Gea gadis berusia 18thn yang tanpa sengaja bertemu dengan Steven seorang CEO sekaligus mafia kejam,gadis cupu itu mampu membuat sesuatu dalam diri mafia yang sudah lama tertidur akhirnya bangkit.
Berkali-kali dia berusaha lepas dari sang mafia,namun sayangnya dia sudah terjerat belenggu sang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellapsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Honeymoon 3
Gea berada di dalam tangkapan Stefan Dia terlihat sangat kelelahan. Steven memandang lembut wajah dia yang masih tertidur.
"Aku dulu heran mengapa wanita-wanita seksi tak bisa membuatku bangkit, namun gadis kecil ini mampu membuatnya."batin Steven mengusap lembut rambut Ghea. "Maafkan Aku dulu hanya berpikir untuk memuaskan nafs*ku. tapi sekarang aku menyayangimu hingga tak rela laki-laki lain Memandangmu,"sambung Steven yang menarik selimut agar menutup rapat tubuh Gea supaya tidak kedinginan.
Dreet dret
Ponsel Steven berdering membuat pandangan teralihkan . Dia meraih ponsel nya untuk melihat Siapa yang menelpon dirinya.tertera nama Fero di sana , Steven pun bangkit dari tempat tidur memakai celananya kembali lalu mengangkat telepon itu.
Steven berjalan menjauh dari Ghea agar dia tidak membangunkan Gea."ya ada apa?*tanya Steven to the point.
"Pernikahan sudah dibatalkan tuan,"torang seru membuat Steven tersenyum tipis."dan sepertinya Tuan Johan tidak lagi peduli dengan Nona Berliana,"sambung fero yang semakin membuat Steven merasa puas.
"Mereka tak tahu keberadaanku?"tanya Steven.
"Tidak tuan tuan Johan tak bisa mendapat informasi apapun, tentang keberadaan tuan dan nyonya."jelas Fero."kemarin anak buat Tuan Johan menyelinap ke kediaman Tuan untuk menculik Nyonya," sambung Fero.
Steven membalik badan dan melihat gaya yang terbangun. dia pun tersenyum lalu berjalan ke arah Gea.
"Tetap awasi mereka, dan penjagaan saat aku dan dia pulang."Titah Steven yang kemudian telepon pun ditutup.
"Maaf kebangun ya?" tanya Stefan mengusap lembut pipi Gea.
"Laper"jawab Gea yang terdengar perutnya berbunyi.
Steven pun tersenyum. "Sebentar aku pesan makanan dulu ya,"ujar Steven yang akan menggunakan layanan hotel lagi.
"Mau mie instan aja,"ujar Gea memohon.
"Honey,"Panggil Steven dengan lembut tapi, Gea tidak menoleh dia malah menutup dirinya dengan selimut,"Honey ayolah jangan marah, kita makan yang lain aja ya,"bujuk Steven dengan lembut.
"Udah nggak laper,"jawab Gea Steven pun terdiam tak lagi membujuk Gea. Dia hanya mengusap lembut Gea.
Di dalam muslimat Gea terlihat sangat kesal karena Steven tak mau menuruti keinginannya.padahal sejak tadi malam dia dibuat lelah oleh Steven. Beberapa saat kemudian dia mendengar seorang pelayan Hotel masuk ke dalam kamar mengantarkan makanan untuk mereka.
Gea tetap dalam posisinya tak mau membuka selimutnya."Honey,ayo makan,"ajak Steven dengan lembut.
"Kamu yakin nggak mau makan?"tanya Steven yang membuka tutup makanan dan seketika alami menyebar di kamar mereka.
Gea yang mulai mencium aroma pun membuka selimutnya.dia menoleh ke arah Steven yang sedang mengaduk mie di dalam mangkok."Mau,"ujar Gea saat melihat mie instan.
Steven pun tersenyum bangkit menghampiri Gea dan memberikan bathrobe untuk dia pakai. Dia pun menerima bathrobe itu dan langsung memakainya. Steven kemudian menggendong Gea menuju ke meja makan.
Dengan perlahan Stefan menurunkan Gea di kursi.mata Gea langsung berbinar melihat mie di hadapannya.dia pun langsung mengambil kuahnya menggunakan sendok dan mencobanya.
"Aduhh,"eluh Gea karena Mie itu masih panas.
"Masih panas honey pelan-pelan,"ujar Stefan membuat Gea nyengir.
Gea Lalu mencoba mienya dengan meniupnya terlebih dahulu. Slurp,"ini mie apa?"tanya Gea setelah makan satu suap.
"Enakan?" tanya Steven yang mendapat anggukan dari Gea.
"Tapi Gea kayak nggak pernah makan mie ini, merk apa sih Om?"tanya Gea Yang penasaran.
"Udah yang penting enak,"jawab Steven yang membuat Gea penasaran.
