NovelToon NovelToon
Sea Lovers

Sea Lovers

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:541
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.

Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.

Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Sea terbangun dengan perasaan asing. Cahaya pagi menerobos masuk melalui jendela kamar tamu, menghangatkan ruangan yang sunyi. Butuh beberapa detik baginya untuk mengingat bahwa ini bukan lagi kamarnya, bahwa ia kini telah menikah dengan seorang pria yang hampir tidak ia kenal.

Sea menghela napas panjang dan duduk di tepi ranjang. Apa yang akan terjadi setelah ini?

Ia bangkit, membuka pintu, dan berjalan keluar. Apartemen itu terasa begitu luas dan sepi. Tidak ada tanda-tanda Aldo. Sea melangkah ke dapur, berharap menemukan sesuatu untuk dimakan.

Saat ia sedang menuangkan segelas air, suara langkah kaki terdengar dari belakang. Sea menoleh dan mendapati Aldo yang baru keluar dari kamarnya. Ia mengenakan kaus putih polos dan celana santai, tapi tetap terlihat rapi dan berwibawa.

“Pagi,” sapanya singkat.

“Pagi,” balas Sea pelan.

Aldo berjalan ke dapur dan mengambil secangkir kopi. Setelah menyesapnya, ia menatap Sea.

“Aku ada rapat pagi ini,” katanya. “Kalau kamu butuh sesuatu, tinggal bilang ke sekretarisku.”

Sea mengerutkan kening. “Sekretaris?”

“Iya. Aku akan mendaftarkan kamu sebagai istriku secara resmi di perusahaanku, agar pernikahan ini terlihat lebih meyakinkan.”

Sea menggigit bibirnya. Ia tahu ini bagian dari kesepakatan mereka, tapi mendengar Aldo mengatakannya dengan begitu datar membuat hatinya sedikit perih.

“Kamu boleh keluar dan jalan-jalan kalau bosan,” lanjut Aldo. “Tapi jangan lupa, sekarang kamu istri CEO. Jangan melakukan sesuatu yang bisa merusak citraku.”

Sea menatapnya, lalu mengangguk. “Aku mengerti.”

Aldo meneguk kopi terakhirnya, lalu mengambil kunci mobilnya.

“Aku pergi dulu.”

Sea hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh. Setelah pintu tertutup, ia merasakan kesepian yang semakin menyesakkan.

Pernikahan ini nyata, tapi mengapa rasanya seperti tidak ada makna?

***

Sea duduk di sofa ruang tamu, menatap layar ponsel yang kosong. Tidak ada pesan, tidak ada panggilan. Aldo pergi tanpa meninggalkan kabar apa pun sejak tadi pagi.

Sejujurnya, ia tidak tahu harus melakukan apa di apartemen mewah ini. Semua fasilitas tersedia, makanan sudah disiapkan, tapi entah kenapa, ia merasa seperti burung dalam sangkar emas.

Sea berjalan ke balkon. Pemandangan kota tampak menakjubkan dari ketinggian. Mobil-mobil melintas di jalanan, manusia berlalu lalang, semua sibuk dengan hidup mereka masing-masing. Sementara dirinya? Ia bahkan tidak tahu apa rencana hidupnya setelah ini.

Aku tidak bisa selamanya begini.

Sea kembali ke dalam dan mengambil tasnya. Jika Aldo mengizinkan ia keluar, maka ia akan keluar. Ia ingin menghirup udara segar, berjalan di antara orang-orang, merasa seperti manusia normal lagi.

***

Sea berjalan di pusat kota, menikmati hiruk-pikuk kehidupan yang dulu terasa begitu jauh darinya. Ia melewati kafe, butik, dan taman-taman kecil yang dipenuhi pasangan muda.

Saat itulah, matanya menangkap sosok yang begitu familiar— Riko.

Riko adalah teman masa kecilnya, seseorang yang dulu selalu ada saat ia membutuhkan. Ia berdiri di depan sebuah toko buku, terlihat sedang memilih sesuatu.

“Riko?” panggil Sea ragu.

