Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku harus apa?
Mobil yang di kendarai Kafeel dan juga Kinara tiba di kediaman Geffie tepat tengah malam karena memang jarak tempuh yang cukup jauh, di tambah lagi dengan jalanan yang cukup padat karena terdapat konser salah satu penyanyi ternama di ibu kota kali itu, sehingga membuat keduanya tiba di rumah tengah malam.
"Terima kasih atas tumpangannya Kaf, aku masuk ke dalam dulu." ucap Kinara sambil membuka pintu mobil dan bersiap untuk turun.
"Jangan sungkan Ra, kalau ada apa apa kamu bisa menghubungiku." ucap Kafeel kemudian yang di balas anggukan oleh Kinara.
Setelah mengucapkan sepatah dua kata, mobil Kafeel melaju meninggalkan kediaman Geffie, sedangkan Kinara melangkah dengan langkah kaki terburu buru masuk ke rumah karena khawatir dengan keadaan Delisha.
Kinara melemparkan kopernya ke sembarang arah dan langsung berlarian menuju kamar Delisha, namun ketika ia sampai di sana kamarnya kosong, benar benar kosong membuat Kinara bertanya tanya di mana Delisha saat ini, bukankah tadi di telpon Geffie mengatakan Delisha sedang sakit?
"Apa Geffie membawa Delisha ke rumah sakit ya?" tebaknya dalam hati karena tidak melihat Delisha di kamarnya.
Kinara kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan mencari keberadaan Geffie di rumah, namun langkahnya terhenti kala melihat Geffie tengah duduk terdiam di sudut sofa membuat Kinara sempat terkejut karena baru menyadari kehadiran Geffie di sana, padahal pas masuk tadi Kinara sama sekali gak ngeh kalau Geffie sedang berada di sana.
"Baru ingat anak sekarang?" tanya Geffie kemudian membuat Kinara lantas menatap ke arahnya dengan bingung mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut Geffie barusan.
"Apa maksud mu mas?" tanya Kinara tidak mengerti dengan arah pembicaraan Geffie barusan.
Mendapat pertanyaan tersebut Geffie bangkit dari duduknya kemudian melangkah mendekat ke arah Kinara dengan tatapan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
"Apa begitu menyenangkan bermain di belakang ku Ra?" ucap Geffie lagi namun kali ini dengan senyum menyeringai membuat Kinara lagi lagi bertanya tanya ada apa dengan Geffie kali ini. "Apa sekarang kau mau membalas ku?" imbuhnya lagi sambil terus melangkahkan kakinya mendekat ke arah Kinara.
"Aku tidak mengerti ucapan mu mas? apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan dan di mana Delisha? bukankah kamu mengatakan di telpon kalau Delisha sedang sakit?" tanya Kinara dengan bingung.
Geffie melangkahkan kakinya semakin dekat dan berusaha mengikis jarang diantara keduanya hingga tinggal berapa senti meter saja, Kinara yang melihat Geffie mendekat lantas mulai melangkah mundur karena Kinara merasa Geffie kali seperti bukan Geffie yang ia kenal.
"Ada apa sebenarnya ini?" batin Kinara dalam hati.
Setelah Geffie berhasil mengikis jarak di atara keduanya, Geffie kemudian lantas menarik tangan Kinara lalu mendekapnya dengan erat membuat Kinara semakin bingung ada apa sebenarnya dengan Geffie kali ini.
"Apa yang kamu lakukan mas? kamu mabuk?" tanya Kinara sambil berusaha melepas dekapan Geffie karena ia merasa Geffie tengah di bawah pengaruh alkohol kali ini.
"Apa sekarang aku tidak bisa menyentuh mu juga? aku bahkan masih suami mu Ra!" ucap Geffie dengan kesal karena Kinara terus meronta meminta untuk di lepaskan.
Geffie yang seperti tengah tersulut api hingga ia tanpa sadar terus mendekap Kinara sambil kemudian bermain nakal dengan menyentuh beberapa daerah sensitif Kinara namun secara paksa dan kasar, tidak hanya sampai di situ saja Geffie dengan gerakan cepat langsung ******* bibir Kinara dengan kesetanan, membuat Kinara yang tidak siap akan serangan mendadak itu bingung hendak melakukan apa.
