Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Viora sudah bersiap-siap untuk pergi bekerja. Dengan pakaian tertutup, ia selalu terlihat cantik. Satu persatu ia menuruni anak tangga berjalan menuju ruang makan.
Disana sudah ada keluarga nya sedang menunggu dirinya untuk sarapan. Viora langsung duduk saat sudah tiba diruang makan.
"Tumben telat?" tanya Abqari.
"Tadi ketiduran setelah subuh," jawab Viora.
Merekapun sarapan dan tidak ada lagi pembicaraan setelah itu. karena kalau mereka bicara saat makan, maka Ren akan menegurnya.
"Aku berangkat ma, pa," pamit Viora setelah selesai sarapan.
Abqari juga pamit, tidak lupa keduanya bersalaman dan mencium tangan kedua orang tuanya.
Apa yang diajarkan sejak kecil mereka bawa hingga dewasa. Dari hal-hal yang paling kecil pun akan mereka ingat. Aisyah dan Ren memang mendidik putra putrinya dengan sangat baik.
Berhubung sekarang musim hujan, Viora pun memakai mobil untuk pergi bekerja. Seperti hari ini, cuaca terlihat mendung. Bahkan cahaya matahari pun tidak terlihat.
Viora dan Abqari mengendarai mobil masing-masing, karena mereka berbeda arah. Viora tiba di butiknya dan memarkirkan mobilnya, kemudian Viora keluar dari mobil. Baru saja Viora masuk ke butik, Meisya menghampiri nya.
Nona, ada pelanggan memesan gamis untuk acara lamaran nanti malam, dan pelanggan kita minta diantar kerumahnya," kata Meisya.
"Bagaimana kalau kamu yang antar? Soalnya hari ini aku sibuk," tanya Viora.
"Baik Nona, tapi ...."
"Apa?" tanya Viora.
"Pelanggan kita minta kita yang pilih gamisnya," jawab Meisya.
"Baiklah, kalau untuk acara penting aku yang akan pilih gamisnya," kata Viora.
Viora pun memilih gamis yang cocok, Viora membayangkan sang Mama, karena pelanggan nya lebih tua sedikit dari sang Mama.
Setelah membungkus gamis tersebut, Viora pun menyerahkan nya kepada Meisya. Tanpa menunggu waktu lama, Meisya pun segera mengantar barang tersebut.
Sementara Viora sibuk mendesain gaun pengantin permintaan dari kliennya. Karena bulan depan kliennya akan menikah.
Ditempat lain...
Ibra yang sedang sedang memandang cincin yang sudah ia pesan sebelumnya. Ibra tersenyum dan sebentar berubah muram.
"Tapi bagaimana kalau aku ditolak? Sedangkan dia sendiri tidak tau kalau aku ingin melamarnya," gumam Ibra.
"Ehhem" suara deheman membuyarkan lamunan Ibra. Ibra sontak menyimpan cincinnya disaku jasnya.
"Kenapa gak ketuk pintu?" tanya Ibra dongkol.
"Sudah 3 kali puasa, 3 kali lebaran. Aku mengetuk pintu malah tidak ada sahutan," Aaron menyanyi menirukan lagu yang ngetrend di masanya.
"Suara jelek gitu, ada muka buat nyanyi," ejek Ibra.
Ya kadang mereka juga suka bercanda, tapi saat serius membuat tegang muka. Dengan expresi yang kakunya.
"Katakan!" ucap Ibra dalam mode tegas.
"Siluman ular, ehh maksudnya nyonya Imelda ingin membahas kerjasama lagi. Dia tidak terima ditolak tanpa alasan," kata Aaron.
"Tanpa alasan bagaimana? Jelas-jelas dia mempermainkan kita. Bukannya aku tidak tau kalau dia mengundurkan waktu pertemuan kita waktu itu hanya karena brondong selingkuhan nya datang," kata Ibra.
Aaron terdiam, dia juga tau kalau Imelda itu suka brondong. Bahkan Aaron sendiri pernah digoda olehnya. Sekarang Imelda ingin mengincar Ibra, sebab itulah ia ngotot ingin bekerjasama. Karena Ibra sulit untuk didekati.
Aaron bergidik ngeri saat ia dirayu dan belai-belai oleh Imelda. Aaron laki-laki normal, tapi kalau wanita modelan kaya gitu mana dia mau.
"Kenapa kamu?" tanya Ibra saat menyadari Aaron seperti orang jijik.
