NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEKESALAN FARREL

Lia dan Pak Farrel sama-sama merasakan sakit badan saat terjatuh, lalu Lia menoleh siapa yang Ia tumpangi dan Lia kaget bukan main, ternyata laki-laki itu adalah laki-laki tadi yang berotak mesum.

"Aduh.. Maaf ya Pak, bapak gak kenapa-kenapa"

Farrel melihat Lia dengan rasa kesal, dan Ia pun merasa malu di hadapan kliennya.

"Kamu... Kamu ngapain disini?"

"Biasa saja kali Pak bicaranya, ya saya kerja disini, gak lihat nih pake baju seragam"

"Siapa yang nerima Kamu kerja disini?"

Tak lama Seno datang karena ikut menghadiri rapat bersama Pak Farrel.

Dan Lia kini menjawab pertanyaan Farrel.

"Bagian resepsionis terus Saya langsung bisa kerja hari ini juga begitu"

Seno pun melihat perdebatan itu, dan Ia ikut bicara.

"Lia.. Kamu kerja disini?"

"Eh Seno, Iya Aku kerja disini, ini hari pertama Aku kerja, tapi bapak ini marah-marah terus sama Aku, siapa sih Dia Seno?"

Seno tak menyangka Lia akan berkata seperti itu padanya di hadapan Pak Farrel yang jelas-jelas adalah CEO kantor ini.

"Lia Dia.."

Belum selesai Seno bicara Lia menggerutu karena dirinya merasa sakit seluruh badan, lalu Pak Farrel menjawab,

"Emang Kamu doang yang sakit, Saya lebih sakit semua badan Saya Kamu tindih"

Lia merasa bersalah lalu Lia meminta maaf karena kejadian tadi diluar kendalinya.

"Makanya lain kali kalau mau kerja cek dulu dengan teliti jangan asal kerja"

Lia merasa kesal pada Farrel karena terus menerus memarahinya.

"Iya iya Aku minta maaf"

Setelah itu Lia langsung pergi dari hadapan semua orang.

"Eh... Kamu.."

Seno langsung berbicara pada Pak Farrel agar tak perlu lagi memanggil Lia.

"Pak, Pak.. sudah.. Ada klien yang lebih penting"

Farrel menarik nafasnya dan menghembuskannya.

"Baik.. Maaf ya Pak Arman, tadi ada kejadian di luar kendali Kami"

"Gak masalah kok Pak, tapi pinggang bapak bagaimana, sepertinya sakit sekali kalau di lihat dari jatuhnya OB tadi"

"Gak apa-apa kok Pak Arman, mari Kita lanjutkan meeting Kita"

Dan meeting pun berjalan dengan lancar, proyek minimarket akan segera melakukan launching pembukaan.

Setelah itu Lia berpindah ke ruang CEO.

"Mending disini deh, biar gak ketemu lagi sama cowok itu"

Lia kini berhati-hati agar tidak terjatuh lagi dari tangga.

"Nah.. Ini baru sudah aman"

Cukup lama Lia berada di ruang CEO, setelah di rasa ruangannya bersih tak ada debu, Lia melangkah ke luar membuka pintu.

Namun Lia kaget saat Ia berpapasan lagi dengan Pak Farrel di pintu.

"Kamu lagi, ngapain disini?"

"Bapak tuh kenapa sih selalu tanya ngapain disini, jelas-jelas Saya lagi kerja Pak, bapak gak lihat tuh ruangan sudah bersih, harusnya Saya yang tanya bapak, bapak ngapain di ruangan ini, ini tuh ruangan CEO Pak"

Farrel terdiam, lalu Ia tersenyum jahat ingin mengerjai Lia dengan berkata,

"Saya mau laporkan kelakukan Kamu terhadap Saya ke CEO"

Lia kini terlihat panik, dan bingung.

"Pak jangan dong, kan Saya beberan gak sengaja Pak, maaf maaf deh.. Pokoknya lain kali Saya akan hati-hati dan lebih teliti lagi, janji deh Pak"

Farrel merasa puas telah menakut-nakuti Lia, lalu Ia pergi dari ruang CEO hanya untuk berpura-pura supaya Lia tak tahu jika dirinya adalah CEO.

