NovelToon NovelToon
Sabira

Sabira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:29.3k
Nilai: 5
Nama Author: devi oktavia_10

Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.

Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.

Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.

Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.


Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Bira..." panggil Tari sahabat Sabira.

Sabira tersenyum lembut menatap sahabat baiknya itu, dari dulu hanya Tari yang tidak terhasut dengan Aura.

"Kamu baik baik aja, Bir? " tanya Tari.

"Aku selalu baik Ri, kamu tenang aja." kekeh Sabira, sahabatnya itu sudah tau bagaimana perlakuan keluarganya kepada Sabira, bahkan dia tau Aura lah yang suka menghasut orang orang untuk membenci Sabira.

"Kamu wanita kuat Bir, kamu hebat." ucap Tari mengacungkan dua ibu jarinya.

"Harus dong, aku nggak mau lemah karena mereka, apa lagi setelah membaca surat dari nenek, semakin membuat aku semangat." kekeh Sabira.

"Bagus! tunjukan kepada para pembenci mu itu, kamu bisa tanpa mereka." ucap Tari memberi semangat kepada Sabira.

Sabira hanya mengangguk kecil, walau di dalam hatinya selalu menyimpan rasa sakit, tapi Sabira tidak ingin orang lain mengetahuinya, dia selalu terlihat baik baik saja.

"Bir, kamu jadi ikut tanding?!" tanya Tari.

"Jadi." angguk Sabira tanpa ragu.

"Tapi pulangnya malam, Bir. Nanti kamu kena marah lagi." khawatir Tari.

"Kamu tenang aja, aku nggak akan ketahuan pulang malam, teman mu ini punya ilmu penghilang." kekeh Sabira.

"Ck, kamu ini." cibir Tari.

Sabira terkekeh melihat wajah kesal Tari.

"Ayo ah.... kenapa kita jadi ngobrol di parkiran, sih." kekeh Sabira menarik tangan Tari.

ke dua cewek cantik itu berjalan di Koridor sekolah, sesekali tertawa kecil, dengan candaan candaan random mereka.

Siapa pun yang melihat tawa riang Sabira pasti terpesona.

"Ya ampun, Gue klau jalan bareng Sabira sama Tari lansung insecure." keluh seorang siswa.

"Hooh, padahal Bira sama Tari nggak pernah dandan mencolok loh, dia cuma berdandan apa adanya, nggak kaya kita, sudah segala endah skincare di coba, tetap aja buluk." keluh siswi lainnya.

"Halah, pasti mereka pakai susuk pemikat." cibir salah satu siswi yang iri melihat Sabira dan Tari.

"Ck, iri bilang bos..." cibir siswi lain.

"Apaan yang di iri in dari mereka, cantikan juga gue, liat noh, banyak mata yang memandang gue." pongah siswi itu.

"Haha... orang ngeliat loe bukan karena iri, tapi ngeliat loe seperti ngeliat boneka mampang." ledek siswi satunya lagi.

Hahaha....

Pecah sudah tawa para siswa dan siswi di sana, karena memang murid satu itu dandanannya, sedikit berlebihan, mana muka sana leher belang.

"Agggkkkk... Sialan kalian! " pekik siswi itu nggak terima.

"Yeee.... Marah, makanya jangan suka julid sama orang kak, di julid in balik nggak terima kan loe." cibir teman temannya.

siswi itu pergi dengan bersungut sungut kesal.

"Bir, Bira..." panggil seorang siswa.

"Iya, ada apa? " tanya Sabira heran.

"Loe di suruh ke ruang kepala sekolah." ucap siswa itu.

"Oh... Iya, makasih ya." sahut Sabira tersenyum lembut.

"Sama sama." sahut siswa yang memanggil Sabira itu dengan wajah salah tingkah, karena dapat senyum manis dari Sabira.

"Tar, aku nitip tas, laptop ya." ucap Sabira, klau ke kelasnya dulu, pasti lama, karena ruang kepala sekolah dan kelas Sabira berlawanan arah.

"Dengan senang hati, nona cantik." kekeh Tari.

Sabira melangkah kan kaki panjangnya tanpa keraguan sedikit pun, menuju ruang kepala sekolah.

