Polisi Cantik Milik Sang Penguasa

3

"Helena kau sudah bertemu dengan dia, 'kan saat pesta pernikahan ibumu? Sekarang, Paman ingin memperkenalkan secara langsung padamu. Ini Nana, seorang polisi yang dulu merawat Paman di rumah sakit jiwa." Jayden sejenak menghentikan ucapannya, lelaki itu sepertinya tidak kuasa menahan tangis karena dia masih tidak percaya bahwa Helena mau menemuinya dan Jayden juga sengaja memanggil dirinya sendiri 'paman' karena dia tidak seberani itu memanggil 'daddy', apalagi dia menelantarkan Helena dan kembarannya ketika mereka masih berada di dalam kandungan.

Helena tersenyum.

"Aku tahu ini sedikit canggung, maafkan aku juga yang belum berhasil membujuk Austin kemari. Aku tahu masa lalu kita sedikit rumit, tapi aku akan berusaha menerima semuanya dan aku akan mulai membiasakan diri dengan kehadiranmu. Terima kasih kau tidak lagi mengganggu Mommy juga Daddy Philip, dan aku berharap pernikahanmu akan bahagia sama seperti kami yang sudah bahagia," ucap Helena yang menutup ucapannya dengan senyuman.

Jayden memalingkan tatapannya ke arah lain, entah kenapa setiap melihat senyuman Helena, rasanya dia ingin menangis kencang-kencangnya. Walaupun kembaran Helena belum memaafkannya, tapi setidaknya ini sudah lebih dari cukup.

"Terima kasih juga sudah mau menerima ayahku dan mari kita berteman," ucap Helena pada Nana, hingga Nana juga ikut mengangguk dan pada akhirnya mereka pun memesan makanan, lalu makan dengan penuh kecanggungan.

***

"Terima kasih sudah mengantarkanku dan terima kasih atas apa yang kau lakukan. Sekarang, Aku merasa lebih dihargai dan aku merasa lebih bahagia," ucap Nana ketika mobil yang dikendarai Jayden sudah sampai di basement apartemen Nana. Setelah makan bersama dengan Helena, Nana memutuskan untuk pulang karena dia harus mengurus sesuatu.

"Aku juga berterima kasih karena kau mau menerima tawaranku. Setelah menikah, kau tidak perlu membawa apapun ke rumahku karena semua sudah disiapkan. Tolong saja ingat pesanku jangan sampai hubungan kita membuat orang lain curiga," ucap Jayden hingga Nana mengangguk dan setelah itu, Nana pun langsung turun dari mobil kemudian dia berjalan ke arah lift untuk naik ke unit apartemen miliknya.

Ketika berjalan, Senyum tak henti-hentinya mengembang di bibir Nana, dia yang biasa hidup dengan pelik dan biasa hidup dengan penuh rasa sakit, sekarang tiba-tiba berubah. Tuhan memberikan keajaiban secara bertubi-tubi padanya.

Ketika berbelok, tiba-tiba Nana menghentikan langkahnya ketika melihat siapa yang berada di depan pintu apartemennya, siapa lagi jika bukan Darius. Entah kenapa lelaki itu ada di sini dan untuk apa lagi lelaki itu menemuinya?

"Untuk apa kau kemari?" tanya Nana ketika sudah berada di depan Darius. Sedari tadi Darius menunggu Nana, dia ingin masuk ke unit apartemen mantan kekasihnya, tapi ternyata sandi sudah diganti oleh Nana jadi dia menunggu di luar.

"Bolehkah aku bicara?" tanya Darius, Nana menggeleng dengan tegas.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan, entah apa tujuanmu datang ke sini, tapi aku tidak mau berurusan lagi denganmu. Urusan kita hanya sebatas pekerjaan, jadi sekarang pergi dan jangan pernah datang lagi ke apartemen ini," ucap Nana yang langsung mengusir Darius.

Darius langsung menarik tangan Nana.

"Kumohon izinkan aku berbicara," ucap Darius, tapi Nana menghempaskan tangan lelaki itu.

"Kau jangan main-main denganku, Darius, sekarang lawanmu bukan aku tapi calon suamiku."

Dan lagi- lagi Nana menggunakan Jayden agar Darius mundur.