NovelToon NovelToon
Takdir Ke Dua

Takdir Ke Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Duar duar duar

Huhhhhhhhhh

suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.

malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.

"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu

"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun

jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.

akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?

simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Selamat sore Nyonya."

Arneta seketika menghentikan langkah nya setelah melihat seorang pelayan tengah berlari menghampirinya.

Tadinya, pelayan itu tengah membersihkan kolam renang. namun, ketika melihat Arneta datang, pelayan itu bergegas untuk menyapanya.

"Ada apa, kenapa terburu-buru seperti itu?" Tegur Arneta setelah pelayan sampai di hadapannya dengan nafas ngos-ngosan

"Tuan Vincent sejak tadi sudah menunggu anda di kamar Nyonya."

Deg

"Tuan sudah pulang? tumben." Gumam Arneta penuh tanya

Sementara pelayan itu nampak tersenyum canggung, lalu menggelengkan kepala nya.

"Baiklah, kau lanjutkan saja pekerjaan mu! aku akan menemui Tuan." Putus Arneta hingga kembali melangkah menuju tangga arah ke kamarnya

Sementara pelayan tadi malah terus menatap kepergian sang nyonya dengan sorot mata penasaran.

"Aneh, kenapa sekarang Nyonya berubah? nyonya jarang tersenyum dan jarang makan di rumah. beliau juga sering pulang malam." Gumam Pelayan itu sembari berfikir

Plak

"Aduh.... " peliknya ketika satu pukulan tepat mendarat di punggungnya,

"Apa yang sedang kau lakukan? Majikan kita tidak menggaji mu hanya untuk melamun. kau paham?"

Entah dari mana kepala pelayan itu muncul secara tiba-tiba dan langsung memukul pelayan itu untuk menegurnya.

"Ma..... maaf." Ucap pelayan tadi dengan membungkuk, lalu berlari keluar untuk melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.

Sementara itu, kepala pelayan nampak menghela nafasnya panjang sembari menggelengkan kepalanya demi menetralkan amarahnya.

Ceklek

Setelah pintu terbuka masuklah Arneta dari sana dengan wajah letih.

"Dari mana saja kau?"

Deg

Dengan wajah terkejut, Arneta mendapati Vincent tengah berdiri di depan jendela dengan posisi membelakangi dirinya.

Seperti yang sudah di katakan pelayan tadi, gestur Vincent saat ini nampak jelas tengah menunggu kepulangannya.

Dan ketika pria itu berbalik, tatapannya memancarkan aura yang begitu dingin.

"Kau sudah pulang ternyata, aku pikir kau akan lembur dan pulang malam seperti yang sudah-sudah." jawab Arneta sembari melangkah masuk

Wanita itu pun meletakkan tasnya ke atas meja, lalu mulai memberikan wajahnya tanpa perduli ekspresi wajah Vincent yang mulai berubah.

Tingkah Arneta seolah tak terjadi apapun, memicu Vincent semakin kecewa padanya.

"Dari mana saja kau. dan kenapa baru pulang? kenapa tak mengabari ku sebelum kau pulang selarut ini?"

Serentetan pertanyaan di ajukan Vincent hingga membuat Arneta seketika menghentikan aktivitas nya, lalu menatap dingin sang suami dari pantulan kaca meja riasnya.

"Aku meeting." Jawabnya singkat, lalu kembali melanjutkan aktifitas nya.

Kesal dengan jawaban sang istri, Vincent yang belum puas dengan jawaban itu lantas menghampiri sang istri hingga menarik lengannya agar menoleh ke arahnya.

tak puas sampai di sana, Vincent kembali mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.

"Meeting, meeting apa jam segini baru pulang Netta? jangan bohong padaku! Apa selama ini, kau sering pulang malam seperti ini tanpa sepengetahuan ku?"

Mulut Arneta di buat menganga tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, Lantas ia menggigit bibir bawahnya agar tak terpancing amarah setelah mendapat tuduhan tak mendasar dari pria yang berstatus suaminya itu.

"Lepaskan aku!" Ucap Arneta sembari berusaha mengurai cekalan Vincent dari lengannya.

di sela-sela percobaannya melepaskan diri, Arneta diam-diam meraih ponselnya yang berada tepat di atas meja tanpa sepengetahuan Vincent.

"Tidak akan sebelum kau menjawab pertanyaanku tadi. kenapa aku merasa kau berubah setelah pesta ulang tahun pernikahan kita? Apa benar laporan yang aku dengar akhir-akhir ini jika kau sering pulang malam tanpa kabar?''

Deg

Dengan nafas yang memburu, Arneta berusaha untuk menahan dirinya agar tak tersulut emosi. sembari tersenyum, ia mencoba untuk bersikap tenang. "Berubah? oh ya, aku atau kau yang berubah, Vin? jangan membesar-besarkan masalah jika kau tidak tau apa yang sebenarnya terjadi."

