Air Mata Terakhir

Bukan hanya tiga pria yang menemani Rafandra. Ada dua orang yang ikut bersama mereka dan membuat mata Tuan Ardito juga Ibu Yuna melebar dengan sempurna. Hanya dengan tatapan tajam dari Papi Restu mereka berdua mulai membuka suara.

Mereka adalah dua pemotor yang menabrak Rafandra hingga menyebabkan kakinya cedera. Mereka juga menceritakan kenapa mobil mami Aleena remnya blong. Juga membeberkan dalang dari kecelakaan itu adalah ibu Yuna. Dia menaruh dendam kepada ibunda Rafandra. Di mana saham yang dia tanam di klinik kecantikan dicabut tanpa menyisakan sedikitpun. Dan para pemilik saham lainnya mengikuti jejak mami Aleena. Bukan karena dikompori, tapi mereka sudah merasa dicurangi.

Di dalam pemikiran ibu Yuna, mami Aleena-lah penyebab dari kebangkrutannya. Padahal, wanita itu tak tahu menahu perihal yang lain menarik saham mereka dari sana. Maka dari itu dia ingin menghabisi Mami Aleena dengan menyabotase mobil yang dibawa mami Aleena supaya wanita itu celaka.

Semuanya diceritakan oleh dua orang tersebut tanpa ada yang terlewat. Dan ternyata ada campur tangan Tuan Ardito juga karena ibu Yuna meminta bantuan kepadanya. Sebuah syarat pun Tuan Ardito berikan, yakni ibu Yuna harus mau merestui Yudha dan Talia agar perusahaannya terselamatkan dari laporan yang sudah naik ke kejaksaan.

Alhasil, dua orang pemotor itu didatangkan dan ditugaskan untuk menabrak mami Aleena agar menyempurnakan celaka yang menimpanya. Namun, orang yang ingin mereka celakai selamat dan sehat. Malah Rafandra yang tak lain putra tunggal mami Aleena yang menjadi korban atas rencana keji sepasang suami-isteri.

Mendengar semua fakta yang diungkapkan Talia hanya menggelengkan kepala pelan. Kedua orang tua Yudha memang iblis jahat. Dua manusia yang tak memiliki hati nurani.

"Harusnya saya juga melindas kaki putra Anda dengan truk tanah." Suara tegas Papi Rangga membuat bulu kuduk Talia meremang.

Pria yang sama lembutnya seperti Rafandra jika sudah marah seribu kali lebih menakutkan. Apalagi wajah papi Rangga yang sudah dipenuhi dengan kemurkaan sangatlah menyeramkan melebihi iblis jahanam.

Tak ada yang berani membuka suara. Kedua orang tua Yudha mematung, juga dengan dua pengacara yang ada di sana. Mereka sudah tak bisa berkata dan berbuat apa-apa. Apalagi mereka tahu siapa Restu Ranendra, Rangga Ardana dan juga Gavin Agha Wiguna. Jika, tiga orang itu bersatu bisa membuat mereka menjadi butiran debu.

"Silahkan cari pembelaan yang masuk akal karena semua fitnahan yang kalian katakan barusan akan membuat kalian membusuk di sel penjara tanpa keringanan." Papi Restu sudah bersabda dan suasana ruangan berubah mencekam. Ya, dia mendengar semua yang dikatakan oleh lima orang tersebut perihal dirinya juga perusahaannya.

Wajah penuh ketakutan tak terbantahkan. Apalagi kedua orang tua Yudha yang sudah menunduk dalam. Bukannya iba, papi Restu malah begitu gemas ingin mencekik batang leher mereka.

"Siapkan juga pengacara hebat supaya bisa melawan twins lawyer," ujar Mas Agha dengan tatapan dingin.

Sama seperti sang Daddy, aura Mas Agha begitu menakutkan jika menyangkut perusahaan. Tak akan ada ampun bagi mereka yang mencoba bermain-main dengan Wiguna Grup.

Twins lawyer julukan untuk Christian dan Christina. Kakak beradik yang sudah menjadi pengacara terbaik menggantikan mendiang ayah mereka, Christo. Yang tak lain adalah sahabat karib almarhum Genta Wiguna. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memakai jasa mereka berdua karena mereka bukan pengacara yang mengutamakan uang, tapi membela kebenaran. Jika, ada yang berani memakai jasa mereka itu tandanya mereka adalah kalangan orang-orang ber-uang yang uangnya tak habis tujuh turunan.

Di sisi lain, Yudha terlihat syok mendengar penjelasan dua lelaki yang disuruh kedua orang tuanya. Dia tak habis pikir jika papa dan mamanya akan melakukan hal sejauh ini. Bahkan, memiliki niatan untuk membunuh ibunda Rafandra. Sungguh sangat di luar dugaan.

"Yang seharusnya membuka mata itu kamu, Yudha." Rafandra mulai membuka suara.

"Lihatlah wujud asli kedua orang tua kamu. yang selalu kamu anggap layaknya malaikat, tapi aslinya adalah iblis jahat." Rafandra berkata dengan penuh penekanan.

Mantan kekasih Talia tak menimpali apapun. Dia hanya bisa menatap kedua orang tuanya dengan wajah yang masih belum percaya bercampur rasa kecewa.

"Saya hanya ingin mengakhiri penderitaan dua anak yang sudah dibuat susah oleh kedua orang tua kamu selama lebih dari satu dekade ini," tegasnya dengan wajah yang begitu serius. "Juga sebagai bukti kalau saya bukan lelaki pecundang yang hanya mampu bilang sayang, tanpa mau berjuang."

Yudha pun menunduk dalam. Hari ini dia merasa dibombardir oleh kenyataan yang di luar nalar. Juga ditusuk secara membabi-buta oleh perkataan Rafandra.

...***BERSAMBUNG***...

Setelah membaca budayakan tinggalkan komen biar authornya semangat untuk up. 🙏