Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu

Keesokan harinya, Hana mengalami mual dan muntah di pagi hari , sama seperti kemarin . Tapi kini dia sudah harus bisa membiasakan diri , dengan keadaannya saat ini . Setelah mengeluarkan semua isi perutnya , Hana kemudian membuat teh hangat untuk menghangatkan perutnya . Dia harus melakukannya sendiri , karena tidak ada siapapun yang membantunya saat ini .

Ingin memasak pun , dia enggan . Karena mencium aroma masakan saja , perutnya sudah terasa diaduk-aduk . Sungguh momen ini sangat menyiksanya , tapi jika membayangkan suatu hari nanti ada bayi mungil yang keluar dari perutnya , Hana merasa sangat bahagia. Dan akan menjalani semua proses ini dengan ikhlas .

Hana membuka , lemari es nya dan mengambil salad buah yang dibelikan Keenan semalam. Dia bersyukur , ada sesuatu yang bisa dia makan pagi ini .

"Terima kasih, Mas Ken. Kau benar-benar seorang dokter yang baik " gumam Hana , sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan mata yang terus menatap layar datar di depannya.

Terdengar suara mesin mobil berhenti di depan rumahnya , Hana langsung bangkit dari duduknya dan melihat Siapa yang datang . Saat pintu mobil terbuka , terlihat sosok mungil itu turun dan berlari ke arahnya dengan senyuman yang mengembang , disusul oleh seorang wanita paruh baya yang membawa beberapa paper bag di tangannya . Dan yang terakhir keluar dari mobil itu , adalah sosok pria tampan yang selama beberapa hari ini memberikan perhatian khusus kepadanya .

"Tante Hana , aku datang lagi . " Teriak Rubby sambil berlari ke arah Hana dan langsung memeluknya.

Keenan yang berada di belakangnya , hanya menggelengkan kepala dan tersenyum melihat tingkah anak gadisnya itu.

"Selamat pagi, Hana ." Sapanya saat sudah berada di hadapan Hana.

"Selamat Pagi, mas . Ayo silakan masuk ." titah Hana mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah.

Mereka kini semua sudah duduk di ruang tamu. Hana hendak beranjak ke dapur membuatkan minuman untuk mereka semua. Namun Keenan segera melarangnya .

"Tidak usah repot-repot Hana , aku tahu keadaanmu pasti sama seperti kemarin . Terlihat jelas wajahmu yang tampak masih pucat ." ujar Keenan sambil terkekeh.

"Apaan sih, Mas Ken. Orang sakit juga masih aja diledekin ." Kata Hana sambil mencebikkan bibirnya.

Keenan menghentikan tawanya, dan tersenyum hangat kepada Hana .

"Ini aku mau memperkenalkan seseorang untukmu , dia adalah Bi Sum. Yang kemarin aku ceritakan kepadamu . Bibi Ini adalah Hana , temanku dulu waktu kuliah . Dan sekarang dia menjadi tante kesayangan Rubby . Lihatlah sejak bertemu dengan Hana , Rubby selalu menempel kepadanya. Dia sudah melupakan Papanya jika sudah bertemu tantenya ." Ujar Keenan dengan wajah dibuat Sendu memperkenalkan Bi Sum kepada Hana Begitupun sebaliknya.

"Halo Mbak Hana , Nama saya Sumiati . Den Keenan sama Non Manda biasa memanggil Bi Sum kepada saya . Mulai hari ini saya akan bekerja di sini , sesuai arahan Den Keenan. " ujar Bi Sumi memperkenalkan diri.

"Hallo Bi, saya Hana. " balas Hana sungkan. "Sebenarnya saya tidak membutuhkan bantuan , tapi mas Keenan terlalu berlebihan ." Ucapannya dengan melirik ke arah Keenan.

"Aku tidak berlebihan Hana , baik aku , Dion dan Manda kami semua mengkhawatirkanmu . Karena saat ini kamu sedang hamil , kecuali kalau kamu tidak hamil kami tidak masalah kamu hidup sendiri . Saat kamu hamil seperti ini , kamu harus banyak istirahat agar janin dalam kandunganmu tumbuh dengan sehat ." ujar Keenan memberikan nasehat lagi kepada Hana.

Mendengar semua ucapan Keenan , tanpa terasa air mata Hana menetes dari sudut netranya . Dia tidak menyangka , pria asing yang bukan apa-apanya begitu perhatian kepadanya . Tidak seperti suaminya dulu , yang selalu meremehkan pekerjaan rumahnya . Sehingga membuatnya kelelahan , dan sulit untuk hamil .

Melihat Hana meneteskan air mata , baik Rubby maupun Keenan menjadi khawatir melihatnya. Rubby yang sejak tadi berada di pangkuan Hana , langsung menghapus air matanya .

"Kenapa Tante menangis ? Apakah papa sudah menyakiti tante ?" Tanya Rubby polos .