"Iya enak, Om Coba deh,"ujar Gea mengarahkan sendok ke mulut Steven. Steven pun membuka mulutnya menerima suapan dari Gea. "enakan Om?"
"Iya enak," jawab Steven.
"Berarti lain kali Gea boleh makan mie instan lagi kan?"
"Kan Om udah coba barusan enak katanya, bolehlah Om,"bujuk Gea.
"Kalau mie ini,boleh tapi mie instan nggak boleh,"tutur Steven membuat dia memincingkan matanya.
"Hah?maksudnya?"tanya Gea yang tak mengerti.
"Ini bukan mie instan, aku suruh koki buat mie yang rasanya mirip dengan mie instan namun dengan bahan yang bagus."jelas Stefan membuat Gea terdiam. " yang penting rasanya sama kan sama mie instan kesukaan kamu itu,"sambung Steven.
"Kenapa bibirnya maju gitu? nggak mau mienya hem?"
"Mau kok, cuman heran aja sama Om. kayaknya semua Om bisa lakukan deh. tinggal nyuruh-nyuruh aja langsung jadi."tutur Gea.
"Kan kamu yang minta Honda jadi aku turutin,"ucap Steven. "udah dimakan lagi mienya Nanti keburu dingin nggak enak,"sambung Steven mengingatkan Gea.
Dia pun kembali melanjutkan makannya.Steven bangkit dari duduknya mengambil Kunciran untuk mengikat rambut Gea karena rambutnya beberapa kali hampir masuk ke kuah mie. Gea pun tersenyum mendapat perhatian kecil seperti ini dari Steven.
"Terimakasih,"ucap Gea dengan tersenyum setelah Steven selesai mengikat rambutnya.
"Sama-sama,"balas Steven.Dia kemudian menikmati makanan yang dia pesan untuk dirinya.
"Kenyang,"ucap Gea setelah menghabiskan mie miliknya.Steven pun tersenyum di mata Steven, Gea selalu terlihat menggemaskan.
"Honay,"Panggil Steven yang menunjuk pipinya. Gea yang tahu jika Steven minta dicium pun langsung mencium pipi Steven.
"Besok Sore kita pulang ya,"ujar Steven Gea pun mengangguk-anggukkan kepalanya."Maaf ya nggak bisa lama honeymoon nya,"sambung Steven.
"Nggak apa-apa Om,"jawab Gea yang sama sekali tidak kecewa karena mereka hanya honeymoon 3 hari di Amsterdam. "Kalau lebih dari 3 hari yang ada Nanti hancur tubuhku,"lirik Gea yang masih dapat didengar oleh Steven.
"Kamu ngomong apa honey?"tanya Steven yang langsung dijawab gelengan kepala."Kamu pikir aku nggak dengar hem,"Gea tertawa "Lagian Om jauh-jauh ke sini cuma di kamar aja,kalau kayak gitu mending nggak usah ke sini aja." sungut Gea.
"Oke berarti nanti setelah sampai rumah aku akan lakukan lagi seharian ya."ucap Stefan membuat dia membelalakkan matanya.
"Patah semua Om tulang Gea."mendengar ucapan Ghea Steven pun terkekeh "Kemari"Panggil Steven agar Gea duduk di pangkuannya.
"Om Gea lelah, Biarin dia istirahat ya." tutur Gea memohon.
Pikiran kamu selalu ke situ ya, Aku cuma mau kamu duduk di sini honey,"ucap Steven menepuk pahanya. Gea pun bangkit dari duduknya dan pindah ke pangkuan Steven.
"Kamu sangat lelah?"tanya Steven yang dijawab anggukan oleh Gea.
"Tapi aku menginginkannya lagi,"ucap Steven membuat Ghea menunjukkan mata kucingnya agar dikasihani oleh Steven.
Namun dengan dia begitu malah membuat Steven semakin ingin melakukannya. Dia menatap bibir Gea yang imut yang selalu dia ingin cium. Steven pun kembali menci*m Gea dan langsung memulai aksinya.meskipun Gea ingin menolak tetapi tubuhnya menerima segala yang sifat berikan.
Steven tersenyum kecil saat tubuh Gea merespon dirinya.dia memperlakukan Gea dengan lembut, Steven langsung menggendong Gea menuju ke tempat tidur. Dia menatap mata Gea yang sekarang berada di bawahnya.
Pukul 12.00 malam Steven terlihat kepuasan di wajah Steven. Berguling ke samping Gea yang kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
Dia mengusap keringat yang membasahi kening Gea dengan menggunakan tisu.Steven kemudian mengecup lembut kening Gea dan mengusap rambutnya.Tak lama kemudian dia pun ikut tertidur sambil mendekap tubuh Gea.
***
Berliana Baru saja sampai di apartemen miliknya.Dia berjalan dengan sempoyongan masuk ke dalam apartemen. Dia melepaskan sepatunya di sembarang tempat. karena pengaruh dengan alkohol dia pun hampir saja terjatuh.
