Aksa yang selalu saja merasakan sakit hati kala jatuh cinta, kini ia harus merasakan sakit hati lagi kala sang kekasih memilih pergi kala pernikahan akan berlangsung besok.
Mau tidak mau demi menjaga martabat keluarga dan Perusahaan, Aksa harus menikahi Adik Iparnya, Yara.
Apakah yang terjadi dengan pernikahan serba terpaksa mereka?
jangan lupa follow, vote, dan like yaa 🤩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 (Revisi)
“Aku mau membatalkan pernikahan ini,” Ungkapan Hera membuat semua orang terkejut. Terdiam lama mencerna semuanya, apa lagi Aksa.
“A-ap-apa maksud mu, Sayang?” Tanya Aksa, jantungnya seakan mau berhenti berdetak mendengar kenyataan ini. “Hera, dengar.. Bercanda mu tidak lucu. Jangan katakan hal seperti itu, aku mohon..”
Hera menggelengkan kepalanya cepat, ia menangis di hadapan Aksa.
“Aku minta maaf, bukan maksud ku menyakiti dirimu. Hanya saja_” Hera tidak sanggup melanjutkan ucapannya lagi, ia memberanikan diri menatap semua orang.
Terlihat Jake serta Hani sekarang sudah berdiri. Wajahnya terlihat serius, seperti ingin menerkam mangsa sekarang juga.
“Apa alasan mu mengambil tindakan sepihak seperti itu?” Tanya Jake langsung pada intinya, ia tidak suka basi basi karna itu bukanlah tipe nya.
Sementara Aksa masih terdiam membeku, mencerna semuanya dengan baik.
“Aku hamil, dan itu bukan anak Aksa.” Tutur Hera tanpa beban sedikitpun. Ia menunduk dengan jari-jemari yang meremas tangannya sendiri.
DEG
Bagaikan petir di siang bolong, itulah yang Aksa rasakan. Dunia nya seakan mau berhenti, ia menatap tak percaya Hera yang duduk disamping nya.
“Hamil?” Tanya nya, Aksa berdecak.
“Kau hamil, Hera?!” Bentak Aksa, ia bangkit dengan membanting Vas bunga tepat dihadapan Hera. “Apa maksud mu? Kau kira semua ini hanya candaan?!”
Hera memberanikan diri menatap Aksa, ia terlihat lelah dan pasrah.
“Cukup, Aksa! Aku sudah pernah mengatakan kepadamu, bahwa aku bukanlah wanita suci seperti kakak ipar mu itu.” Hera mencoba memperjelas nya.
“Kenapa kau membawa orang lain di masalah yang kau buat sendiri?!” Tanya Aksa dengan intonasi tinggi. Semua orang hanya diam mendengar semua yang terjadi.
“Aku mengatakan.. jika aku memiliki masalalu yang buruk, dan kau menerima itu dengan baik. Inilah yang kau dapatkan dari wanita kotor seperti ku, ini!” Tegas Hera tanpa malu sedikitpun.
Aksa menatap nyalang Hera, ia tidak menyangka jika Hera akan menghancurkan dirinya dengan cara ini.
“Aku muak dengan mu, Aksa. Muak!” Sentak Hera, ia mendorong Aksa yang sudah tidak berdaya.
“Kau mengatakan mencintai ku, Hera.. Apa itu bohong? Apa itu pura-pura?” Tanya Aksa dengan nada melemah, ia terlihat terluka sekali.
Bahkan Jake serta Hani dan Danu saja tidak pernah melihat Aksa seperti itu.
“Aku memberikan segala yang kau inginkan, hal-hal yang belum pernah kau rasakan sebelumnya. Kenapa hal seperti itu masih kurang untuk mu?” Tanya Aksa dengan air mata yang mengalir deras.
Aksa menangis tersedu-sedu, rasanya sakit sekali dikhianati seperti ini.
“Apa yang kurang dariku? Katakan saja, aku akan memperbaiki semuanya.” Aksa mencoba merayu, ia yakin jika Hera hanya menguji rasa cintanya saja.
“Tetap saja, itu tidak bisa merubah segalanya. Aku sudah hamil, dan ayah dari anak ku ini.. Sedang menunggu ku.” Ucap Hera tanpa malu sedikitpun.
Aksa ingin memegang tangan Hera tapi dengan cepat wanita itu menyingkirkan tangannya.
“Maafkan aku Aksa, paman dan Tante.. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini, aku benar-benar tidak bisa!” Ucap Hera jujur apa adanya.
Tidak menunggu respon dari semua orang yang ada, Hera langsung berlari pergi. Meninggalkan kedua orang tuanya yang masih terkejut, apa lagi Aksa yang terduduk di lantai dengan tatapan kosong.