Pria itu menoleh, lalu matanya membulat. “Sea?”

Sea tersenyum tipis. “Kamu masih ingat aku?”

“Tentu saja!” Riko langsung mendekat, ekspresinya penuh kebahagiaan. “Ya Tuhan, sudah lama sekali! Aku pikir kamu sudah pergi jauh.”

Sea mengangguk pelan. “Aku… hanya sibuk dengan kehidupanku.”

Riko menatapnya lekat-lekat, lalu berkata, “Kamu baik-baik saja?”

Sea terdiam. Ia ingin mengatakan bahwa hidupnya baik-baik saja, bahwa ia bahagia, tapi lidahnya kelu. Akhirnya, ia hanya tersenyum kecil. “Aku baik.”

Riko tampak ragu, tapi ia tidak memaksa. “Ayo duduk di kafe, kita ngobrol.”

Sea menimbang sejenak, lalu mengangguk. Kenapa tidak?

Mereka masuk ke sebuah kafe kecil yang nyaman. Riko memesan kopi hitam, sementara Sea memilih teh hangat.

“Sebenarnya, kamu kemana saja selama ini?” tanya Riko.

Sea menghela napas panjang. “Banyak yang terjadi. Aku… menikah.”

Riko hampir menjatuhkan kopinya. “Apa?”

Sea tersenyum hambar. “Ya. Aku menikah.”

Riko masih terkejut. “Kamu menikah dengan siapa?”

Sea menunduk, mengaduk tehnya tanpa tujuan. “Dengan seseorang yang bahkan belum lama kukenal.”

Riko menatapnya lekat. “Kamu mencintainya?”

Sea terdiam. Ia tahu jawabannya, tapi ia tidak sanggup mengatakannya.

Riko menghela napas. “Sea, kalau kamu butuh bantuan—”

“Tidak.” Sea menggeleng cepat. “Aku baik-baik saja.”

Riko masih terlihat tidak yakin, tapi ia tidak mendesak lebih jauh.

Sea menatap pria di depannya. Apa yang akan terjadi jika aku dulu tidak bertemu Aldo? Apakah hidupku akan berbeda?

***

Sea pulang ke apartemen saat matahari hampir tenggelam. Ia berpikir Aldo belum pulang, tapi ternyata pria itu sudah ada di sana.

Aldo duduk di sofa, jasnya terlepas, kancing kemejanya terbuka di bagian atas. Ia menatap Sea dengan dingin.

“Kamu kemana?” tanyanya datar.

Sea menelan ludah. “Jalan-jalan.”

“Dengan siapa?”

Sea ragu sejenak, lalu menjawab, “Teman lama.”

Aldo menyipitkan mata. “Pria?”

Sea tidak mengerti kenapa Aldo bertanya seperti itu, tapi ia tidak berniat berbohong. “Ya.”

Aldo tersenyum miring, tapi ada sesuatu dalam ekspresinya yang sulit dibaca. “Aku tidak melarangmu keluar, tapi ingat statusmu sekarang.”

Sea merasa dadanya sedikit sesak. “Aku tidak melakukan apa pun yang melanggar kesepakatan kita.”

Aldo bangkit, mendekat ke arahnya. “Sea, mulai sekarang, aku ingin tahu setiap gerakanmu.”

Sea menegang. “Kenapa? Kita hanya menikah di atas kertas, bukan?”

Aldo menatapnya lama. “Ya. Tapi tetap saja, kamu istriku sekarang.”

Sea tidak tahu harus berkata apa. Tatapan Aldo penuh dominasi, seakan menegaskan bahwa meskipun pernikahan ini tanpa cinta, tetap ada batas yang tidak boleh Sea langgar.

Sea akhirnya mengangguk pelan. “Baik.”

Aldo mengamati wajahnya sejenak, lalu berbalik. “Bagus. Sekarang, makan malam sudah disiapkan. Makanlah sebelum tidur.”

Sea hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh, lalu menghela napas panjang.

Terjebak dalam sangkar emas ternyata lebih menyakitkan daripada yang ia kira.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!