NovelToon NovelToon
Akan Kutemukan Peggantimu

Akan Kutemukan Peggantimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor jahat
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Wilda Sugandi adalah seorang istri yang baik hati dan menurut pada sang suami, Arya Dwipangga. Mereka sudah menikah selama 5 tahun namun sayang sampai saat ini Wilda dan Arya belum dikaruniai keturunan. Hal mengejutkan sekaligus menyakitkan adalah saat Wilda mengetahui bahwa Arya dan sahabat baiknya, Agustine Wulandari memiliki hubungan spesial di belakangnya selama ini. Agustine membuat Arya menceraikan Wilda dan membuat Wilda hancur berkeping-keping, saat ia pikir dunianya sudah hancur, ia bertemu dengan Mikael Parovisk, seorang CEO dari negara Serbia yang jatuh cinta padanya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hasutan Pembawa Bencana

Dengan nada bingung dan sedikit khawatir, Nurjannah bertanya kepada warga yang berkerumun di depan rumahnya, "Ada apa ini? Kenapa kalian datang ke rumah saya?"

Seorang warga, dengan nada tinggi dan emosi yang jelas terpancar, menjawab pertanyaan Nurjannah, "Jangan pura-pura tidak tahu! Anakmu itu sudah membuat malu lingkungan ini dengan kelakuannya yang sok suci itu!"

Warga lainnya, yang juga tampak emosi, ikut menyahut, "Benar! Kami tidak mau lagi punya tetangga seperti dia! Usir saja dia dari sini!"

Nurjannah semakin bingung dan ketakutan. Ia tidak mengerti mengapa warga tiba-tiba bersikap seperti ini padanya dan Wilda. Ia kemudian mencari Bu Emi, yang terlihat berdiri di barisan depan dengan wajah penuh kemenangan.

"Bu Emi, ada apa ini? Kenapa warga jadi seperti ini?" tanya Nurjannah dengan nada khawatir.

Bu Emi, dengan senyum sinis, menjawab pertanyaan Nurjannah, "Sudah tidak usah pura-pura tidak tahu lagi. Semua orang juga sudah tahu kalau anakmu itu bukan wanita baik-baik."

"Maksud Ibu apa?" tanya Nurjannah dengan nada bingung.

"Maksud Ibu apa?" tanya Nurjannah dengan nada bingung.

"Sudahlah, tidak usah banyak bertanya lagi. Sebaiknya kamu pergi saja dari sini sebelum warga semakin marah," kata Bu Emi dengan nada mengancam.

Nurjannah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia tidak menyangka Bu Emi akan tega memfitnah anaknya seperti itu. Ia tahu, Bu Emi pasti dendam padanya karena ia pernah memarahi wanita itu karena telah menyebarkan gosip tentang Wilda.

"Kamu sudah keterlaluan, Bu Emi!" kata Nurjannah dengan nada marah. "Saya tidak akan membiarkan kamu memfitnah anak saya!"

"Sudah, Bu Nurjannah. Jangan dilawan orang seperti dia," kata seorang warga yang mencoba menenangkan Nurjannah. "Sebaiknya Ibu pergi saja dari sini sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan."

Nurjannah yang sudah sangat marah dan kecewa, akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Ia tidak ingin berurusan dengan warga yang sudah termakan oleh hasutan Bu Emi.

"Ayo, Wilda. Kita pergi dari sini," kata Nurjannah kepada Wilda.

Wilda yang juga merasa sedih dan malu, hanya bisa mengikuti ibunya. Ia tidak menyangka akan diperlakukan seperti ini oleh warga yang selama ini ia kenal baik.

Dengan hati yang hancur, Nurjannah dan Wilda meninggalkan rumah mereka. Mereka tidak tahu harus pergi ke mana. Mereka hanya berharap, suatu saat nanti kebenaran akan terungkap dan mereka bisa kembali ke rumah mereka dengan tenang.

Sementara itu, Bu Emi dan warga yang lain merasa puas karena berhasil mengusir Nurjannah dan Wilda dari lingkungan mereka. Mereka merasa telah melakukan tindakan yang benar. Namun, mereka tidak tahu bahwa perbuatan mereka ini akan membawa dampak yang buruk bagi kehidupan mereka sendiri.

"Keadilan pasti akan datang," kata seorang warga yang masih memiliki hati nurani. "Suatu saat nanti, semua orang akan tahu siapa yang benar dan siapa yang salah."

****

Selepas kepergian Nurjannah dan Wilda dengan hati hancur, Bu Emi merasa sangat puas. Dendamnya pada kedua wanita itu akhirnya terbalas sudah. Mulutnya yang penuh dengan kata-kata pedas dan fitnah berhasil menghasut warga untuk mengusir Nurjannah dan Wilda dari lingkungan mereka. Bu Emi merasa menang dan bangga karena rencananya berjalan dengan lancar.

"Rasakan itu, Wilda! Kamu sudah membuatku malu di depan banyak orang, sekarang giliran kamu yang merasakan akibatnya!" gumam Bu Emi dengan nada sinis.

