Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#25
3 bulan berlalu,
Celine yang tengah duduk sendiri menikmati akhir minggunya, kini merasakan pergerakan bayi dalam kandungannya untuk pertama kali. Ia tersenyum dan meraba perutnya yang sedikit membuncit.
“Sehat-sehat, sayang. Mommy menyayangimu,” kata Celine sambil memegang perutnya. Usia kandungannya kini sudah mencapai minggu ke 17. Selama itu pula, ia baru satu kali mengunjungi dokter kandungan.
Sementara itu di Kota Helsinki,
“Mengapa kamu belum menemukannya juga?!” ujar Rhys yang semakin hari semakin kacau. Penampilannya saat ini sangat berbeda dengan Rhys yang dulu.
“Aku sudah memeriksa seluruh penerbangan sejak hari itu hingga sekarang, tapi tak ada nama Celine sama sekali.”
“Bisa saja ia tak menggunakan pesawat. Apa kamu tak memeriksa kapal laut, bus, kereta api, mobil pribadi, dan …”
“Rhys, STOP! Tidak semudah yang kamu katakan. Kamu kira mencari 1 orang di dunia yang besar ini akan semudah itu?” Kata Finn. Ia juga sudah sangat lelah karena ia harus mengerjakan pekerjaan di perusahaan karena Rhys seakan tak terlalu peduli.
Tokk tokk tokkk
“Masuk,” kata Finn yang menjawab.
Revan yang adalah sekretaris Rhys masuk ke dalam, “Maaf, Tuan. Ada Tuan Davin di depan.”
“Baiklah, persilakan dia masuk.”
Revan pun keluar dan mempersilakan Tuan Davin, yang adalah pengacara keluarga Alban untuk masuk. Finn pun turut keluar dari ruangan Rhys sambil membawa beberapa map yang telah selesai ditanda tangani oleh atasannya itu.
“Rhys.”
“Ya Uncle.”
“Ada apa? Mengapa wajahmu kusut seperti itu?”
“Aku tidak apa,” jawab Rhys.
“Lihatlah, aku sudah membawa dokumen pengalihan seluruh aset Keluarga Alban atas namamu. Kini tak ada lagi yang bisa mengambilnya darimu. Hanya ada 1 aset yang masih atas nama istrimu, yakni Perusahaan yang dulu dipimpin oleh mertuamu, Harry Matteo.”
Tak ada raut bahagia di wajah Rhys. Ia telah memiliki semuanya. Namun ada sesuatu juga yang lepas dari dirinya.
“Tidak apa, Uncle. Itu adalah miliknya. Bukankah Dad Dave yang memberikan perusahaan itu untuknya?” tanya Rhys.
“Ya, Daddymu yang memberikan padanya di ulang tahunnya yang ke 22, kalau Uncle tidak salah ingat. Apa kamu tidak ingin mengambilnya juga? Uncle bisa melakukannya.”
“Ehh tidak perlu, Uncle. Biarkan perusahaan itu atas namanya.”
“Baiklah, terserah padamu saja.”
Uncle Davin menyerahkan sebuah map yang berisi surat pernyataan bahwa kini Rhys adalah pewaris tunggal seluruh kekayaan Keluarga Alban. Tak ada syarat apapun lagi untuknya.
“Uncle pergi dulu. Kalau ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan, hubungi Uncle saja nanti,” kata Uncle Davin.
“Baik, Uncle. Terima kasih.”
**
“Rhys sudah mendapatkan semua harta Keluarga Alban.”
“Benarkah?” wanita itu terus bergoyang di atas tubuh seorang pria. Sedikit lagi ia akan mencapai puncak yang ia inginkan.
“Ya, Davin menghubungiku tadi. Ia menceritakan semuanya. Tapi sayang sekali, anak perusahaan Alban Group, masih tetap atas nama Celine.”
“Aku akan merayu Rhys nanti. Aku akan memintanya untuk mengubah semuanya atas namaku. Bukankah aku sedang mengandung anaknya,” kata Eve dengan bangga.
Rhys tak pernah menyentuhnya, maka ia harus mencari kepuasan seorang wanita dewasa seperti dirinya di luar. Untung saja banyak pria yang rela berada satu ranjang dengannya, bahkan memberikannya banyak uang. Karir dan uang, kini seakan tumpah ruah baginya.
