NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32

Bimo menceritakan tentang perasaannya yang sudah menyukai Raisa sejak Raisa menjadi istri dari Edgar. Raisa memiliki pesona yang berbeda dari wanita yang selalu ia temui selama ini. Sayangnya, ia tak mungkin mengkhianati sahabatnya sendiri karena wanita, makanya Bimo memilih untuk diam-diam mengagumi Raisa tapi tetap bermain dengan wanita yang lainnya.

Levi yang mendengar perasaan jujur Bimo benar-benar tak menyangka. Rupanya Bimo sudah menyukai Raisa sejak lama. Tapi ia benar-benar mengacungi jempol untuk Bimo karena tak merusak persahabatan mereka.

"Maka dari itu, karena Raisa sudah bukan lagi milik Edgar dan Edgar sudah memiliki Tamara, tidak salah kan kalau aku ingin mendapatkan Raisa? Lagipula perceraian mereka dulu murni karena masalah di antara mereka berdua. Aku juga tak ingin Edgar jadi orang seperti kita yang suka mempermainkan hati wanita. Dia yang paling baik di antara kita, Lev."

Levi pun tahu dan paham maksud dari ucapan Bimo. Tapi kembali lagi, semua keputusan ada di tangan Edgar yang menjalani hidupnya. Entah siapa yang nantinya akan laki-laki itu pilih. Sebagai teman ia hanya bisa mendukung dan menjelaskan konsekuensi yang akan didapatkan ketika memilih salah satunya.

*

*

Semenjak bertemu dengan si kembar, hidup Edgar rasanya seperti kembali seperti dulu. Kembali bergairah dan memiliki semangatnya yang dulu. Sayangnya, Edgar masih memilih untuk tak menceritakannya ke keluarga besarnya. Ia memilih keluarga besarnya berasumsi sendiri tenang perubahan sikapnya yang jadi lebih ceria dan terus tersenyum.

Seperti saat ini, Edgar sudah meminta izin ke Raisa untuk menjemput si kembar dan membawa mereka berdua untuk jalan-jalan bersamanya. Ia pergi dari kantornya dengan perasaan senang dan sambil bersenandung ria sebelum memasuki mobilnya.

Tanpa sengaja, Tamara yang memang sengaja ingin bertemu Edgar malah mendapati orang yang dicintainya keluar dari kantor dengan mobilnya. Tamara pun memilih untuk mengikuti kemana Edgar pergi karena tak biasanya Edgar keluar sebelum jam istirahat kerja.

"Mau kemana sih kamu Edgar?" Tamara bertanya-tanya sambil terus mengejar mobil Edgar.

Tibalah dia di sebuah sekolah dasar, Tamara benar-benar tidak mengerti kenapa Edgar kesana. Tapi, ketika ia melihat Jesper keluar dari gerbang sekolah, Tamara pun mengira kalau Edgar akan menjemput keponakan laki-laki itu.

Niatnya, Tamara ingin langsung pergi dari sana, tapi ketika ada dua gadis kecil yang memanggil Edgar dengan panggilan 'Papi' membuat Tamara jadi terheran-heran. Apalagi dua wajah gadis kecil itu benar-benar asing di penglihatan Tamara.

"Siapa dua gadis kembar itu?"

Ketika terus diperhatikan, Tamara langsung terkejut karena wajah dia gadis kembar itu memiliki banyak kemiripan dengan Edgar.

"Nggak! Nggak mungkin!"

Tamara benar-benar tak ingin mempercayai pikirannya. Ia sangat tahu betul Edgar adalah duda tanpa anak. Tapi, mau bagaimana pun juga, kedua gadis kecil itu tak bisa luput dari pikirannya juga. Karena hatinya yang masih belum terima, Tamara pun memutuskan untuk pergi dari sana dengan meninggalkan banyak pertanyaan di kepalanya.

*

*

"Papi!" teriak Mia yang lebih keras dari Kia.

"Halo sayang, gimana sekolahnya?" tanya Edgar.

"Sejauh ini baik-baik aja, semuanya aman Pi."

"Iya, aman, kamu kan sering minta aku ajarin," sahut Kia yang membuat Mia mendengus sebal.

"Ih, Kia. Kenapa harus bilang gitu sih? Aku kan ingin terlihat pintar di mata Papi."

"Halah, udah jelas-jelas yang paling pintar di antara kita itu aku, kalau urusan pintar bicara ya baru itu kamu."

"Dasar nyebelin!"

Edgar yang melihat itu malah senyum-senyum bahagia. Karena dengan keduanya yang beradu mulut, ia jadi lebih mudah membedakan keduanya.

"Stop twins! Jangan berdebat terus. Papi sengaja menjemput kalian berdua untuk mengajak kalian jalan-jalan. Apa kalian mau?"

