Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegelisahan Hati Xavier
Berbicara dengan penuh wibawa serta rasa percaya diri yang tinggi, penampilan Xavier benar-benar memikat hati serta membius pandangan dari hampir seluruh peserta rapat di dalam ruangan, bukan hanya Nyonya Libi,
Tuan Gladius bahkan tak percaya akan penampilan dari sang putra yang selalu ia ragukan selama ini,
Putraku!!! Dia benar-benar telah dewasa, dan aku sungguh bangga karena telah memiliki dirinya!
Pandangan mata Tuan Gladius nampak terus tertuju pada sang putra yang kini tersenyum lebar dan melangkah ke arahnya,
"Dad!!!"
"Hey son!! you're so excellent!! iam speechless, really!!"
"It's nothing!" Xavier tampak memudarkan senyum saat ia menatap sepintas pada sosok Nyonya Libi.
"Xavier, selamat atas presentasi mengagumkan yang baru saja kau tampilkan Nak!"
"Terima kasih atas dukungannya Dr. Libi!"
"Maaf pimpinan -, saya harus segera undur diri terlebih dahulu! Permisi!"
Tuan Gladius juga Xavier tampak mengangguk sembari menyunggingkan senyum untuk mengiringi langkah sang dokter ternama.
"Apa dirimu yang mengantarkan Casandra kemari? Apa gadis itu masih di rumah sakit ini sekarang?"
"I-itu? tidak dad! Cassie berangkat seorang diri lima belas menit lebih awal daripada diriku! Aku-,"
"Masih ingin bersembunyi dari Cassie?" Tuan Gladius menyambar kalimat Xavier yang kini menampilkan wajah datar.
"Gladius!! ternyata putra mu yang kau sebut berandal ini benar-benar mencengangkan!"
Sapaan dengan suara yang cukup menggelegar seketika membuat Xavier mengubah posisi tubuh.
"Benarkah seperti itu, Tuan Dangelo?"
"Begitulah! sepertinya diriku tertarik untuk mengenal Braxton lebih jauh!"
Gelak tawa tampak kembali terdengar diantara Tuan Gladius juga sang kolega, namun Xavier? pria bernetra biru yang mengenakan kemeja putih serta dasi berwarna hitam itu justru hanyut dalam lamunan.
Cassie-, bisakah diriku menghadapi semua ini? Apa kau akan kecewa padaku?
Xavier tertunduk dan seketika melangkah lebar menjauhi Tuan Gladius yang kini tampak berbincang dengan beberapa koleganya.
Kursi kebesaran daddy? kehormatan, karisma, serta semua ego yang ia miliki! diriku harus bisa menerima semua hal itu darinya!
Pandangan Xavier nampak kosong dan terus tertuju pada meja kerja sang ayah.
"What's the matter, son?"
"D-daddy!? aku hanya-,"
"There's something wrong with yourself? can you tell me?"
Tatapan hangat nan dalam dari netra Tuan Gladius kembali membuat Xavier terkekeh sembari mengalihkan pandangan.
"Ayolah Nak! kau bisa menceritakan apapun pada daddy! daddy janji akan menjaga rahasia mu dengan sangat rapat!!"
"Apa kau yakin daddy?? mulut daddy bahkan sangat licin saat bersama Nyonya Libi!" Xavier kembali menatap sekilas raut wajah sang ayah yang kini justru terlihat salah tingkah.
"Aaaaaghh!! Braxton! perkataan mu sungguh membuatku gemetar Nak!!"
Kedua orang yang merupakan sepasang ayah dan anak itu akhirnya kembali saling melempar senyum satu sama lain.
"Bagaimana lanjutan perkembangan hubungan daddy dengan Nyonya Libi?" Xavier kembali melontarkan pertanyaan saat sang ayah mulai tampak hening.
"Xav-, kau benar-benar akan mendukung keputusan daddy, bukan?"
Xavier mengangguk ragu dengan senyum tipis yang kini menghiasi bibirnya.
*****
Jadi diriku tak perlu pergi ke universitas hari ini? bukankah ini cukup menyenangkan? tapi aku tak bisa berkunjung ke perpustakaan! Sepertinya akan membosankan!
Xavier? apa kau akan sibuk seharian?