"Haduh... Selamat deh Gue, masa iya Gue di pecat lagi cuma karena hal sepele, Lia.. Lia.. Please susah loh cari kerja"

Ucap Lia berkata pada dirinya sendiri, Farrel hanya tersenyum-senyum puas melihat Lia merasa panik.

"Rasain.. Siapa suruh sok berani depan Aku"

Ucap kepuasan Farrel merasa bangga pada dirinya sendiri.

Saat jam makan siang, Lia merasa lapar namun uang yang ada di sakunya pas-pasan, lalu Ia melihat makanan masih tersisa di atas meja pantry yang terlihat tak begitu berantakan, Lia mencoba mendekati makanan itu, dalam hatinya bertanya milik siapakah makanan ini.

Tak lama rekan kerjanya muncul, lalu Lia bertanya soal makanan sisa ini pada rekannya.

"Oh itu bekas Pak CEO tadi Dia pesan spaghetti tapi saus chiken, eh gak tahunya yang datang saus steak jadi Pak CEO gak doyan"

"Oh.. begitu, Kamu sedang apa disini?"

"Ya mau ambil barang Aku lah, kok pertanyaan Kamu aneh si, loker Kita kan disini"

"Oh iya ya"

Lia menggaruk-garuk kepalanya merasa aneh pada dirinya sendiri, Lalu rekan kerja Lia mengajaknya untuk makan siang, namun Lia menolak beralasan, Ia membawa bekal, jadi rekan kerja Lia pun pergi sendirian mencari makan.

Dan saat rekannya sudah pergi Lia mengintip dari kaca pintu, merasa aman tak ada orang, Lia langsung dengan segera memakan spaghetti itu.

"Gak apa-apa deh bekas orang, yang penting Aku bisa makan siang"

Lia mengambil sendok, dan memakan lahap spaghetti itu.

Namun tiba-tiba muncul Farrel yang ingin mengambil teh hangat, Lia pun gugup seketika hingga Ia melongo melihat Farrel dalam kondisi mulutnya penuh dengan mie spaghetti.

Sedangkan Farrel memperhatikan Lia yang sedang makan itu.

"Kenapa Kamu?"

"Gak apa-apa Pak, makan Pak"

Lia berpura-pura menawari makan pada Farrel, Saat sedang mengambil air hangat untuk membuat teh, Farrel baru menyadari bahwa itu makanan miliknya yang tadi Ia suruh OB untuk membuangnya.

"Itu makanan Kamu?"

Lia merasa panik dalam hatinya apakah Pak Farrel tahu ini makanan bekas Pak CEO.

"Iya ini Punya Aku lah"

Farrel pun mendekati Lia dan terus memandangi box serta plastik yang di gunakan untuk membungkus spaghetti itu.

"Benar makanan ini punya Aku tadi, logo dan plastiknya sama"

Ucap Farrel dalam hatinya, namun Lia merasa takut akan ketahuan sedang bohong oleh Farrel Ia pun segara menjauh dari Farrel.

"Beneran ini punya Kamu"

"Iya Pak ini punya Aku, bapak mau?"

"Sausnya rasa apa?"

"Rasa steak, bapak mau juga?"

Tanya Lia berbasa-basi supaya tak ketahuan berbohong.

Farrel semakin yakin dengan saus dalam spaghetti ini adalah makanan miliknya tadi, namun Farrel heran mengapa Lia berbohong mengatakan itu makanannya.

"Bapak kenapa sih lihatin Saya makan, bapak gak punya kerjaan ya"

Ucap Lia merasa kesal karena terus di perhatikan.

"Enak saja gak ada kerjaan, kerjaan Saya banyak bukan cuma ngurusin Kamu"

"Ya sudah Saya mau makan Pak"

Farrel merasa kesal melihat tingkah Lia, tapi Ia masih penasaran mengapa Lia berbohong, Farrel pun tak ingin ambil pusing, lalu Ia pergi dari pantry.

Saat Farrel sudah keluar Lia melanjutkan lagi memakan makanan itu dengan lahap.

Setelah selesai memakan habis spaghetti itu, Lia pun bersendawa merasa kenyang.

"Alhamdulillah... kenyang, makasih banyak ya pak CEO, kalau gak ada makanan Bekas pak CEO, Aku pasti kelaparan hari ini"

Ucap Lia dengan suara lantangnya, hingga Pa Farrel mendengar ucapan Lia yang sedang mengintai Lia dari balik pintu.

