "Saya sudah cukup bersabar pada anda, Pak."

"Anda harus terbiasa, Nona. Hal semacam ini sudah biasa di kalangan pebisnis seperti kami." Tangan Burhan hendak mencolek dagu Kristal. Namun, gadis itu memutar tangan laki-laki dewasa itu.

"Lepaskan tangan saya!" Perintah Burhan sambil meringis kesakitan.

"Minta maaf dulu! Bukankah anda punya mulut?" Kristal tak mau kalah.

"Jangan mimpi," tantang Burhan.

Kristal mendorong tubuh Burhan hingga terjatuh. Keadaan di restoran saat itu menjadi ramai. Beberapa orang mengabadikan peristiwa tersebut dengan ponselnya. Setelah itu, Kristal meninggalkan tempat.

Kristal masuk ke dalam mobil lalu menghubungi kekasihnya. "Hallo."

"Hallo, sayang ada apa?" Tanya Vano, pacarnya Kristal.

"Kamu di mana? Aku sedang membutuhkanmu."

"Aku sedang makan siang bersama teman-teman kantorku. Apa kamu mau datang ke sini?"

"Ya, aku akan menyusul." Kristal menutup telepon setelah menghubungi kekasihnya. Dia menuju ke restoran dimana Vano sedang makan bersama teman-temannya.

"Gila kamu, Van. Kenapa ngajak kita makan di restoran semahal ini? Padahal kita kan belum pada gajian," protes teman Vano.

Vano mengulas senyum. "Kalian tenang saja. Nanti cewekku yang akan bayarin semua ini," bisik Vano ke telinga temannya. Teman Vano terkejut sampai membulatkan matanya.

"Gak salah, Bro?"

"Nggak lah. Cewek aku tu baik. Aku minta ini itu tinggal tunjuk, dibayarin. Makanya kalau cari cewek tu yang kaya cewekku gampang dimanfaatkan." Vano tertawa renyah bersama teman-temannya.

Brak

Kristal menggebrak meja yang terletak di belakang Vano. Dia geram ketika mendengar kata-kata Vano. Gadis itu baru sadar kalau selama ini dia dikadali oleh buaya buntung seperti Vano.

Plok plok plok

Kristal bertepuk tangan untuk Vano. "Selamat Vano kamu berhasil membohongiku selama ini. Aku terlalu polos menghadapi laki-laki semacam kamu," sindir Kristal.

Vano menoleh ketika mendengar suara kekasihnya. Dia kaget karena merasa kepergok telah membohongi Kristal.

Kristal mengambil segelas minuman lalu berjalan ke arah Vano.

Byur

Badan Vano basah kuyup karena siraman air dari Kristal. "Apa-apaan ini?" Protes Vano tidak terima.

"Kamu pantes dapetin itu. Siraman air itu tidak seberapa untuk menghapus dosa-dosamu padaku selama ini." Kristal balik badan meninggalkan Vano.

"Gila cewek Lo keren banget, Bro." Vano menyikut dada temannya karena kesal.

Kristal masuk ke dalam mobil lalu menangis sekencang-kencangnya. "Semua laki-laki sama breng*seknya. Begonya gue, bisa-bisanya percaya pada kadal buntung seperti Vano." Kristal menyalahkan dirinya sendiri.

Dia memukul setir mobilnya karena kesal pada Vano. Tak lama kemudian Kristal mendapatkan panggilan telepon dari abangnya.

"Hallo, Bang."

"Kristal......" Teriak Alex hingga Kristal menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Apa sih, Bang? Aku nggak tuli," protes Kristal.

"Datang ke kantor sekarang juga!" Perintah Alex dengan tegas setelah itu dia menutup teleponnya.

"Hish, kapan sih Bang Alex tu ngomong baik-baik sama aku? Kenapa hari ini aku sial sekali, Hua...." Kristal menangis tapi tak mengeluarkan air mata.