Sudah dini hari, Berliana benar-benar Menghabiskan malam di klub. Apartemennya sangat berantakan karena Berliana tak mampu membayar asisten rumah tangga. Uangnya hanya Tersisa sedikit itupun telah dia habiskan tadi di klub malam.
Berliana masuk ke dalam kamarnya dan langsung menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur. Penampilannya sangat berantakan dan Tak lama kemudian dia pun tertidur.
Pukul 09.00 pagi Berliana terbangun karena perutnya terasa mual. Dia langsung bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi dia langsung muntah-muntah dan kepalanya terasa pusing.
Tubuhnya yang lemas pun langsung kembali merebahkan dirinya di atas tempat tidur.ting tong ting tong, suara pil berbunyi namun Berliana tidak berniat membukanya karena dia sangat lemas.
Karena tak kunjung dibuka,maka laki-laki itu pun langsung masuk ke apartemen Berliana."Berliana... Berliana"Panggil laki-laki itu yang mencari keberadaan Berliana.
Dia menuju ke kamar Berliana dan langsung membuka pintunya. "Berliana kamu nggak papa?"tanya laki-laki itu yang langsung menghampiri Berliana yang terletak di atas tempat tidur.
"Bajing*n ngapain lo masuk ke sini,"omel Berliana dengan sisa tenaga yang dia miliki. Laki-laki itu tak menghiraukan omelan Berliana, Dia membantu Berliana membenarkan tidurnya.
"Kau ke club' lagi?"tanya laki-laki itu yang mencium aroma alkohol dari tubuh Berliana.
*Itu bukan urusan lo bang*t," seru Berliana.
*Itu urusan aku karena kau mengandung anakku!" tutur laki-laki itu.
"Bukankah lebih baik dia mat*,"ucap Herliana yang menatap laki-laki itu dengan penuh kebencian. "Lagi pula lo nggak kayak Steven untuk bisa menghidupi aku,"sambung Berliana memberikan kata-kata pedasnya.
"Tunggu di sini, aku buatkan makanan untukmu,"ucap laki-laki itu setelah menyelimuti tubuh Berliana. Dia tak mau berdebat lagi dengan Berliana dan memilih membuatkan makanan untuk Berliana sarapan.
Berliana Langsung kembali tidur tidak menanggapi perkataan laki-laki itu. Laki-laki itu pun melangkah keluar dari kamar Berliana menuju ke dapur, dia menghela nafasnya melihat keadaan Apartemen Berliana yang sangat berantakan. Dia pun mulai membersihkan apartemen Berliana.
Meskipun Berliana selalu menghina bahkan merendahkannya. Namun,rasa cinta laki-laki itu tak pernah berubah untuk Berliana. Dia selalu berusaha untuk melindungi Berliana.
Dia adalah Satya teman SMA Berliana yang diam-diam mencintai Berliana sejak mereka duduk di bangku SMA .dan sekarang dia berusaha untuk mendapatkan Berliana seutuhnya. Walaupun dia tahu jika Berliana hanya ingin bersama Steven karena kekuasaan dan harta yang Stefan memiliki.
***
Pukul 04.00 sore Ghea dan Steven keluar dari hotel untuk kembali ke tanah air. Gea masih terlihat tertatih akibat ulah dari Steven. Berapa kali Steven ingin menggendongnya namun Gea menolak bantuan Steven. Dia merasa malu jika keluar kamar hotel dengan digendong oleh Steven.
Mobil berhenti, Steven pun segera turun untuk membukakan pintu mobil Gea, tanpa meminta persetujuan Gea dia langsung menggendong tubuh Ghea menuju ke jet pribadi mereka.
"Om, turunin Gea malu, banyak yang ngeliatin"ucap Gea yang meminta untuk diturunkan.
"Hits honey, aku tak tahan melihat kamu pincang seperti itu. Diamlah lagi boleh tidak akan ada yang menegur kita,"ucap Stefan membuat Gea terdiam karena berdebat dengan Stefan pasti tidak akan menang.
Steven menggendong Ghea masuk ke dalam jet pribad. Dia membawa Gea masuk ke dalam kamar pribadi dan merebahkan tubuh Gea di atas tempat tidur.
"Istirahatlah honay,kamu masih lelah kan?" tanya Steven dengan lembut.
"Sangat lelah," jawab Gea. tubuhnya benar-benar terasa remuk karena Steven membuatnya pingsan.Steven tersenyum dan mengecup sekilas bibir Gea.
Dia terbaring di sebelah Gea dan mendekat tubuh Gea dengan erat.Gea terdiam dalam dekapan Steven karena dia merasa nyaman.
Jangan lupa tinggalin jejak ya guys biar semangat outor bikin ceritanya maaf kalau masih banyak typo yang salah masih amatiran soalnya.
I LOVE YOU untuk penulis Cerita ini,semoga suaminya cepat kaya