Langkah kaki Cassie pun terhenti, ia menatap sekeliling taman dari Akso Hospital,
"Ternyata taman di rumah sakit ini cukup menawan! kenapa diriku baru menyadarinya?" Cassie bergumam seorang diri sebelum akhirnya kembali terdiam hening sembari melayangkan pandangan ke atas cakrawala,
Biru? warna yang cukup menenangkan! seperti dirinya ...,
"Sedang memikirkan diriku??"
"A-astaga!!! kau-, Xavier???" netra indah Cassie tampak membulat sempurna saat mendapati Xavier yang tiba-tiba muncul dan merapatkan duduknya.
"Bagaimana bisa kau kemari?" Cassie terus memperhatikan gerak-gerik Xavier yang kini menyandarkan punggung di kursi taman.
"Apa kau pikir hanya dirimu yang mengetahui perihal letak taman ini? Aaaagghh! kau ini mulai angkuh Cassie!"
"A-apa? tidak Xav? bukan seperti itu maksud ku!"
Xavier terkekeh, ia justru menikmati raut wajah panik dari Casandra yang kini sedikit mengguncang lengannya.
"Tidak semua orang bisa melangkah masuk dan mengunjungi Akso hospital park! Why???"
"Mmmmmm-, jadi kau mengetahui tentang peraturan tersebut Xav??"
"Eeheemmm!! as like that, kitten!" Xavier mengangguk sebelum akhirnya turut mendongakkan kepala dan menutup netra biru menawan yang ia miliki.
Dirimu sungguh berbeda dari pria lain Xav! aku harap diriku tak perlu mengunjungi dokter jantung di rumah sakit ini karena dirimu,
"Apa yang kau pikirkan? kenapa menatap ku seperti itu? hmmmm??"
"Dirimu ...," kalimat itu akhirnya lepas begitu saja dari bibir Cassie.
"Apa kau berharap lebih padaku?"
Casandra seketika tampak gelagapan, entah sejak kapan namun Xavier kini telah berpaling serta mendekatkan wajah ke arahnya.
"Maaf Xav!! sepertinya aku harus pergi sekarang!! aku ingin segera ke perpus-,"
"Tidak semudah itu, kitten!!" tarikan kasar dari Xavier pada pergelangan tangan Cassie seketika membuat gadis itu jatuh terduduk di atas pangkuan sang pria.
"Xav!!"
"How if-, iam falling love with you?"
A-apa?? Xavier? dia-,
"Look at me! kitten!!!"
Cassie seketika memutar tubuh, ia kini duduk menyamping diatas pangkuan Xavier dan tertunduk dengan semakin dalam.
"Hey!! look at me!! Do you love me?"
Tatapan mata yang intens serta usapan lembut dari jemari Xavier pada wajahnya seketika membuat Cassie tak mampu mengendalikan diri.
"Xav, aku-,"
"Nervous?? aku sungguh menyukai ekspresi menggemaskan ini darimu, kitten!!"
"A-apa?? Apa maksudmu Xav???" telapak tangan Casandra seketika berayun dan menampik telunjuk Xavier yang mencolek hidung mancungnya.
"Lihatlah!!! pipi mu bahkan memerah sempurna bagai buah cherry!!" Xavier terus terkekeh, sementara Cassie-, dia justru benar-benar menampilkan amarah di atas pangkuan Xavier.
"Apa kau sedang menggodaku??"
"Jadi kau benar-benar tergoda dengan ucapan ku?"
"Xavier!!!!"
"Cassie!!!"
"Hentikan!!"
"Yang bagian mana?" Xavier kembali mengeratkan belenggu pada pinggang ramping Cassie, pria itu bahkan mendaratkan kecupan pada pundak sang gadis.
"A-apa? berbicaralah yang jelas Xav!!"
"Aku menyayangi mu wahai adik kecilku!! sungguh! apa kau meragukan kasih sayang ku?"
"Adik kecil? k-kenapa kau selalu menganggap ku sebagai adik kecil mu, Xav?? Aku bahkan sudah hampir dewasa!!"
"Kenapa?? apa kau tak ingin menjadi adik kecil bagiku?" Xavier meraih kedua lengan tangan Casandra dan perlahan meletakkan nya di pundak.
"Aku-,"
"Berikan alasan yang tepat padaku, kitten!"
Cassie kembali terdiam beku saat Xavier menarik tubuhnya dan membuat posisi mereka semakin merapat.
Bukan ini yang ku harapkan Xavier! Aku sungguh tak ingin menjadi adikmu, tak bisakah kau memahami hal itu?
