Ex Bastard

Edward menyalakan rekaman vidio di laptopnya menampakan Liza yang sedang bergelayut manja di pangkuan seorang pria yang Edward tau sebagai produser yang menaungi Liza sebagai model.

"Jadi bagaimana bisa kan aku yang mewakili indonesia?" Tanya Liza sambil mengelus rahang produsernya.

Pria itu tertawa "Bisa, tapi syarat nya tak boleh hamil dan punya anak selama masa karantina, sedangkan kau bukankah sedang merencanakan punya momongan dengan suami mu itu"

Liza tersenyum menggoda lalu mengecup rahang pria tersebut "Mana mungkin aku punya anak, sedangkan aku belum melepas alat kontrasepsi ku, ayolah aku benar benar ingin mengikuti kompetisi itu" Liza ingin mengikuti ajang bakat yang diadakan secara internasional, namun ia perlu baking yang kuat dengan dukungan langsung dari produsernya,Liza yakin ia bisa mengalahkan semua peserta lain dan mewakili negara untuk menuju kancah internasional.

"Wow, luar biasa apa suami mu tau soal ini?" sang produser sudah berani mengelus paha mulus Liza.

"Ck.. tentu saja tidak dia terus merengek ingin anak, aku hanya bilang 'iya' untuk membuatnya diam, lagi pula aku tak ingin tubuhku jadi rusak karna melahirkan, enak saja kau tau untuk ke posisi ini tidak mudah, aku bahkan harus menghabiskan malam ku dengan pria pria tak tau diri itu"

Liza mendengus.

"Apa yang akan tuan Edward lakukan jika tau istri tercintanya bertingkah seperti ja lang"

"Dia tak akan tau, dia terlalu percaya padaku,bodoh bukan.. jadi bagaimana?" tangan Liza sudah membuka satu persatu kancing kemeja nya.

"Baiklah akan aku fikirkan, tapi.. untuk sekarang kau harus membuat ku puas dulu seperti biasa..!" dan selanjutnya hanya terdengar suara desa han akibat kegiatan panas yang sedang terekam oleh kamera tersembunyi itu.

Edward mematikan laptopnya, dengan sekali hentakan laptop tersebut pun terlempar tepat di kaki Liza "Menjijikan..!" kata Edward pelan namun sungguh menusuk.

Wajah Liza sudah pucat pasi, baru kali ini ia melihat wajah marah Edward, selama ini Edward selalu bersikap lembut padanya, bahkan dengan mudah Edward selalu mengiyakan semua permintaannya yang kadang tak masuk akal.

"Istriku sendiri di belakangku, merendahkan ku,apa yang kurang dariku Liza?" Edward tertawa sumbang "Aku yakin pria pria yang sudah menikmati tubuhmu itu, menertawakan ku di belakang sana"

"Mas ... aku.. itu tidak benar" Liza tak bisa bicara lagi semua sudah terpampang nyata, jika itu hanya sebuah foto mungkin ia bisa menyangkal bahwa itu hanya rekayasa, tapi vidio itu benar benar jelas menampakan dirinya yang sedang menjadi ja lang.

"Kenapa kau harus melakukan itu, jika kau minta aku bahkan bisa berikan seluruh dunia untukmu, lalu kenapa jalan itu yang kau pilih"

"Mas maafkan aku, aku menyesal" Liza menyentuh kaki Edward bersimpuh untuk memohon pengampunan.

Edward tertawa keras, "Pergi kau sebelum aku membunuh mu, menjijikan! aku bahkan tak ingin disentuh olehmu!"

"Mas tolong jangan bicara seperti itu, aku mencintai kamu"

Edward mendorong Liza hingga terjungkal "Jangan banyak bicara,cinta kau bilang.. pergi dari hidupku sekarang juga..!"

Edward berteriak memanggil asistennya, "Siapkan gugatan cerai ku, dan pastikan ****** ini menjauh dariku mulai sekarang!"

"Gak mas, tolong dengar dulu, kamu gak bisa menceraikan aku begitu saja.. mas..MAS!!" Liza terus berteriak meski sudah keluar diseret oleh dua orang penjaga.

Setelah pintu tertutup Edwar tertunduk lesu, ia hancur saat ia sudah memberikan semua cintanya pada Liza, namun hanya penghianatan yang ia dapatkan, sejak tadi ia menyembunyikan kelemahannya di depan Liza, ia tak ingin semakin direndahkan oleh wanita itu, dengan menangis menyesali nasibnya yang dikhianati istrinya sendiri.

Edward yang masih belum bisa meredakan emosinya,terhenyak saat Asistennya mengatakan sesuatu yang cukup mengejutkan "Apa?"

"Ya tuan, suruhan tuan Bagas yang sudah menyebarkan berita di media online, dan memberikan semua bukti itu pada anda"

_____________

Like..

komen..

vote..

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