Sesampainya di hotel tempat Kristal bekerja, gadis itu langsung naik ke ruangan atasan sekaligus abangnya.

"Mas Agung," sapa Kristal pada asisten pribadi abangnya.

"Cepat masuk! Kamu sudah ditunggu dari tadi sama Si Bos."

Jantung Kristal berdebar saat memasuki ruangan Alex. Hawa-hawa menyeramkan mulai dirasakan oleh Kristal.

"Kamu tahu apa kesalahan kamu?" Alex meminta Kristal untuk intropeksi diri.

"Apa, Bang?" Kristal balik nanya.

"Kristal...." Teriak Alex kesal. "Gara-gara kamu, investor kita lari." Alex menyalahkan adiknya yang lalai dalam bekerja.

"Salah siapa dia mesum," tuduh Kristal.

"Tapi kamu tidak seharusnya menghajar dia," bentak Alex. Kristal jadi tersentak kaget.

"Abang rela kalau aku dilecehkan?" Kristal keluar dari ruangan Alex sambil menangis.

"Bukan begitu, Kristal, Kristal. Hish anak itu manjanya nggak ketulungan."

Agung kaget ketika Kristal membanting pintu saat keluar dari ruangan Alex. Dia mengerutkan keningnya. Sedangkan Kristal memilih pulang ke rumahnya.

"Ada apa, sayang?" Tanya sang ibu ketika putrinya itu datang langsung memeluknya.

"Aku habis dibentak sama Bang Alex, Ma," adunya.

"Kenapa?" Tanya sang ibu. Kristal tak menjawab.

"Abangmu pasti punya alasan. Tidak mungkin dia membentak kamu begitu saja," imbuh sang ibu.

"Sebenarnya aku memberikan pelajaran pada investor mesum yang berusaha melecehkan aku, Ma."

"Apa? Kamu diapain sayang?" Tanya ibunya lebih lanjut.

"Dia gelitikin telapak tangan aku, senggol kakiku sama mau nyolek-nyolek gitu, Ma."

"Heleh kamu berlebihan," sahut Alex yang menyusul Kristal sampai ke rumah.

"Aku nggak bohong, Ma."

"Tapi apa perlu kamu sampai menghajarnya?" Protes Alex.

"Aku cuma dorong dia doang," jawab Kristal.

"Kristal." Sang ibu tidak menyangka putrinya bisa berbuat kasar seperti itu. Namun, sepertinya pikiran Alex itu salah. Bukannya memperingatkan anaknya, sang ibu justru mendukung kelakuan Kristal.

"Mama juga ikut menyalahkan aku?" Tuduh Kristal pada ibunya.

"Bukan sayang. Seharusnya kamu tampar dia lebih dulu lalu kamu siram dengan air minum baru kamu hajar dia..." Belum selesai ibunya berbicara Alex sudah menyela.

"Mama." Alex memperingatkan sang ibu.

"Kristal Abang peringatkan kamu. Kalau kamu masih mau bekerja sama Abang kamu harus perbaiki sikap kamu yang kasar itu."

"Tidak, aku tidak mau bekerja lagi denganmu, Bang."

"Anak ini, kamu seharusnya bersyukur bisa bekerja dengan Abang. Mana ada perusahaan yang mau menerima cewek pemalas kaya kamu," ledek Alex pada adiknya.

"Ma..." Rengek Kristal pada ibunya.

"Siapa bilang? Masih ada kan perusahaan mama dan papa yang lain?" Bantah Berlian, sang ibu.

"Sampai kapan kamu akan berlindung di ketiak mama? Kalau sikap kamu manja seperti ini mana ada laki-laki yang mau menikahi kamu. Abang tahu kamu sering dimanfaatkan oleh pacar-pacar kamu itu 'kan?"

"Dari mana Abang tahu?" Tanya Kristal.

"Kamu lupa kalau mata-mata Abang ada di mana-mana."