Tok...

Tok....

Tok...

Sabira mengetuk ruang kepala sekolah.

"Masuk." sahut suara dari dalam.

Cek lek...

Sabira membuka pintu ruangan kepala sekolah, dan melangkahkan kakinya ke dalam ruangan itu.

"Permisi pak." ucap Sabira hormat.

"Ehhh... Bira, sudah sampai, nak. Silahkan duduk." titah kepala sekolah, melihat kedatangan Sabira.

Terimakasih, pak." ucap Sabira dan duduk di kursi tamu.

Kepala sekolah, yang tadinya duduk di meja kerjanya, kini beranjak pindah duduk di hadapan Sabira, dan di batasi oleh meja tamu.

"Bira, bapak punya kabar baik untuk kamu." ucap kepala sekolah itu tersenyum lembut ke arah Sabira.

"Kabar apa pak? " ucap Sabira mulai kepo.

Bapak kepala sekolah, menarik nafas, lalu sesaat abis itu membuangnya secara perlahan.

"Kamu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah, di salah satu Perguruan tinggi di luar negeri."

"Serius pak." ucap Sabira tersenyum lebar, karena itu lah keinginannya.

Bapak kepala sekolah menganggukan kepalanya, dan tersenyum melihat wajah bahagia Sabira.

Sedikit banyak kepala sekolah, sudah tau keadaan Sabira, dia menyayangkan sikap keluarga Sabira itu.

"Apa kamu siap untuk pergi keluar negeri? " tanya Bapak kepala sekolah.

"Siap, pak." sahut Sabira tanpa keraguan.

"Bagus lah klau begitu, nanti bapak bantu kamu mengurus semua keperluan untuk kampus tersebut, dan semoga keluarga kamu juga senang mendengar kabar ini." lirih bapak kepala sekolah.

Wajah Sabira lansung berubah sendu.

"Itu tidak mungkin pak." lirih Sabira.

"Sabar ya nak." seketika bapak kepala sekolah menyesal telah mengucapkan kata kata yang membuat Sabira bersedih.

Sabira menganggukan kepalanya dan tersenyum tulus kepada kepala sekolah.

"Kalau gitu saya pamit dulu ya pak, terimakasih sudah membantu Bira, pak." ucap Sabira tulus.

"Sama sama nak, kamu pantas mendapatkan itu semua, kamu pintar, dan banyak prestasi, jadi bapak dan guru guru lain juga ingin melihat kamu maju." ucap kepala sekolah.

Sabira mengangguk dan tersenyum tulus, dia bersyukur memilih sekolah di sekolah harapan bangsa ini, seperti nama sekolahnya, dia punya harapan tinggi menjadi orang sukses dan membanggakan bangsanya di luar sana, dan ingin melihat penyesalan keluarganya yang telah menyia nyiakan dirinya.

Sabira keluar dari ruang kepala sekolah dengan wajah yang berseri seri, dan kembali melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

Di tengah jalan, dia bertemu dengan mantan sabahat baiknya, Mahesa. Dulu mereka sangat akrab, tapi karena fitnah yang di buat Aura Mahesa sangat membenci Sabira.

Sabira melewati Mahesa begitu saja, dia tidak dendam dan tidak benci kepada Mahesa, karena bukan salah Mahesa sendiri, cuma laki laki itu yang terlalu percaya dengan fitnah Aura, Sabira bisa apa, dia menjauh di saat di suruh menjauh oleh Mahesa.

Mahesa yang melihat Sabira yang melewatinya begitu saja, membuat dia mengeram kesal, karena sejujurnya dia ingin melihat senyum manis Sabira, dan Sabira kembali menjadi sahabat baik yang selalu membuat dia tertawa riang sepanjang hari.

Tapi semua kini terasa sulit, semenjak dia mengatakan kata kata kasar di depan banyak orang, dan mengaku jijik dekat dengan dirinya, dan dia menyuruh Sabira menjauh dari hidupnya.

Tanpa banyak kata, dan tanpa membela diri, gadis cantik itu memang benar benar menjauh darinya, semua akses sosial media dia di blokir oleh Sabira, dan kini gadis cantik itu tidak pernah mau bertegur sapa dengannya.