"Mau! Mau banget Pi!" Mia menjawabnya dengan sangat antusias.

"Om, aku juga mau ikut!" ucap Jesper.

"Tentu saja kamu harus ikut juga. Kan Om memang sengaja menjemput kalian bertiga."

"Yeay!" Jesper pun bersorak kegirangan.

Berbeda dengan Kia yang terlihat biasa aja sampai Edgar pun bingung, apakah Kia mau atau tidak.

Mia yang mengerti papinya mungkin bingung, langung mengajak papinya untuk langsung jalan aja.

"Let's go, Pi. Jangan pedulikan Kia. Dia memang begitu. Tapi tenang aja Kia juga setuju kok Pi."

"Baiklah, ayok masuk mobil!"

Jesper duduk di belakang dengan Kia, sementara Kia duduk di depan dengan Edgar. Di sepanjang perjalanan, Mia tak bisa diam karena selalu mempertanyakan banyak hal. Dari mulai gedung-gedung tinggi yang mereka lewati, sampai bertanya-tanya tentang pekerjaan Edgar sendiri.

"Mami selalu cerita kalau Papi itu orang baik. Papi bekerja di perusahaan besar, tapi Mami nggak pernah bilang Papi kerja sebagai apa. Meskipun begitu, aku senang karena setidaknya aku punya cerita tentang Papi ketika ditanya teman-teman di sekolah. Ya, walaupun ada juga yang suka mengejek, soalnya kita nggak pernah dijemput atau diantar papi ke sekolah. Tapi kan sekarang sudah berbeda. Papi akan selalu ada kalau aku minta, kan?"

Mendengarkan curahan hati anaknya Edgar jadi merasa tertusuk hatinya. Ia merasa menyesal karena tak pernah ada selama ini untuk mereka.

Edgar mengangguk.

"Iya, mulai sekarang Papi akan selalu ada untuk kalian. Jadi, kalau kalian rindu, atau apapun, kalian bisa langsung hubungi Papi."

"Terima kasih, Pi," jawab Mia sambil tersenyum kemudian melihat ke jalanan lagi.

*

*

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi si kembar belum pulang juga ke rumah. Padahal tadi Edgar hanya izin untuk membawa si kembar jalan-jalan bukan untuk menginap. Raisa jadi khawatir dan terus gelisah sepanjang waktu. Bahkan ia sampai melewatkan jam makan malamnya karena belum melihat keberadaan si kembar.

Di pikirannya hanya tergambar sebuah ketakutan kalau si kembar dimanjakan oleh Edgar dan tak mau pulang ke rumah yang hanya sederhana itu.

"Ya Tuhan, kumohon jangan pisahkan aku dari mereka. Aku cuma punya mereka sebagai hidupku."

Suara mobil yang berhenti di depan rumahnya langsung membuat Raisa cepat-cepat keluar karena ia sangat berharap bahwa itu adalah si kembar. Benar saja, si kembar pulang dengan raut wajah yang begitu ceria. Mereka bahkan sudah tak malu-malu lagi seperti pertama kali bertemu.

"Thank you Pi. Aku dan Kia senang sekali hari ini. Love you Pi."

"Love you too sayang. Hug me, please!"

Kia dan Mia pun langsung memeluk papi mereka dan melambaikan tangannya ke papinya kemudian mencium tangan mami mereka dan masuk ke dalam rumah.

Berbeda dengan Raisa, ia sengaja tak mau masuk dulu ke dalam rumah, karena ingin berbicara serius dengan Edgar.

"Aku memang mengizinkan kamu untuk mengenal mereka dan membawa mereka jalan-jalan, tapi jangan terlalu malam juga. Mereka harus istirahat."

"Iya, maafkan aku Raisa. Aku hanya terlalu senang bermain bersama mereka sampai lupa waktu. Kalau bukan karena Jesper yang sudah lelah, mungkin aku akan terus bermain bersama mereka sampai malam nya tutup."

"Jangan ulangi lagi, kamu tidak tahu betapa khawatirnya aku, kalau jam segini mereka belum pulang ke rumah."

"Lagipula tak ada yang perlu dikhawatirkan, aku papi mereka, aku tidak akan menyakiti mereka."

"Aku tahu, kamu tidak akan menyakiti mereka, tapi siapa yang tahu, kamu jadi ingin mendapatkan hak asuh mereka. Aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa merelakan itu."

Raisa berucap dengan suara yang sedikit bergetar dan agak tinggi.

"Jadi kamu berpikir aku akan mengambil mereka dari kamu, Ca?"

*

*

TBC

Maaf ya baru update lagi, kemarin habis sakit, semoga setelah ini aku bisa update banyak, aamiin.

1
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
Surya Arum
Mami hebattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!