"Abang, jangan meremehkan aku. Aku ini bukan gadis manja seperti yang kau tuduhkan. Aku akan buktikan kalau aku bisa mandiri tanpa bantuan dari kalian."

Kristal menaiki tangga. Tak lama kemudian gadis itu turun sambil membawa koper.

"Kamu mau ke mana, nak?" Tanya Berlian.

"Ma, Kristal mau coba hidup mandiri. Selama ini aku cuma mengandalkan kalian. Aku ingin mematahkan anggapan bang Alex kalau Kristal ini cuma gadis manja yang berlindung di ketiak mama."

Apa yang terjadi setelah Kristal keluar dari rumahnya?

Terpopuler

Comments

Della Novilia

Della Novilia

yah Alex bukannya ngebela adiknya yg dileceh kan malah menyalah kan adiknya kakak macam apa itu yg seharusnya ngelindungin malah menyalahkan adiknya seharusnya dia itu bangga sama adiknya yg bisa jaga diri dari buaya buntung eh malah lebih mentingin bisnis egois banget jadi Abang pingin tak bejjek2 tu muka alex

2023-01-12

3

Hanuna Fiza

Hanuna Fiza

lanjut

2023-01-05

0

Yusni Mirawati

Yusni Mirawati

kyk nya seru ceritanya. .