"Bira, sampai kapan kita akan seperti ini, gue rindu sama Bira gue yang dulu." lirih Mahesa menatap punggung Sabira yang sudah menjauh darinya.

"Hahaha.... Nyesel ya bro, sudah membuang sahabat sebaik Sabira, percaya sama ular keket." ejek teman Mahesa.

"Diam loe, brengsek." maki Mahesa.

"Dari awal gue kan udah bilang, cari tau dulu yang sebenarnya, loe yang kepancing emosi lansung ngata ngatain Sabira di depan umum dan menyuruh dia menjauh dari loe, padahal gue udah bilang, perempuan itu playing victim, loe nggak percaya, loe tertipu dengan tampang polosnya, ternyata perempuan itu licik, mampus loe kehilangan sahabat baik dan secantik Sabira." ejek teman Mahesa sebelum dia pergi meninggalkan Mahesa yang sedang menyesali perbuatannya itu.

"Gue bodoh ya Ra, begitu saja percaya sama kakak loe, kini gue kehilangan loe Ra, gue nyesal." gumam Mahesa dalam hati.

Bersambung....

Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote... 😘😘😘

1
Bak Mis
RASAIN tuh semua penyesalan kalian, tapi gak mudah minta maaf sm Bira kan
irma hidayat
good Devan, dasar aura ular kadut coba bersyukur jadi anak angkat pasti disayang
Teh Euis Tea
usir rubah ga tau diri itu devan kumpulkan bukti kelicikan si aura
jaran goyang
ʙɢᴜs ᴅᴇᴠ.... ᴋᴀᴜ ᴍᴀɴɢ ʜʀs ᴛᴇɢᴀs... sᴍ ᴏʀᴛᴜ ʏɢ ɢᴋ ᴘɴᴛs ᴅɪ sʙᴛ ᴏʀᴛᴜ....


ᴄᴘᴛ ʟᴀʜ ᴋᴀᴜ ʙᴋᴛ ᴋɴ
Dewi @@@♥️♥️
pokoknya bawaannya emosi kalau dah si awur awuran sama Bu Karin yg masih aja tertipu sama si awur awuran
Putri Laely
lanjut Thor
Kasih Bonda
next thor semangat
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus devan kamu hrs tegas sm ke dua ortu kamu,samoai dia benar² menyesal sdh menyiksa sabira dan jangan biarkn rubah itu tertawa bahagia menang dengan lelicikan dia,ayo dev kamu bisa membuktilan kebebaran sabira
Rita Rosita
mewek aku gk berhenti"😭😭😭
Nisa Ramadani
semoga bapak ibu angkat kamu percaya ya
Putri Laely
manaa lanjutnya thor... jgn mlm2 up nya
4U2C
kan REGAN terus awasi ya,,para kuman pasti akan mencari celah teruma si sundal tuh..
Nitnot
Thor, utk devan tidur dengan adiknya itu sangat tidak pantas, mhn mmperhtikn kepatutannya, btw ceritanya asyik
jaran goyang
ᴍɪᴍᴘɪ ᴋᴀᴜ ᴊʟᴀɢ
atiyah9389
anak pungut yg GK bersyukur padahal kalau baik aja pasti bahagia tuh s uler emang susah y kalau punya hati iri daki pula 🤣🤣
Irma Minul
good 👍👍👍
Dwi Setyaningrum
menurut loe aura km ngadu sm mama papamu Devan akan diem aja gt Devan sdh tau kelakuanmu kaliii walau Devan dimarahi ga akan dia juga tinggal diam kali😝😝
Putri Laely
lanjut Thor
🌷💚SITI.R💚🌷
bikin laporan yg sebaik mungkin aura siapa tau mereka semakin percaya dan sayang sm kamu biar kamu jadi putri semata wayang mereka,tapi klu itu terjadi sabira santai aja walau tanpa kasih sayang dr keluargay,justru sabira makin bersinar setelah keluar dr rmh itu..lanjuut mak otbooor
🌷💚SITI.R💚🌷
kamu kaget kan devan itu blm semuay gmn sabira sm prestasiy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!