NovelToon NovelToon
Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: ICHA Lauren

Demi membiayai operasi ayahnya yang terkena serangan stroke, Cleantha terpaksa meminjam uang pada rentenir. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar hutangnya itu. Namun kenyataan berkata lain. Cleantha gagal mendapatkan pekerjaan dan malah bertemu dengan seorang lelaki misterius dalam sebuah kecelakaan. Lelaki itu memaksanya untuk menjadi isteri kedua sebagai ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Karena ketakutan, Cleantha menolak permintaan lelaki itu dan melarikan diri. Tapi takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu, melalui sebuah ajang kompetisi wanita untuk memenangkan hadiah seratus juta.

Cleantha yang keluar sebagai pemenang, dipaksa menjadi isteri kedua Raja Adhiyaksa di atas sebuah perjanjian. Akankah Cleantha mampu menjalani hidup sebagai isteri bayaran, yang hanya dijadikan alat pembalasan dendam oleh Raja atas pengkhianatan isteri pertamanya?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)

Dengan gaun merah favoritnya, Zevira tampil penuh percaya diri. Ia yakin Cleantha akan kalah jauh darinya jika mereka jalan bersama. Bahkan ia berharap orang-orang akan mengira Cleantha hanyalah pelayannya.

Namun perkiraan Zevira meleset.

Terkesima sekaligus kesal. Itulah perasaan yang menghinggapinya ketika melihat tampilan visual gadis muda itu.

Dress selutut berwarna pastel yang dikenakannya ditambah sedikit polesan, membuat Cleantha tampak feminim dan memukau.

"Clea, dari mana kamu mendapatkan gaun secantik ini?"

"Tuan Raja membelikan beberapa baju untuk saya. Gaun ini salah satunya. Saya memakainya supaya tidak membuat malu Kak Vira," jelas Cleantha.

Zevira semakin panas hati setelah mendengar penjelasan Cleantha. Namun ia begitu pandai menyembunyikan perasaan marahnya dan menutupinya dengan senyuman.

"Aku senang kamu mulai bisa menyesuaikan diri sebagai anggota keluarga Adhiyaksa. Ayo, kita berangkat. Aku tidak mau terjebak kemacetan di siang hari."

"Iya, Kak."

Sesudah Cleantha duduk di dalam mobil, Zevira memerintahkan supirnya untuk berangkat.

"Kita akan ke Mall Paradise. Di sana banyak koleksi baju yang bagus dan bermerk. Lalu kita akan belanja tas dan perhiasan. Aku akan mengajakmu berkeliling sampai sore."

"Kak, bagaimana dengan Ivyna? Kita tidak menjemput Ivy ke sekolah?"

"Ivy dijemput oleh supir. Lagipula sudah ada Ningsih yang menjaganya," ucap Zevira santai.

Butuh waktu sekitar tiga puluh menit untuk mereka sampai di Mall Paradise.

Bi Dewi membantu Zevira memasuki area mall dengan kursi rodanya.

"Clea, kita ke lift menuju lantai tiga."

Dengan patuh, Cleantha mengikuti Zevira ke dalam lift. Setibanya di lantai tiga, mereka langsung menuju ke counter baju.

"Aku ingin mencari piyama tidur yang berwarna gold. Bisa kamu membantuku mencarinya, Clea?"

"Tentu saja. Kak Vira tunggu disini, saya akan mencarikannya."

Tanpa pikir panjang, Cleantha berjalan ke bagian baju tidur sambil mencari-cari warna gold yang diminta Zevira.

"Bi Dewi, saatnya kita menyusul gadis itu. Lakukan apa yang kukatakan. Tabrak dia."

"Baik, Nyonya."

Bi Dewi mendorong kursi roda Zevira dengan cepat menuju ke bagian baju tidur wanita.

Sejurus kemudian, ia mengarahkan kursi roda Zevira kepada Cleantha yang berdiri menghadap ke deretan baju.

Hantaman roda yang keras pun mengenai bagian belakang kaki Cleantha. Untung saja, gadis itu berpegangan pada salah satu manekin. Bila tidak, ia pasti akan terjungkal ke depan.

"Aduh," pekik Cleantha meringis menahan nyeri di kakinya.

"Ouch! Cleantha kamu tidak apa-apa?" tanya Zevira pura-pura terkejut.

Zevira melotot kepada Bi Dewi dan berlagak memarahinya.

"Bi Dewi, kenapa tidak hati-hati mendorong kursi rodaku? Kasihan Cleantha yang jadi korban."

"Maaf, Nyonya, saya tidak sengaja. Lantainya licin sehingga kursi roda Anda meluncur sendiri. Saya tidak bisa mengendalikannya."

Cleantha berusaha berdiri tegak meski masih kesakitan.

Pergelangan kakinya baru saja berangsur membaik, namun kini ia harus merasakan sakit di bagian yang lain.

