NovelToon NovelToon
My Billionaire Hubby

My Billionaire Hubby

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.

Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBH 04. Membujuk Si Bungsu

Malam harinya saat tengah makan malam Si bungsu Ana masih diam seribu bahasa. Ia pun menyelesaikan makan malam lebih dulu dan langsung masuk kamar tanpa mengucapkan apapun.

" Huft…." Kai membuang nafasnya dengan sangat berat melihat adik bungsunya masih ngambek.

" Akhza sama Abra sudah bicara sama adek?"

" Sudah mom. Tapi ya gitu malah marah marah dan berakhir ngambek."

" Iya mom. Kak Ahza sampe pusing ngasih taunya."

Akhza mengangguk membenarkan omongan Abra.

" Bang… coba abang yang ngomong. Adek kan emang gitu. Udah gede tapi tetep aja kayak anak kecil."

" Baik yah."

Kai akhirnya bangkit dari duduknya dan hendak menyusul Ana ke kamar. Padahal makanannya masih tersisa separo yang belum di makan.

" Bang… makan dulu."

" Nanti aja mom. Abang bicara dulu sama adek."

Pemuda 27 tahun itu berjalan sedikit gontai menuju kamar si bungsu, ia sebenarnya sudah tidka berselera makan melihat snag bungsu yang cemberut. Anandita Senja Abinawa, adik bungsu dan perempuan satu satunya di kediaman ayah Rama itu memanglah sangat manja kepada si sulung. Bagi Ana, Kai adalah superheronya. Bahkan ayah Rama berada di urutan nomor dua setelah Kai.

Tok...tok...tok….

" Adeek… Ana… Abang masuk ya."

Tidak ada jawaban dari Ana tapi Ana sengaja tidak mengunci pintunya. Ia tahu abang nya pasti akan mendatangi kamarnya.

Kamar gadis 20 tahun itu tertata rapi. Beberapa buku tersusun rapi di rak buku. Bukan kamar Ana tidak seperti kamar gadis gadis lain yang didominasi warna soft, kamar Ana lebih berwarna monokrom. Ya gadis itu menyukai warna warna netral seperti hitam dan putih. Namun sikap manjanya di rumah sungguh tidak sesuai dengan kesukaan warna nya.

Kai duduk di ujung tempat tidur. Ia mendesah kan nafasnya dengan berat.

" Adek… Ana marah sama abang?"

" Abang nggak sayang Ana lagi. Abang mau pergi. Abang mau ninggalin Ana. Hu…. Hu…. Hu…"

Ana mulai menangis. Sungguh ia tidak ingin Kai pergi.

" Adek dengerin abang. Adek sekarang umurnya berapa?"

" 20 tahun."

" 20 tahun itu sudah punya KTP kan, adek juga udah aqil baliq kan?"

Ana mengangguk, ia paham arah bicara Kai.

" Adek itu sudah gede, sudah dewasa, sekarang juga udah kuliah. Ana nggak bisa terus tergantung sama Abang. Suatu hari abang juga akan menikah dan punya keluarga sendiri. Begitu juga dengan Ana. Ana juga akan menikah dan punya keluarga sendiri. Ana harus belajar mandiri dan tidak tergantung sama abang, kak Akhza, ataupun mas Abra."

Ana termangu, semua yang dikatakan oleh abangnya benar. Dia tidak selamanya berada di rumah ini sebagai gadis kecil. Suatu hari dia pun akan keluar dari rumah ini dan mengikuti suaminya.

" Ana tahu bang.. Tapi kenapa abang harus pergi?"

" An… abang hanya ingin refreshing sebentar, abang terlalu lelah dengan pekerjaan. Apakah tidak boleh?"

" Ya boleh sih."

" Lalu…?

Ana menghapus air matanya lalu bangkit dan memeluk Kai.

" Maafin Ana ya.. Ana terlalu egois. Abang juga punya kehidupan sendiri. Selama ini abang selalu melindungi kami dan menjaga kami. Bersenang senang lah bang.."