"Gak, cuma ngeri saat ingat waktu dirayu oleh siluman ular, ehh maksudnya nyonya Imelda," jawab Aaron.
"Hahaha" Ibra tertawa lepas. Aaron yang baru pertama kali melihat tuannya tertawa seperti itu kembali bergidik.
"Tuan, anda?" tanya Aaron.
"Kenapa? Gak boleh ketawa? mengapa tidak kamu terima aja? Lumayan buat celap celup," tanya Ibra menggoda asistennya.
"Si Jeki juga pilih-pilih tempat, tuan. Tidak sembarangan kalau mau masuk," jawab Aaron jengkel.
"Sudah, tunggu apalagi? Jangan ladeni dia kalau tidak ingin stress," pesan Ibra.
Aaron keluar tanpa sepatah kata, ia jengkel pada tuannya itu. Meskipun begitu ia juga tidak bisa marah.
Azizah kembali mendatangi mall berharap bisa bertemu dengan gadis itu. Azizah tidak tau nama gadis itu jadi ia cukup kesulitan.
"Kok dia tidak pernah muncul lagi? Apa dia hanya muncul di saat aku dalam bahaya?" batin Azizah.
Hampir setengah hari Azizah berada di mall, tapi yang ia cari dan tunggu tidak juga ketemu. Azizah merasa putus asa lalu pulang.
Tiba di mansion, dengan perasaan lesu ia melangkah kan kakinya masuk. Sang suami dengan sabar menuntunnya ke ruang tamu.
"Bunda mencari gadis itu lagi?" tanya Ghafur.
Azizah menatap suaminya, "aku berharap bertemu dia walau sekali saja lagi, aku belum mengucapkan terima kasih. Aku belum sempat memeluknya," ucap Azizah kembali terisak.
Entah mengapa sejak Ibra mengatakan ingin melamar gadis yang bernama Viora, Azizah jadi melow.
"Sudahlah, jodoh sudah di tentukan oleh Tuhan. Tadi ada orang mengantarkan paket, katanya dari Viora butik," kata Ghafur.
"Viora butik? Apakah pemiliknya cantik? Baik?" tanya Azizah beruntun.
"Katanya dia asisten pribadi pemilik butik tersebut. Tidak ada yang bisa menandingi kecantikan bunda," jawab Ghafur.
Azizah tersipu, suaminya sangat tau kelemahan sang istri. Tidak bisa dipungkiri, memang Azizah cantik, meskipun sudah berumur kepala 4.
Azizah wanita berdarah Arab, Pakistan dan Indonesia. Kok bisa? Almarhum kakeknya orang Arab, sedangkan neneknya orang Indonesia. Sementara ayahnya orang Pakistan, dan ibunya Arab Indonesia.
Tapi keluarganya sudah meninggal dunia. Sementara Azizah sendiri anak tunggal. Sedangkan sang suami yaitu Ghafur adalah orang Mesir. Jadi sudah jelas ketampanan seorang Ibrahim Yusuf adalah gen dari kedua orang tuanya.
Mereka bertemu di Kairo, satu kampus saat kuliah. Mereka sama-sama mempunyai perasaan suka, tanpa ada drama pacaran keduanya menikah dan menetap di Indonesia.
Harta milik keluarga Yusuf yaitu ayah dari Ghafur menjadi perebutan oleh saudaranya yang haus akan harta.
Ghafur mengalah dan menyerahkan hartanya kepada saudaranya itu. Tapi sang ayah masih mewariskan tabungan di bank. Setelah ayahnya meninggal barulah Ghafur mengambil semua uang itu dan membuka usaha bersama sang istri di Indonesia.
Azizah yang juga mewarisi harta keluarganya pun bersama-sama sang suami mengelola harta tersebut agar lebih berkembang.
Azizah membuka kotak yang ada diatas meja itu. Ia melihat gamis itu sangat kontras dengan warna kulitnya. Seketika Azizah tersenyum puas.
"Aku jadi penasaran dengan pemilik butik itu. Seperti apa dia? Pilihan nya sangat cocok untukku," gumam Azizah.
"Ayah, bagus gak?" tanyanya.
"Apapun yang bunda pakai akan terlihat sangat cantik, apalagi kalau tidak pakai apa-apa," puji Ghafur.
Buugh ... Azizah memukul dada suaminya pelan, ia tersipu kalau mengingat hal itu. Meskipun sudah sering, tetap saja ada rasa malu pada dirinya.