"Tuh kan benar itu makanan Aku, jadi Lia gak bisa beli makan siang, kasian juga anak itu"

Farrel kini merasa kasihan dengan Lia setelah mengetahui kebenarannya, Farrel pun kembali ke ruangannya.

Kemudian Seno datang untuk memberikan rincian proyek supermarket yang sedang Ia pegang.

"Pak Farrel kalau di approve tolong tanda tangan ya Pak"

"Ya"

Farrel menjawab namun pikirannya masih memikirkan apakah sebegitu tak punya uang Lia hingga untuk membeli makan siang saja Ia tak mampu.

Seno terus memanggil Farrel yang dari tadi terdiam memikirkan tentang Lia.

"Iya Seno"

Seno pun tersenyum kemudian bertanya apa yang sedang Farrel pikirkan.

"Em.. Seno Kamu kenal Lia kan?"

"Iya Pak Saya kenal Dia, Dia buat masalah lagi Pak?"

"Oh gak, tapi Saya ada pertanyaan sedikit, Lia itu tinggal sama keluarganya atau bagaimana?"

Seno agak bingung dengan pertanyaan Pak Farrel yang tiba-tiba bertanya soal keluarga Lia.

"Kalau setahu Saya, Lia tinggal sendiri ibunya di kampung Pak"

"Oh, merantau.. Jadi Dia sulit keuangan begitu"

Lagi-lagi pertanyaan Pak Farrel cukup membingungkan bagi Seno.

"Saya gak tahu sih soal itu Pak, karena yang teman dekat itu calon istri Saya bukan Saya"

"Oh begitu ya"

"Tapi kenapa sih dari tadi kok Pak Farrel tanya-tanya terus soal Lia, memangnya Lia kenapa Pak?"

"Gak tadi Dia makan bekas Spaghetti yang Saya makan"

Dan kali ini Seno di buat terkejut atas ucapan Pak Farrel.

"Hah.. Mencuri gitu maksudnya Pak"

"Aduh bukan.. Bukan gitu"

Farrel agak bingung juga untuk menjelaskan soal makanan itu, dari pada Seno banyak bertanya lagi, Farrel pun langsung menandatangani berkas penting itu.

"Sudah Saya tandatangani, silahkan di kerjakan ya Pak Seno, soal Lia kita gak usah bahas lagi"

"Oke.. kalau begitu Saya permisi"

Farrel merasa dirinya sudah gila hari ini karena tingkah Lia sepertinya.

"Aduh ngapain juga Aku mikirin cewek aneh itu, ya biar saja lah kalau Dia makan bekas makanan Aku"

Saatnya Anita menjemput Sena pulang sekolah, dan Sena menagih janji ibunya yang akan membawanya menengok Fathia.

"Iya iya Kita ke Rumah Sakit sekarang"

"Makasih Mamah"

Sena terlihat bahagia ingin menjenguk Fathia, Ia berharap Fathia selamanya bisa menjadi saudara yang baik bagi Sena.

Sesampainya di Rumah Sakit, Anita memasuki ruang di mana Sena di rawat.

"Halo Fathia"

Sapa Sena dengan senyuman yang ceria.

"Eh Sena, Kamu mau jenguk Aku ya"

"Iya nih, kan Kamu pernah jenguk Aku juga waktu sakit, sekarang gantian deh"

Lalu Tania berkata jika Sena akan pulang hari ini, Anita senang mendengarnya dan berkata,

"Semoga Fathia cepat sembuh ya"

"Pasti sembuh kalau gak di kasih kacang"

Sepertinya pembahasan itu di bahas lagi oleh Tania, Anita hanya diam tak ingin berdebat apapun.

Tania kini menelpon Seno dan sengaja berbicara di depan Anita, maksud tujuannya agar Anita merasa cemburu.

"Seno.. Kamu jemput Aku dan Fathia ya, hari ini Fathia sudah boleh pulang"

"Oh sekarang Fathia boleh pulang, Alhamdulillah bagus dong, ya sudah Aku jemput sekarang"

"Makasih ya Seno, hati-hati di jalan"

"Iya"

Seno pun mengakhiri panggilan itu, tak biasanya Tania berkata seperti itu, dalam hati Seno apa maksud tujuan hatinya.

Tanpa menunda waktu, Seno pun bergegas ke Rumah Sakit dan tak lupa Ia menelpon Anita saat itu juga.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!