" Gadis pintar. Kalau abang sedang tidak dirumah jaga mommy ya. Bantu bantu mommy masak. Ana perempuan harus bisa melakukan pekerjaan perempuan juga."

Ana mengangguk. Kedua kakaknya yang lain pun masuk ke kamar. Ternyata sedari tadi mereka mencuri dengar di depan pintu kamar Ana.

" Alhamdulillah gadis manja ini sudah sedikit bisa dewasa."

" Mas Abra apa an sih."

Ana mengerucutkan bibirnya. Dan semua tertawa dengan tingkah Ana.

" Bagaimana kalau kita semua tidur di sini malam ini."

" Boleh… usul Akhza sangat bagus. Abang akan tidur di sini bersama kalian, seperti dulu."

Kini keempat putra putri Rama dan Sita itu merebahkan tubuh mereka di ranjang milik si bungsu. Mereka mengulang lagi masa kecil mereka yang selalu rusuh ingin tidur di kamar Kai.

" Dulu kita sering banget ya ngungsi di kamar abang." Ucap Akhza.

" Iya… Sampai sampai abang harus ganti kasur yang lebih gede biar bisa nampung kita hahahah."

" Mas Abra masih inget aja. Tapi besok abang mau pergi. Hiks…"

Ana mulai menangis lagi. Meskipun bibirnya mempersilahkan Kai untuk pergi tapi hatinya sungguh berat.

Kai mengusap kepala adik bungsunya itu.

" Sudah sudah.... Abang kan nggak pergi berperang. Abang ini mau liburan tapi versi backpacker alias low budget."

Semua tertawa bersama. Mereka saling bercerita mengenai kegiatan kampus mereka. Mereka juga mengenang masa kecil mereka. Hingga keempat nya tertidur. Dan kali ini Kai pun benar benar tertidur.

Rama dan Sita yang dari tadi berada di luar kamar hanya saling melempar senyum mendengarkan cerita anak anak mereka. Sesaat Sita meneteskan air matanya karena haru.

Cekleek…

Rama membuka perlahan pintu kamar putri bungsunya dan berjalan masuk bersama sang istri. Mereka melihat pemandangan yang membuat hati mereka tersentuh.

" Dulu saat mereka kecil aku pernah berkata agar mereka bisa selalu akur selamanya. Dan alhamdulillah sungguh senang bisa melihat mereka seperti ini."

" Iya sayang, di usia kita yang sudah setengah abad mereka selalu akur begini. Dan bagi kita mereka tetaplah anak anak kecil."

Sita mengangguk, ia merasa waktu berjalan begitu cepat. Terkadang Sita berpikir ingin mereka tetaplah kecil.

🍀🍀🍀

Waktu menunjukkan pukul 3 pagi. Kai terbangun dari tidurnya. Ia melihat ketiga adiknya bergantian dan mencium pucuk kepala mereka satu persatu. Kai turun perlahan,  membenarkan selimut ketiganya lalu menaikkan suhu pendingin udara.

Ia berjalan pelan menuju kamarnya. Mengambil air wudhu di kamar mandi dan  membentangkan sajadahnya untuk sholat malam 2 rakaat. 

" Ya Allaah lindungilah keluarga hamba disaat hamba tidak ada bersama mereka. Aamiin."

Kai kembali melipat sajadahnya dan kini ia sudah berada di meja kerjanya. Kai membuka laptop miliknya dan menulis di situs official milik Mr. sun.

Hi everyone

This is Mr. Sun, I just want to say that for a while I will be on hiatus. So if you need my help you can message me via email. And I'll reply when I get back.

Thanks, see you soon.

Klik, Kai menekan tombol enter untuk memposting tulisan nya. Ia langsung mematikan laptopnya dan menyimpannya di dalam nakas. Ia mematikan smartphone dan tab miliknya juga lalu menyimpannya bersama dengan laptop.

"Huft…. The journey has begun."

Kai merebahkan tubuhnya kembali. Lalu tiba tiba dia mengingat sesuatu. Kai mengambil smartphone miliknya dan menyalakan. Ada hal yang harus dilakukan sebelum memulai perjalanannya.