"Apa? ... " Vincent kembali mencengkeram kedua bahu Arneta sebelum melanjutkan ucapannya.

"apa maksudmu dengan Membesarkan masalah? ini jelas masalah besar karena istriku pulang larut malam dengan keadaan ponsel mati, hingga aku kesulitan menghubungi mu. kau bilang masalah kecil? apa yang terjadi padamu, Hummm?"

Arneta berdecih sinis, entah mengapa setelah mendengar jawaban Vincent kali ini, Arneta justru tak kuasa menahan tangisnya.

Melihat itu, Vincent melepaskan cengkeraman tangannya perlahan sembari berusaha untuk menetralkan emosinya.

"Kemana saja kau selama ini? apa kau tau aku sedang apa di luar sana hingga membuatku harus terpaksa pulang selarut ini? apa kau tau, seberapa kesepiannya aku ketika kau selalu sibuk, bahkan tak pulang ketika aku membutuhkanmu, Vi?

"Jangan melempar kesalahan, Netta!"

Jawab Vincent memperingatkan.

Namun, Arneta justru tersenyum sinis.

"Apa salahnya?" Ujar Arneta sembari mengurai cekalan Vincent dari bahunya sembari kembali duduk membelakangi Vincent.

Kini keduanya saling pandang melalui pantulan cermin yang ada di hadapan mereka.

" Tanpa sadar ucapanmu tadi membuat semua terbuka lebar, Vin. kau seolah sudah mengakui kesalahan mu selama ini."

"Apa yang kau katakan, hum? kesalahan apa?

"kau menuduhku telah berbohong, padahal apa yang aku lakukan saat ini sama halnya dengan apa yang kau lakukan selama ini, Vin."

"Apa maksudmu?"

Vincent di buat semakin tak mengerti dengan maksud ucapan Arneta barusan.

"Selama ini aku diam, Vin. tapi aku tidak bodoh." Ujar Arneta sembari bangkit dan melangkah menjauh menuju ke arah jendela kaca.

Di sana, Arneta melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap ke arah luar di mana lagi yang gelap tengah memuntahkan Air yang membuat suasana saat itu semakin dingin.

Ketika itu lah, Vincent nampak mengerut sinis sembari memahami apa yang baru saja di katakan oleh sang istri.

"kau terus membohongi ku tentang alasan ketidak pulangan mu selama ini. seperti yang sudah kau katakan tadi, tidak ada meeting yang di lakukan malam hari dan di luar jam kerja selain kebohongan belaka. itu kan yang ingin kau katakan?" Imbuh Arneta lagi dengan tersenyum sinis

Deg

Saat itulah, Vincent akhirnya sadar jika tadi, ia sempat salah bicara hingga kali ini ucapannya itu yang menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Perlahan Vincent mencoba untuk mendekati sang istri sembari berusaha untuk menenangkan nya.

"kau..... sepertinya salah paham. bukan begitu maksudku, sayang. aku..... "

"Stop! berhenti Vi!!! " Ucapan Arneta membuat Vincent seketika terdiam di tempat.

"Sayang, aku bisa jelaskan! aku tidak bermaksud berbohong. saat itu teman-teman ku membuat pesta dan aku terpaksa ikut bersama mereka, jika tetap ingin karier ku semakin maju, itu saja. "

Kilah Vincent memberi alasan, kini pria itu sudah berhasil menggapai sang istri hingga mencoba memeluknya meskipun Arneta tetap berusaha untuk menghindar

Namun, Vincent berhasil untuk memeluknya guna meyakinkannya.

"Sayang, maafkan aku. aku terlalu cemburu padamu! Ku mohon kita lupakan masalah kita hari ini." Ucap Vincent lagi

Di dalam hati, Arneta tersenyum getir.

"Lagi pula siapa yang menuduh mu berbohong, Vin?...tapi, aku ucapkan terimakasih karena kau sendiri yang sudah mengakui semuanya. jadi, aku tidak perlu susah payah menuntut mu mengakui semuanya di pengadilan nanti." Gumam Arneta dalam hati

Kali ini Arneta mencoba untuk kembali bersabar, meskipun ingin sekali ia meluapkan dan melempar semuanya di depan Vincent. namun urung untuk ia lakukan.

Karena Arneta memilih untuk membalaskan semuanya dengan cara elegan. berbekal rekaman suara Vincent yang berhasil ia rekam pada ponselnya, ia akan membuat Vincent dan Bulan menyesal sudah berani bermain api di belakangnya setelah ini.

1
Innara Maulida
rasakan kau cabutan uban,,,emng enak berani main api harus mau' terbakar...
Innara Maulida
kmu salah lawan,,kamu salah lawan,,wahay bulan setengah 🤣
Erchapram
Lanjut Thor, ceritanya bagus. 1 kopi untuk kamu
Erchapram
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!