“Kamu memang wanita yang pintar. Aku suka,” bisik pria itu di telinga Eve, membuat wanita itu kembali merasakan gelenyar halus.
Pria itu memutar tubuhnya dan kini ia yang berada di atas Eve dan mengungkung wanita itu. Ia kembali menghentakan tubuhnya dan mendessah bersama. Pria itu meremas kedua aset milik Eve yang semakin sekksi dan menggemaskan baginya.
Usia kehamilan Eve sudah mencapai 5 bulan. Perutnya sudah mulai terlihat dan kini saatnya ia kembali ke Kota Helsinki. Ia juga telah menuntaskan pembuatan filmnya yang ia yakini akan meraih penghargaan.
**
Aunty Anna begitu senang dengan kepergian Celine dan juga Eve. Ia merasa sebagai ratu di kediaman Keluarga Alban. Ia pun terus menjalankan rencananya untuk menyatukan Rhys dan Alice dalam sebuah pernikahan.
Bila itu semua terjadi, maka lengkaplah kebahagiaannya. Ia akan menjadi salah satu pemilik seluruh aset keluarga Alban. Ia pun tersenyum saat membayangkannya.
Alice yang baru saja pulang dari bekerja, menautkan kedua alisnya saat melihat ibunya senyum-senyum sendiri.
“Apa ada kabar yang membahagiakan, Mom?” tanya Alice.
“Tentu saja, sayang. Belakangan ini banyak hal-hal menggembirakan yang terjadi di sini. Oya, nanti malam kita akan makan malam bersama,” kata Aunty Anna.
“Aku tidak bisa, Mom.”
“Tidak bisa bagaimana?!” Aunty Anna seakan meminta kejelasan pada putrinya itu. Ia sengaja membuat acara makan malam kali ini untuk mendekatkan Rhys dengan Alice, malah terancam gagal.
“Aku ada perjalanan bisnis, Mom. Perusahaan memintaku pergi,” kata Alice.
“Sebelumnya kamu tidak pernah pergi.”
“Ya, memang. Tapi mereka kini mempercayakannya padaku,” ujar Alice.
Aunty Anna langsung melipat kedua tangannya di dada. Ia tak suka dengan kegagalan rencananya. Sementara itu, Alice langsung pergi ke kamar tidurnya untuk membereskan barang-barang yang akan ia bawa.
Sebuah koper besar ia keluarkan dari lemari. Ia memasukkan beberapa pakaiannya dan beberapa barang yang sengaja ia beli untuk seseorang. Kepergiannya kali ini pun karena ia berhasil melacak keberadaan ponselnya.
Jika ia tak melakukannya, maka untuk selamanya wanita itu tak akan menghubunginya untuk memberitahu keberadaannya.
Alice keluar dari kamar tidurnya sambil membawa sebuah koper besar. Aunty Anna yang melihatnya menjadi sedikit bingung.
“Kamu mau perjalanan bisnis atau mau pindah?”
“Aku belum tahu akan berapa lama di sana, Mom. Aku pergi dulu,” Alice pun pamit dan segera pergi dari sana. Ia tak ingin ketinggalan pesawat karena ia juga memesan secara mendadak.
Sebuah taksi online sudah berada di depan kediaman Alban untuk menjemput Alice. Namun sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di sampingnya.
“Al, kamu akan pergi?”
“Hmm … aku akan menemuinya.”
“Apa kamu ingin memastikan keadaannya agar kamu bisa merebut semua miliknya?”
“Raf! Aku lelah dengan semua prasangkamu itu,” kata Alice.
“Aku hanya tak ingin kamu berbuat hal yang buruk, Al. Aku tahu kamu mencintai sepupumu itu, tapi bukan dengan cara seperti ini kamu mendapatkan cintanya,” kata Rafael.
Alice menghela nafasnya. Ia benar-benar tak mengerti jalan pikiran Rafael. Pria itu adalah seorang CEO, tapi mengapa pikirannya begitu pendek.
“Terserah padamu saja mau berpikir apa tentangku. Aku pergi,” Alice meminta supir untuk memasukkan kopernya ke dalam bagasi sementara ia masuk dan duduk di kursi belakang.
“Al … arghhh!!!”
Rafael segera masuk kembali ke mobilnya dan mengikuti taksi online yang dinaiki oleh Alice. Ia sangat takut Alice akan berbuat hal buruk pada Celine.
🌹🌹🌹