Jake menghampiri Aksa yang tidak berdaya, ia merasakan sakit yang teramat melihat Aksa seperti ini.
“Hera, tunggu! Kau tidak bisa meninggalkan aku seperti ini, Hera!” Aksa terus berteriak, membuat Jake semakin marah.
•
•
Aksa berlari mengejar Hera, ia menarik tangan Hera yang terus melangkah pergi.
“Lepaskan!” Teriak Hera, ia menghempaskan tangan Aksa begitu saja. “Jangan pegang aku!”
“Sayang, dengarkan aku.. Aku tahu semua ini bercanda saja kan? Aku tidak percaya itu, aku yakin kau tidak akan melakukan hal seperti itu..” Aksa mencoba mencari kebenaran yang nyata, ia masih belum menerima nasib dengan baik.
Hera menghela napas panjang, ia terlihat muak dengan pria tampan dihadapan nya ini.
“Ini semua benar, Aksa. Aku memang hamil anak orang lain, aku akan menikah besok dengannya. Berhentilah menganggu hidupku!” Pertegas Hera dengan menatap Aksa tajam.
“Kenapa?”
“Kenapa apa?” Tanya Hera dengan tangan berkacak pinggang, terlihat angkuh sekali.
“Kenapa kala aku mencintaimu dengan sangat, kau malah melakukan hal ini, Hera?!” Tanya Aksa dengan intonasi tinggi.
Angin malam bertiup kencang, membuat rambut Hera menjadi berantakan.
“Aku mendapat info dari teman-teman ku, katanya kau dulu adalah pria lumpuh. 2 tahun duduk dikursi roda, tidak berdaya sama sekali.” Ujar Hera.
Tatapan Aksa langsung berubah, ia belum memahami alasan Hera.
“Bisa dikatakan, jika aku tidak mau dengan pria mantan lumpuh seperti mu. Sekalipun kau kaya raya, tapi tetap saja. Aku takut suatu saat lumpuh mu kembali kambuh, dan aku..” Hera menatap kasihan Aksa sebelum melanjutkan ucapannya.
“Dan aku tidak mau memiliki suami yang cacat, hisss.. Yang benar saja!” Lanjut nya, Hera terlihat biasa saja mengatakan hal se menyakitkan itu.
Aksa tidak berbicara apapun, ia menatap Hera dengan tatapan tak terbaca. Karna lama menunggu Aksa tak kunjung mengatakan apapun, Hera berlalu pergi begitu saja. Sementara Aksa hanya diam menatap kepergian nya dengan tatapan yang tidak terbaca sedikitpun.
“Aku tidak mau memiliki suami cacat!”
“Aku tidak mau dengan pria mantan lumpuh!”
Ungkapan beserta cacian itu terngiang dibenak Aksa, ia terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir tanpa suara. Tidak ada yang Aksa pikirkan saat ini kecuali sakit dihatinya, hanya itu.
Aksa menatap kaki nya, susah payah ia melewati masa menyakitkan itu. Kini semua terulang kembali, Aksa menangis tanpa suara. Menutupi wajahnya dengan telapak tangan, merutuki nasib buruk nya.
“Kenapa? Kenapa selalu aku yang menderita?” Pertanyaan itu terus berputar dalam benak Aksa, ia tidak percaya dengan kata cinta lagi.
Aksa berusaha untuk tetap tegar, menangisi semua ini bukanlah tindakan yang bagus. Perlahan-lahan Aksa bangkit, menghapus air matanya. Menarik napas dalam-dalam, menyelesaikan kehancuran yang telah terjadi.
Dengan tatapan tajam serta aura yang dingin membuat semua orang langsung tertuju kepadanya. Jake langsung menyambutnya begitu pula Danu, Kakak kandung nya yang kebetulan baru saja datang. Sementara Reynald beserta Hanum, hanya diam menunduk. Mungkin terlalu malu dengan kelakuan putri mereka.
“Aku tidak terima semua ini, Reynald. Acara resepsi semuanya sudah diatur dengan baik, undangan sudah tersebar luas. Reputasi Perusahaan ku terancam karna putrimu.” Jake mengamuk kepada ayah Hera, tentu saja ia tidak terima semua ini.
“Kami_” Reynald bingung harus mengatakan apa. Karna sebenarnya juga ia tidak menyangka jika Hera bisa mengambil tindakan kejam seperti ini. Reynald menatap ke arah sang istri yang malah kelihatan tenang. Seperti sudah merencanakan sesuatu, dan itu sangat mencurigakan untuknya.