" Hallo Silvya…"

" Astaga Kai....  Kau benar benar ya. Apa kau tidak tahu ini jam berapa."

" Sorry,... Apa kau masih membuka jasa keamanan?"

" Maksudmu?"

" Maksudku apa kau masih memiliki orang orang yang bisa mengamankan orang lain dari gangguan penjahat misalnya."

" Hahahha… dasar kau. Masih lah."

" Bolehkah aku minta beberapa orang mu untuk mengawal keluargaku. Aku akan pergi beberapa saat."

" Oke… bisa."

" Good thankyou Q."

" Sama sama Mr. Sun."

Kai mematikan ponselnya. Kini dia bisa bernafas lega. Keluarganya akan aman jika berada di tangan Q. Ia lalu merebahkan tubuhnya kembali. Sejenak memejamkan mata sebelum pagi menjelang.

TBC

1
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚕𝚊𝚑 𝚛𝚒𝚠𝚊𝚢𝚊𝚝𝚖𝚞 𝚙𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚝𝚘𝚙𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚙𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚙𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚞𝚍𝚑 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚜𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚜𝚘𝚔𝟸𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚞 𝚍𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝙽𝚐 𝚗𝚒𝚔𝚖𝚊𝚝𝚒𝚗 𝚕𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊
Eli Elieboy Eboy
𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝚁𝚊𝚖𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚙𝚝 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚑𝚛 𝚞𝚕𝚝𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚝𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗𝚗 𝚕𝚊𝚑 𝚢𝚐 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 🤣🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚖𝚊𝚑 𝚓𝚍 𝚓𝚊𝚐𝚘 𝚔𝚕𝚠 𝚜𝚘𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚊𝚗
Datu Zahra
Janda kembang ey, sikat Kai
Eli Elieboy Eboy
𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚁𝚊𝚖𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚒 𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚋𝚒𝚗𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚓𝚠𝚋𝚗𝚢𝚊
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚔𝚛𝚒𝚔 𝚓𝚍 𝚗𝚢𝚊 🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝚐𝚊𝚐𝚊𝚕 𝚍𝚎𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚑𝚎𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚘𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚍𝚑 𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚍𝚖𝚗 𝚕𝚎𝚝𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊
Sugi Winarti
Luar biasa
Eli Elieboy Eboy
𝚊𝚍𝚞𝚑 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛 𝚗𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚢𝚘𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑 𝚌𝚊𝚖𝚙𝚞𝚛 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊 🥲🥲🥲
Eli Elieboy Eboy
𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚗𝚗𝚝𝚒 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚕𝚘 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚓𝚠𝚋 𝚖𝚊𝚞 𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚗𝚎𝚗𝚐
Eli Elieboy Eboy
𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊𝚖𝚞 𝚢𝚐 𝚖𝚗 𝚔𝚊𝚍𝚊𝚕 𝚋𝚞𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐....
𝚜𝚘𝚔 𝚗𝚐𝚊𝚔𝚞𝟸 𝚎𝚗𝚝𝚎.,.
𝚙𝚛𝚎𝚎𝚎𝚎𝚎𝚝𝚝𝚝
Eli Elieboy Eboy
𝚛𝚘𝚗𝚍𝚘 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚘 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚒
Eli Elieboy Eboy
𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚞𝚍𝚑 𝚔𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚝𝚞
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚙 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚞 𝚜𝚒 𝚏𝚒𝚛𝚊𝚗𝚑𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚑𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚍𝚎𝚛𝚑𝚊𝚗𝚊 😄😄😄
Eli Elieboy Eboy
𝚝𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚛𝚒𝚙𝚕𝚎 𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚝𝚁 𝚕𝚐 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚘𝚝𝚠
Eli Elieboy Eboy
𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒 𝚞𝚍𝚑 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚗𝚖 𝚓𝚍 𝚋𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚕𝚎..,
𝚖𝚘𝚖𝚖𝚢 𝚜𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚗𝚔 𝚖𝚞 𝚞𝚍𝚑 𝚐𝚗𝚝𝚒 𝚗𝚖 𝚝𝚞𝚑 /Grin//Grin/
Eli Elieboy Eboy
𝚜𝚎𝚑𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!