"Ada apa dengan Geffie sebenarnya?" ucap Kinara dalam hati bertanya tanya.
Kinara terus berusaha memberontak karena ia merasa Geffie melakukannya atas dasar kesal dan juga kasar, perlakuannya kali ini benar benar bukan seperti Geffie yang biasanya selalu melakukannya dengan lembut dan penuh perhatian takut jika melukai Kinara apabila ia melakukannya dengan tergesa, bibir Kinara bahkan sudah terasa kebas dan bengkak karena Geffie terus memaksa masuk hingga tak segan menggigit bibir Kinara dengan brutal untuk membuka celah baginya agar bisa masuk dan mengeksplore mulut Kinara.
Kinara yang sudah merasa kebas dan sakit di area bibirnya, lantas mendorong tubuh Geffie dengan cukup kuat hingga Geffie sedikit terhuyung mundur beberapa langkah.
Geffie yang melihat reaksi Kinara lantas tersenyum sinis sambil mengusap sudut bibirnya yang masih basah.
"Bagian mana saja yang sudah dia sentuh?" tanya Geffie kemudian dengan menatap hina ke arah Kinara.
"Apa lagi ini mas?" tanya Kinara sambil sedikit mengelus bibirnya karena sakit.
"Aku tanya bagian mana saja yang sudah ia sentuh? hingga kamu bahkan tak ingin ku sentuh sama sekali! apa kamu ingin membalas ku dengan menggunakan Kafeel Ra? jangan pernah berharap!" ucap Geffie dengan nada setengah berteriak membuat Kinara terdiam karena kini baru mengerti maksud dari ucapan Geffie barusan.
"Itu tidak seperti yang ada di pikiran mu mas!" ucap Kinara tidak terima di tuduh ada hubungan khusus dengan Kafeel.
"Cuih tidak ada maling yang akan mengaku Ra, jika begitu mungkin penjara akan penuh!" ucap Geffie.
"Aku bahkan sudah mengatakannya tapi kamu tak percaya, dari dulu hingga sekarang kamu tidak pernah percaya pada ku mas!" ucap Kinara dengan berlinang air mata karena ia sudah tidak tahan lagi dengan tuduhan Geffie barusan. "Kau bahkan lebih parah melakukannya dengan Nabila, kenapa kau sangat marah bahkan ketika aku mengatakan tidak melakukannya?" imbuh Kinara dengan nada yang sudah tersendat karena menahan tangisnya.
Geffie yang memang sedang terpengaruh oleh alkohol lantas dengan kesetanan kembali mendekat ke arah Kinara dan langsung mendorong tubuhnya hingga Kinara terhuyung dan jatuh tepat di atas meja dengan posisi terlentang, Kinara bingung harus berbuat apa? hanya dengan melihat tingkah Geffie seperti ini Kinara yakin pasti Geffie akan meminta hak nya sebagai seorang suami saat ini juga, namun bukankah melakukannya dengan kasar seperti ini menyakiti hati Kinara?
Ingin sekali rasanya Kinara menolak namun ia juga tidak bisa berbuat apa apa selain hanya menangis dan menuruti keinginan Geffie saat ini. Air mata Kinara luruh begitu saja membasahi pipinya, malam ini Geffie meminta haknya tanpa mengenal tempat, Geffie bahkan melakukannya di dapur dengan paksaan, Geffie benar benar melakukannya dengan kasar membuat Kinara semakin merasa pilu dan hina.
"Haruskah aku bahagia atau malah tersakiti kala suami ku sendiri meminta haknya setelah sekian lama bercinta dengan wanita lain?" ucap Kinara dalam hati sambil menangis tersedu.
Geffie mengelap air mata yang mengalir membasahi wajah Kinara, kemudian menggendongnya ala bridal style dan membawanya menuju kamar mereka berdua untuk melanjutkan adegan panas yang baru mereka mulai.
Bersambung