"Ah, tidak sayang.Tante hanya kelilipan ." Ujar Hana berbohong .

Keenan yang ingin bertanya pun , tidak jadi mempertanyakan Kenapa dia menangis . Dia Hanya penasaran , Apakah kata-katanya telah melukai hatinya .

"Baiklah kalau begitu Hana , bisa kamu tunjukkan di mana kamar Bi Sum. Agar bibi bisa membuatkan kita sarapan." ujar Keenan yang mengalihkan perhatian.

Mendengar ucapan Keenan , sontak saja membuat mata Hana melotot . Dia tidak percaya , ternyata mereka datang kemari dengan perut kosong.

"Apakah kalian semua belum sarapan ?" tanya Hana tidak percaya.

Mereka bertiga menggeleng bersamaan.

"Ya ampun, Mas Ken . Kenapa kalian belum sarapan sih , aku belum masak . Karena aku tidak kuat mencium aroma bumbu masakan . Tadi aku hanya sarapan salad yang Mas Ken berikan semalam. " Kata Hana dengan penuh penyesalan .

"Tidak apa-apa Mbak Hana , tadi kami mampir ke pasar untuk membeli bahan-bahan makanan , untuk dimasak di sini . Katanya Neng Rubby ingin sarapan bersama Mbak Hana ." ujar Bi Sum.

Hana menghela nafasnya. Dia tidak habis pikir sebenarnya apa yang mereka pikirkan.

"Baiklah , Ayo Bi aku antarkan ke kamar . Di sini ada dua kamar satu kamarku , dan satu kamar masih kosong belum sempat aku bersihkan ."

"Nggak apa-apa mbak , nanti Bibi bersihkan sendiri. " ujar Bi Sum mengikuti langkah Hana yang menggandeng Rubby ke dalam rumah.

Setelah meletakkan barang bawaannya , Bi Sum segera pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan mereka semua. Di dapur sudah ada Keenan ,yang yang membawakan semua barang belanjaannya , dan meletakkannya di atas meja .

"Hana kemarilah." Panggil Kenan saat melihat Hana keluar dari kamar.

Hana mendekat kearah Keenan. "Ada apa mas ?" tanyanya saat dia sudah berada di samping Keenan .

" Tadi aku mampir ke mini market dan membelikanmu susu untuk ibu hamil. Jangan lupa di minum ya. Walaupun kamu enggan makan nasi atau apapun setidaknya susu ini bisa masuk ke dalam perutmu. Agar nutrisi untuk janin di dalam perutmu terjaga. " ujar Keenan sambil mengeluarkan beberapa kotak susu dari kantong plastik yang belogo sebuah mini market.

Lagi-lagi mata Hana memanas melihat perhatian Keenan kepadanya. Jika dia masih bersama Indra, apakah Indra juga akan seperhatian ini kepadanya? mengingat Indra berselingkuh hanya karena menginginkan seorang anak.

Hana langsung menggelengkan kepalanya dan menepis semua pikiran tentang Indra. Keputusannya sudah bulat untuk berpisah dengan Indra, dia tidak akan mau kembali kepada pria itu lagi.

"Kamu kenapa? " tanya Keenan yang melihat sikap aneh Hana.

"Tidak apa-apa. " jawabnya cepat.

Hana segera berlalu dari dapur setelah mencium aroma masakan yang di masak Bi Sum. Dia lalu duduk disamping Rubby yang sedang menonton kartun kembar botak di televisi.

Keenan yang melihat sikap aneh Hana segera menyusulnya.

"Hana, apa ada kata-kataku yang salah? " tanya Keenan penasaran.

"Tidak, mas. Aku hanya membayangkan, seandainya aku masih bersama mas Indra. Apakah dia akan bersikap sama sepertimu. "

Mendengar jawaban Hana, membuat tubuh Keenan menegang. Dia tidak pernah berfikir kalau Hana ternyata masih memikirkan calon mantan suaminya itu.

"Apa kau ingin kembali kepadanya? " tanya Keenan ragu.

"Tidak akan pernah. " jawab Hana yakin. "Aku hanya membayangkan saja, aku akan hamil tanpa seorang suami di sampingku. Bagaiamana kalau aku ngidam di tengah malam. Ah, kenapa aku membayangkan yang tidak-tidak, dan belum tentu terjadi."

"Kalau kau menginginkan sesuatu apapun itu, katakan padaku walau di tengah malam sekalipun. Aku tidak keberatan, dan kau jangan merasa sungkan. Jika aku dulu menjadi iblis yang selalu mengganggumu, ijin kan sekarang aku menjadi malaikat tak bersayap yang akan selalu melindungimu, dan memenuhi semua inginmu. "

Deg...

Tubuh Hana mematung mendengar semua ucapan Keenan. Apa dia tidak salah dengar?