One Piece Raja Bajak Laut Dengan System Kapten

"Aku tidak percaya!"

Kuro mengertakkan giginya yang berlumuran darah serta dadanya naik turun dengan cepat.

Namun, meski tubuhnya terluka, semangat bertarungnya belum padam.

Dengan gerakan kilat, ia kembali menghilang ke dalam bayangan.

Seolah menjadi hantu, Kuro melesat dalam kecepatan yang bahkan sulit diikuti mata manusia biasa.

Namun, Andi tetap berdiri tegak di tengah dek.

Sorot matanya tetap tajam, tanpa sedikit pun kegelisahan.

Kecepatan "Sendok" memang luar biasa, tetapi selama hidupnya, Kuro telah menghadapi berbagai lawan dengan kecepatan serupa. Dan teknik Sendok sebelumnya, meskipun cepat, tetap berada dalam batasan manusia.

Namun, kali ini berbeda.

kuro telah melampaui batasnya sendiri.

Untuk mendapatkan kecepatan yang mustahil itu, ia mengorbankan persepsi dan keseimbangannya. Tidak ada lagi pembedaan arah, tidak ada lagi strategi hanya kecepatan murni yang menembus batas manusia.

"Manusia tidak akan sanggup mengimbangi kecepatan ini!"

Suara Kuro bergema di udara, datang dari segala arah.

Pisau cakarnya menebas segala yang ada di sekitarnya tiang, tali, pembatas dek dan semua terbelah dalam sekejap, Percikan api dan serpihan kayu beterbangan di udara.

Kecepatannya meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya.

Namun—di matanya yang mulai kabur akibat kelelahan, terlihat sosok Andi yang tidak bergeming.

Bagaikan gunung yang tak tergoyahkan, pria itu berdiri dengan tekanan yang nyaris tidak berubah.

Kuro mulai ragu.

“Kenapa dia tidak bergerak?”

Darah menetes dari dagunya. Tangannya gemetar.

Aku yang akan menang, bukan?

Tidak…

Sesuatu terasa salah.

Dan sebelum ia bisa menyadari apa yang salah..

"Aku tidak akan mati, Kuro."

"Kaulah yang akan mati?"

Kuro menggertakkan giginya, menepis rasa takutnya dan dengan tekad terakhirnya, ia meluncur ke depan, cakarnya mengarah langsung bagian ke leher Andi.

"Mati !!!"

"Hantu Kematian Menangis!"

Seluruh tubuh Kuro berubah menjadi cahaya yang melesat, sebuah kilatan kematian yang tak bisa dihindari.

Namun, sebelum ia bisa menebas Andi…

KLANG!

Sebuah tebasan keras menghentikannya di udara.

Matanya melebar dalam keterkejutan.

Apa yang terjadi ?!

Luka di dada Kuro terasa menyakitkan.

Darah segar merembes keluar dari bajunya dan tangannya yang gemetar meraba luka itu.

"Dia bisa melihatku?"

Pikiran itu muncul kembali di benaknya, mengguncang seluruh kepercayaannya.

Tidak mungkin…

Tidak ada seorang pun yang bisa melihat teknik ini…

Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun, suara dingin Andi terdengar di telinganya:

"Kuro… batas manusia jauh lebih tinggi dari yang kau pikirkan."

Cahaya putih-perak memenuhi pandangan Kuro, Pedang Andi benar-benar sudah siap untuk menebas Kuro.

Dan dalam kondisi sekarat, Kuro sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya.

Tidak bisa menghindar.

Apakah ia Akan tertebas, Saat itulah, Kuro teringat pada semua musuh yang telah ia bunuh dan

Kini ia berada di posisi mereka.

Namun, alih-alih ketakutan, ia merasa tenang.

Ia mengerti.

Sejak hari ia membunuh bajak Laut lain, ia sudah tahu bahwa hari ini akan tiba.

Bajak laut tidak menua akan tetapi mereka hanya akan mati.

"Swuss...!"

Dengan satu serangan terakhir, Clo mencoba menyerang, namun kekuatannya sudah hilang.

Batuk

Darah menyembur dari mulutnya.

Tulang rusuknya hancur, organ dalamnya remuk.

Andi telah menang.

Pedangnya diletakkan di bahu Kuro yang kini setengah berlutut di depanya.

Namun… di mata Andi, tidak ada kebanggaan dalam kemenangan ini.

Sebaliknya, hanya ada sedikit penyesalan.

"Lautan Timur terlalu kecil untuk menampung kita berdua, Kuro"

"Jadilah wakilku."

Andi mengulurkan tangannya, Ia benar-benar ingin merekrut Kuro.

Bukan hanya karena kecepatannya, tetapi karena ia bisa melihat potensi luar biasa dalam diri Kuro.

Di dalam pikirannya, sistem menampilkan layar transparan:

【Nama: Kuro】

【Potensi: Perunggu】

【Peringkat: Besi Hitam】

(Keahlian gerak kaki luar biasa, namun fisik yang lemah menghambat perkembangannya. Namun, besi hitam bukanlah batasnya)

Andi tersenyum tipis.

Ia tahu jika diberikan kesempatan, Kuro bisa berkembang lebih jauh.

Namun…

"Ha...ha...ha...."

Kuro tertawa kecil. Tawanya parau dan menyakitkan.

Namun di balik itu, ada kelegaan.

"Jadi ini akhirku, ya?"

Perlahan, tawa kecilnya berubah menjadi tawa keras yang menggema di lautan.

"Hahahahahahahaha~"

Dan di detik berikutnya Kuro tersungkur ke tanah.

Para bajak laut yang tersisa membeku di tempat.

Beberapa yang sebelumnya melarikan diri kembali ke geladak, ingin melihat apa yang terjadi.

Namun yang mereka temukan bukan kemenangan Kuro melainkan kekalahannya.

Andi berdiri tegak.

Sementara Kuro… telah terbaring di tanah dengan senyum di wajahnya.

Angin laut berhembus, membawa kertas perintah buronan yang beterbangan di udara.

Salah satunya menampar wajah seorang bajak laut, Ia mengambilnya, membaca angka yang tertera, lalu tubuhnya gemetar.

"LIMA… empat… LIMA PULUH JUTA BERY?!"

Sam, salah satu bajak laut yang tersisa, melongok ke kertas itu. Matanya melebar dalam ketakutan.

"Kapten Lion D Andi… dihargai 50 juta Bery ?!"

Ia menelan ludah.

Sampai sekarang, ia berpikir si Murloc Aoran adalah bajak laut paling kuat di Lautan Timur.

Namun… ternyata ada monster lain yang lebih mengerikan.

Para bajak laut Kucing Hitam bertukar pandang, lalu membuang senjata mereka dan langsung berlutut.

"Kami menyerah!"

"Kapten Andi, kami akan melayanimu!"

Andi tidak langsung menjawab.

Ia hanya menatap tubuh Kuro yang tak bergerak.

Dan dengan suara rendah, ia berkata:

"Kuro kau benar-benar tak bisa kembali menjadi orang biasa lagi."