2023-01-04

3

lihat semua
Episodes
1 Semua lelaki sama
2 Menjadi pelayan
3 Ruli Megantara
4 Cantik tapi kere
5 Siapa kamu
6 Kurang Aqua
7 Jangan pura-pura bodoh
8 Pindah
9 Rindu keluarga
10 Kesempatan dalam kesempitan
11 Omes
12 Bertemu keluarga
13 Oh, tidak!
14 Gilang Kebingungan
15 I love you
16 Hanya Mimpi
17 Rindu Berat
18 Salah paham
19 Amara
20 Video viral
21 Jangan lari
22 Baikan
23 Tampungan Gula
24 Mengantar kakak ipar
25 Ke dokter kandungan
26 Kangen
27 Menolong Amara
28 Masuk rumah sakit
29 Bertemu Mantan
30 Baper
31 Temani aku tidur
32 Penyesalan Agung
33 Insiden
34 Memimpin perusahaan
35 Asisten Baru
36 Ruli vs Agung
37 Bertemu calon mertua
38 Ngebet kawin
39 Tunangan
40 Tidak akan bosan
41 Laki-laki asing
42 Masa lalu
43 Tamu tak diundang
44 Amara diculik
45 Gadis pemberani
46 Mengasuh anak
47 Salah paham berujung manis
48 The day
49 Baper
50 Saling menjaga
51 Semua butuh penjelasan
52 Kapan hamil
53 Masa Subur
54 Orang baru
55 Modus
56 Positif
57 Gara-gara dokter tampan
58 Ekspektasi tak seindah realita
59 Musibah
60 MENCARI PASANGAN SURGA
61 Menangkap Dalang
62 Kalut
63 Kembali bersama
64 Kedatangan orang di masa lalu
65 Baikan
66 Anak pengganti
67 Siena
68 Calon janda
69 Membawa pulang Kristal
70 Musibah
71 Kristal sadar
72 Kembali ke rumah
73 Gilang - Meilani jadian
74 Mengembalikan Siena
75 Baru proses
76 Pesta syukuran
77 KEPINCUT CINTA MISS OJOL
78 Positif
79 Menyampaikan kabar baik
80 Request baby twins
81 Hidung sensitif
82 Papa posesif
83 Baby twins coming soon
84 Menengok calon bayi
85 Kelas Yoga
86 Syukuran empat bulanan
87 Surprise
88 Welcome baby twins
89 Menjadi orang tua baru
90 Kehangatan keluarga
91 Rencana Pernikahan Gilang
92 Insiden
93 Puber kedua
94 Minta penjelasan
95 Ruli vs Rama
96 Musibah
97 Kehilangan
98 Meilani kena musibah
99 Amara masuk RS
100 Meilani hamil
101 Pertemuan Meilani dan Gilang
102 Minta Restu
103 Happy mother's day
104 Me time
105 Cinta tak direstui
106 Menikah
107 Keluarga sederhana
108 Rere vs Gilang
109 Insiden lagi
110 Kekhawatiran Rere
111 Rencana melamar Rere
112 Gagal melamar
113 Kesetiaan
114 Mimpi yang nyata
115 Dompet hilang
116 Akhir bahagia Rere & Agung
117 Curiga
118 Hamil lagi
119 Kehangatan keluarga
120 Pijat plus-plus
121 Mencari pengasuh
122 Akhir bahagia
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Semua lelaki sama
2
Menjadi pelayan
3
Ruli Megantara
4
Cantik tapi kere
5
Siapa kamu
6
Kurang Aqua
7
Jangan pura-pura bodoh
8
Pindah
9
Rindu keluarga
10
Kesempatan dalam kesempitan
11
Omes
12
Bertemu keluarga
13
Oh, tidak!
14
Gilang Kebingungan
15
I love you
16
Hanya Mimpi
17
Rindu Berat
18
Salah paham
19
Amara
20
Video viral
21
Jangan lari
22
Baikan
23
Tampungan Gula
24
Mengantar kakak ipar
25
Ke dokter kandungan
26
Kangen
27
Menolong Amara
28
Masuk rumah sakit
29
Bertemu Mantan
30
Baper
31
Temani aku tidur
32
Penyesalan Agung
33
Insiden
34
Memimpin perusahaan
35
Asisten Baru
36
Ruli vs Agung
37
Bertemu calon mertua
38
Ngebet kawin
39
Tunangan
40
Tidak akan bosan
41
Laki-laki asing
42
Masa lalu
43
Tamu tak diundang
44
Amara diculik
45
Gadis pemberani
46
Mengasuh anak
47
Salah paham berujung manis
48
The day
49
Baper
50
Saling menjaga
51
Semua butuh penjelasan
52
Kapan hamil
53
Masa Subur
54
Orang baru
55
Modus
56
Positif
57
Gara-gara dokter tampan
58
Ekspektasi tak seindah realita
59
Musibah
60
MENCARI PASANGAN SURGA
61
Menangkap Dalang
62
Kalut
63
Kembali bersama
64
Kedatangan orang di masa lalu
65
Baikan
66
Anak pengganti
67
Siena
68
Calon janda
69
Membawa pulang Kristal
70
Musibah
71
Kristal sadar
72
Kembali ke rumah
73
Gilang - Meilani jadian
74
Mengembalikan Siena
75
Baru proses
76
Pesta syukuran
77
KEPINCUT CINTA MISS OJOL
78
Positif
79
Menyampaikan kabar baik
80
Request baby twins
81
Hidung sensitif
82
Papa posesif
83
Baby twins coming soon
84
Menengok calon bayi
85
Kelas Yoga
86
Syukuran empat bulanan
87
Surprise
88
Welcome baby twins
89
Menjadi orang tua baru
90
Kehangatan keluarga
91
Rencana Pernikahan Gilang
92
Insiden
93
Puber kedua
94
Minta penjelasan
95
Ruli vs Rama
96
Musibah
97
Kehilangan
98
Meilani kena musibah
99
Amara masuk RS
100
Meilani hamil
101
Pertemuan Meilani dan Gilang
102
Minta Restu
103
Happy mother's day
104
Me time
105
Cinta tak direstui
106
Menikah
107
Keluarga sederhana
108
Rere vs Gilang
109
Insiden lagi
110
Kekhawatiran Rere
111
Rencana melamar Rere
112
Gagal melamar
113
Kesetiaan
114
Mimpi yang nyata
115
Dompet hilang
116
Akhir bahagia Rere & Agung
117
Curiga
118
Hamil lagi
119
Kehangatan keluarga
120
Pijat plus-plus
121
Mencari pengasuh
122
Akhir bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!