"Kak, jangan memarahi Bi Dewi. Ini hanya kecelakaan."

"Benar kamu tidak apa-apa? Lebih baik kita pulang ke rumah sekarang walaupun sebenarnya aku masih ingin berbelanja."

"Saya baik-baik saja, Kak. Saya akan mencarikan lagi piyama yang Kak Vira mau."

"Tidak perlu, Clea. Aku berubah pikiran. Sekarang aku ingin membelikan baju kerja untukmu. Ayo ke sebelah sana."

Sambil berjalan lambat, Cleantha mengikuti Zevira dan Bi Dewi.

"Kali ini aku yang akan memilihkan baju untukmu. Kamu diam saja disini, Clea."

Cleantha hanya berdiri menyaksikan Zevira yang begitu bersemangat memilah banyak baju untuknya.

Tak lama, ia menenteng dua buah setelan blazer dengan belahan rok yang sangat pendek. Yang satu berwarna merah menyala dan satu lagi berwarna hitam dengan potongan rendah di bagian dada.

"Aku sudah menemukan baju yang cocok untukmu. Bagaimana menurutmu, bagus kan?"

"I..iya, Kak," jawab Cleantha ragu-ragu.

Sejujurnya Cleantha merasa ngeri membayangkan dirinya harus memakai baju seksi itu ke kantor. Orang lain akan berpendapat bahwa ia berniat menggoda para pria daripada bekerja sebagai staf finance.

Namun Cleantha tidak ingin mengecewakan Zevira yang sudah berbaik hati padanya.

"Bi Dewi antar aku ke kasir."

"Baik, Nyonya."

Sesudah membayar baju itu, Zevira mengajak Cleantha ke toko perhiasan paling mewah di Mall Paradise.

Karyawan toko perhiasan itu langsung menyambut Zevira dengan ramah. Nampaknya mereka sudah sangat mengenal Zevira sebagai pelanggan setia toko mereka.

"Selamat siang, Nyonya Zevira. Apa Anda ingin membeli kalung berlian lagi? Kebetulan kami punya koleksi baru," sapa supervisor toko itu ramah.

"Tidak, Mbak. Hari ini aku ingin melihat-lihat cincin dan gelang."

"Oh, silakan, Nyonya. Anda ingin model seperti apa?"

"Yang simple tapi elegan. Keluarkan saja beberapa cincin sekaligus supaya aku bisa memilihnya."

Supervisor itu segera mengeluarkan koleksi cincin terbarunya dan meletakkannya di atas etalase.

"Clea, tolong bantu aku memilih cincin yang bagus."

"Tapi saya tidak tahu menahu soal berlian."

"Tidak masalah. Pilih saja dari modelnya. Aku akan melihat gelang dulu."

"Mbak biar adik saya ini yang memilihkan cincin untuk saya," ucap Zevira kepada sang supervisor.

Zevira memberi tanda agar Bi Dewi mengantarkannya ke etalase bagian gelang.

Zevira melirik kepada Cleantha yang tampak bingung mengamati banyaknya cincin berlian yang harus dipilihnya.

"Bi, sekarang saatnya menjalankan rencana kedua."

Bi Dewi mengangguk. Ia meninggalkan Zevira dan berjalan ke arah Cleantha.

Dengan gerakan tiba-tiba, Bi Dewi menyenggol tubuh Cleantha sangat keras hingga gadis itu terkejut.

Tanpa sengaja Cleantha pun menjatuhkan beberapa cincin berlian yang ada di hadapannya.

Karyawan toko yang menyaksikan insiden itu ikut terkejut. Dengan segera mereka memungut cincin yang berserakan di lantai. Mereka takut jika salah satu cincin mahal itu akan rusak.

"Ya ampun, kenapa cincin-cincin ini bisa sampai jatuh ke lantai?" tanya Zevira menghampiri Cleantha.

Wajah Cleantha berubah pucat ketika menyadari kekacauan yang dibuatnya.

"Kak, maaf. Saya tadi kaget karena Bi Dewi menabrak saya," kata Cleantha cemas.

"Aku yang menyuruh Bi Dewi memanggilmu. Mungkin karena terburu-buru dia tidak sengaja menyenggolmu. Sekarang kita harus membayar ganti rugi jika ada cincin yang rusak."

Zevira berakting menjadi pahlawan dan menawarkan solusi kepada supervisor toko itu.

"Mbak, saya minta maaf atas nama adik saya, Cleantha. Kami akan mengganti rugi jika ada cincin yang rusak. Hitung saja berapa jumlahnya."

Supervisor itu mengembalikan satu per satu cincin yang berhasil diambilnya dengan hati-hati.

"Berlian kami adalah kualitas terbaik, Nyonya. Jadi tidak mudah rusak atau pecah."

"Tetap saja, kami harus membeli salah satu cincin sebagai permintaan maaf. Pilihkan saja yang mana, Mbak," ucap Zevira mantap.