Namun, di tengah rasa puasnya, ada seorang warga yang tidak setuju dengan tindakan Bu Emi. Ia adalah Bu Haji Tatik, seorang wanita yang dikenal bijaksana dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan. Bu Haji Tatik melihat dengan jelas bagaimana Bu Emi dengan sengaja memprovokasi warga untuk mengusir Nurjannah dan Wilda. Ia tahu betul bahwa apa yang dilakukan Bu Emi sudah keterlaluan dan tidak pantas.

"Bu Emi, saya rasa Ibu sudah keterlaluan," kata Bu Haji Tatik dengan nada tenang namun tegas.

Bu Emi yang mendengar perkataan Bu Haji Tatik, langsung menoleh dengan wajah kesal. "Maksud Ibu apa?" tanya Bu Emi dengan nada ketus.

"Ibu sudah memfitnah Wilda dan membuat warga membencinya. Padahal, kita tidak tahu yang sebenarnya bagaimana," kata Bu Haji Tatik.

"Sudahlah, Bu Haji. Tidak usah ikut campur urusan orang lain," kata Bu Emi dengan nada sinis.

"Ini bukan urusan orang lain, Bu Emi. Ini urusan kita semua. Kita harus menjaga nama baik lingkungan kita. Jangan sampai kita terhasut oleh omongan orang yang tidak bertanggung jawab," kata Bu Haji Tatik.

Bu Emi terdiam. Ia tidak berani membantah perkataan Bu Haji Tatik. Ia tahu, Bu Haji Tatik adalah orang yang dihormati dan disegani oleh warga.

"Saya hanya mengatakan kejujuran saja, Bu Haji. Saya tidak bermaksud untuk memfitnah Wilda," kata Bu Emi dengan nada sedikit menyesal.

"Jujur atau tidak, Ibu tetap saja sudah menyakiti hati orang lain. Sebaiknya Ibu minta maaf kepada Bu Nurjannah dan Wilda," kata Bu Haji Tatik.

Bu Emi terdiam sejenak. Ia kemudian menghela napas panjang.

Bu Haji kemudian menghampiri beberapa warga yang masih terlihat marah.

"Ibu-ibu, Bapak-bapak, sebaiknya kita jangan terburu-buru menghakimi orang lain. Kita harus mencari tahu dulu kebenarannya sebelum bertindak," kata Bu Haji Tatik dengan nada bijaksana.

Warga yang mendengar perkataan Bu Haji Tatik, mulai tersadar. Mereka menyesal karena telah terhasut oleh omongan Bu Emi.

"Iya, Bu Haji. Kami minta maaf," kata salah satu warga.

"Kami sudah salah menilai Wilda," kata warga yang lain.

****

Nurjannah dan Wilda berjalan tanpa tujuan yang pasti. Mereka berdua masih bingung dan sedih setelah diusir dari rumah mereka sendiri. Mereka tidak tahu harus pergi ke mana.

"Ibu, kita mau ke mana?" tanya Wilda dengan nada sedih.

"Ibu juga tidak tahu, Nak," jawab Nurjannah dengan nada pasrah.

Keduanya terus berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Mereka membawa beberapa barang yang sempat mereka selamatkan sebelum diusir.

Tiba-tiba, dari arah depan mereka, muncul sosok Juwita, adik Wilda. Juwita terlihat terkejut melihat ibu dan kakaknya berjalan membawa barang-barang.

"Ibu, Mbak Wilda! Kalian kenapa?" tanya Juwita dengan nada khawatir.

Nurjannah dan Wilda tidak menjawab pertanyaan Juwita. Mereka hanya terdiam dan menundukkan kepala.

"Ibu, Mbak Wilda, ada apa ini? Kenapa kalian membawa barang-barang seperti ini?" tanya Juwita lagi dengan nada yang semakin khawatir.

Nurjannah akhirnya menceritakan kejadian yang baru saja mereka alami kepada Juwita. Ia menceritakan bagaimana mereka diusir dari rumah mereka sendiri oleh warga yang termakan hasutan Bu Emi.

Juwita terkejut mendengar cerita Nurjannah. Ia tidak menyangka ibunya dan kakaknya akan mengalami kejadian yang begitu menyakitkan.

"Ya Allah, Ibu, Mbak Wilda. Kenapa bisa seperti ini?" kata Juwita dengan nada sedih.

"Ini semua gara-gara Bu Emi, Juwita," kata Nurjannah dengan nada marah. "Dia sudah memfitnah Wilda dan membuat warga membenci kita."

Juwita mengepalkan tangannya. Ia sangat marah kepada Bu Emi yang telah membuat ibunya dan kakaknya menderita.

1
Ma Em
Luar biasa
Rani Yetiana
semoga Agustin gak bisa hamil biar taurasa tu nenek peot
Ma Em
Dasar pelakor maruk sdh tau suami sahabatmu masih saja digoda seperti tdk ada lelaki lain didunia ini apa Agustine tdk laku hingga suami sahabat sendiri embat juga
ay Susie
bikin darah tinggi ,,
Machmudah
suka sm othor nya rajin up....🥰
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
Mika Su
bukunya sangat bagus dan gak nyesel buat baca
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!