"Yang ini saja, Nyonya. Harganya dua puluh lima juta lima ratus ribu."

"Oke," jawab Zevira langsung setuju.

Zevira menoleh kepada Cleantha.

"Clea, karena ini kesalahanmu, kamu yang harus membeli dan membayar cincinnya. Berikan kartu kredit atau debit cardmu padaku."

"Saya...tidak punya keduanya, Kak."

"Tidak punya? Apa Raja tidak memberimu uang atau kartu kredit?"

Cleantha menggelengkan kepalanya perlahan.

"Kalau begitu aku harus menelpon Raja. Aku perlu menegurnya supaya memberikan kartu kredit padamu. Jika tidak maka akan terjadi hal yang memalukan seperti ini."

"Jangan Kak," cegah Cleantha ketakutan.

Cleantha yakin Raja akan marah besar bila mengetahui masalah yang dibuatnya.

...****************...

Raja berjabat tangan dengan Tuan Smith, investornya yang berasal dari Amerika. Setelah mengantar Tuan Smith keluar dari ruang meeting, Raja kembali ke ruangannya.

Ia menghempaskan diri di kursi sambil melonggarkan dasinya. Mengistirahatkan tubuh dan pikiran yang penat sehabis menjalani meeting secara maraton.

Namun mendadak ponselnya bergetar beberapa kali. Dengan enggan, Raja meraih ponselnya. Ia mengernyitkan dahi saat melihat nama Zevira terpampang di layar ponsel.

"Vira? Kenapa dia menelponku?"

Meski malas berbicara dengan Zevira, Raja tetap menerima panggilannya.

"Ada apa?" tanya Raja dingin.

"Raja aku sedang di mall bersama Cleantha. Dia menjatuhkan cincin berlian di toko perhiasan. Clea harus membeli salah satu cincin sebagai permintaan maaf kepada pihak toko. Tapi dia tidak bisa membayarnya. Kejadian ini akan mempermalukan nama baikmu Raja. Kenapa kamu tidak memberinya uang, debit card, atau kartu kredit?"

Mendengar kabar dari Zevira, otot-otot rahang Raja menegang.

"Aku memang belum memberi Cleantha kartu kredit. Tapi kenapa kalian bisa ada di toko perhiasan? Apa kamu yang mengajak Cleantha?"

"Clea bilang dia bosan di rumah. Aku ingin menghiburnya dengan mengajaknya berbelanja. Tidak kusangka Cleantha akan bertindak seceroboh ini."

Raja mendesah dengan kesal.

"Tolong pinjamkan kartu kreditmu dulu pada Cleantha untuk membayar cincin itu. Nanti aku akan menggantinya."

"Baiklah, Raja."

Selesai berbicara, Raja segera mematikan ponselnya.

Matanya memerah karena menahan amarah.

"Lagi-lagi gadis itu membangkang perintahku. Dia keluyuran bersama Zevira dan membuat ulah. Aku harus memberinya hukuman nanti,"

desis Raja geram.

1
Katherina Ajawaila
pasti ada Raja junior 🤭
Katherina Ajawaila
keren, aku suka bacanya, sukses thour🥰
Katherina Ajawaila
sumpah keren endingnya, walau awal2 bacanya keret2 outhour yg jadi Sutrada🥰🥰🥰
Katherina Ajawaila
semoga Clea Terima demi Al
Katherina Ajawaila
gitu donk Raja, knp ngk dari dulu aja 🤭
Katherina Ajawaila
senyum akhirnya Cleo🤣
Katherina Ajawaila
mantap. opa oma jadi comblang🤭
Katherina Ajawaila
Modus Raja, kasihan
Katherina Ajawaila
keren thour, ada sisi kasian Almero
Katherina Ajawaila
bagus lah biar kembali ingat memori ya thour🤭
Katherina Ajawaila
makanya jd org berpikir positif🤣
Katherina Ajawaila
keren thour, Next
Katherina Ajawaila
sedih amat thour😭
Katherina Ajawaila
outhour, tegak banget, masa meninggal Alvian😭
Katherina Ajawaila
ngk jelas tua2 maruk semua, mati hanya pakai kafan harta ngk di bawa
Katherina Ajawaila
kasihan amat mmg nya org gol bawah kenapa, hina. outhour ceritanya keras ttg realita hidup.
Katherina Ajawaila
kapok lo Raja, cemen. nama boleh Raja tapi mines akhlak, hitung dink di jebak baru 2 minggu hamil udh 5 minggu., kan bego ngk tuh
Katherina Ajawaila
kepo deh kaya ibu2 arisan.
Katherina Ajawaila
kyla jDi pembunuh, ngiri ya ade mu dpt org kaya. dasar pratu
Katherina Ajawaila
iblis jalang di cerai in dia udh bisa jalan Raja ko ngk bertindak cepat. msh suka selingkuh 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!