Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 13 - Merebut Posisi Anakku
"Aileen." Panggil Helda, suaranya penuh penekanan dan kekesalan luar biasa.
Helda ingin gadis tidak tahu diri itu melepas genggaman tangannya pada Hansel dan keluar dari persembunyiannya dibalik tubuh calon suami anak kandungnya.
Dan Aileen yang mendengar suara dingin itu pun sontak ingin menarik tangannya namun Hansel malah menggenggam nya semakin erat.
Hansel juga tetap menahan tubuh Aileen agar berada di belakang punggungnya.
"Kami tidak lama Nyonya Helda, kedatangan kami kemari hanya untuk pamit. 2 minggu lagi pernikahan ku dan Aileen akan digelar. Selama itu pula Aileen akan tinggal bersama ku," jelas Hansel.
Helda terperangah, diantara rasa terkejut dan amarah yang semakin membuncah.
Pertama tentang pernikahan yang tetap terjadi dan kedua tentang Aileen yang akan tinggal bersama dengan Hansel.
Tangan Helda terkepal kuat, rasanya ingin menampar berulang kali wajah Aileen dan menjambak rambutnya dengan kasar.
Namun kemarahan itu tidak mampu dia luapkan, Helda tidak punya kekuatan untuk melakukan itu di hadapan Hansel.
"Tinggal bersama mu? kalian belum menikah, bagaimana bisa tinggal bersama?" tanya Helda, bagaimanapun caranya dia tidak akan membiarkan Aileen keluar dari rumah ini.
Selamanya Helda pastikan Aileen akan terkurung disini.
Aileen yang mendengar pertanyaan itu pun hanya mampu menunduk, diam dan tak melakukan pergerakan apapun.
Dia tahu, Helda tidak akan semudah itu untuk melepaskan dia.
"Maaf, tapi aku tidak sedang meminta izin." jawab Hansel, suaranya dingin dan saat mengatakan itu tatapannya lurus menusuk tajam ke arah dua mata Helda yang gamang.
Seketika itu pula Helda tak punya sedikitpun sanggahan.
Dia hanya mampu mengepalkan kedua tangannya kuat. Mencuri pandang Aileen di belakang Hansel dengan tatapan kebencian.
"Aileen, tidakkah kamu ingin pamit pada mama?" tanya Helda pula, dia tak akan puas membiarkan Aileen pergi begitu saja.
Sementara Aileen sudah gemetar, tapi Hansel terus menahannya di belakang.
"Pamit ku dan Aileen sama saja," balas Hansel lagi, membuat Helda benar-benar merasa kesal.
Dia ingin bicara berdua dengan Aileen namun Hansel selalu menghalangi. Tak ada kata lain yang bisa Helda ucapkan selain, "Baiklah."
"Mama akan sering mengunjungi mu," timpal Helda lagi.
Hansel tersenyum miring, lalu seidikit menarik Aileen agar terlihat jelas oleh Helda.
"Aileen, katakan sesuatu pada mama mu," ucap Hansel, suara yang dia ucapkan terasa lebih hangat, sangat berbeda ketika berbicara dengan Helda.
Dan wanita paruh baya itu cukup memahami perbedaan ini, dia semakin membenci Aileen. Dalam benaknya sudah terbayang jika tadi Aileen menemui Hansel bukan untuk membatalkan perjodohan, melainkan memelas ingin dinikahi.
Awas kamu Aileen, selamanya kamu tidak akan bisa lepas dari ku. geram Helda. Kebenciannya makin menjadi saat melihat Aileen yang menatapnya takut.
Seolah Aileen sedang menunjukkan pada Hansel jika dia adalah seorang ibu jahat.
"Ma, aku akan ikut dengan paman Hansel," ucap Aileen lirih, saat mengatakan itu dia tidak menatap kedua mata Helda, pandangannya turun menatap lantai.
Dia bahkan sampai tidak sadar saat Helda mendekat dan memeluknya erat.
"Baiklah sayang, jaga dirimu baik-baik," balas Helda seraya memeluk Aileen erat, dia juga mencengkeram kuat lengan Aileen hingga gadis cantik ini memejamkan matanya menahan sakit.
Hansel tidak menyadari kejadian itu. Namun ia segera menarik Aileen hingga pelukan kedua wanita ini terlepas.
"Kami pergi," ucap Hansel dan Helda menganggukkan kepalanya.
"Baiklah."
Hansel membawa Aileen pergi, sementara Helda terus memperhatikan keduanya, saat suara deru mobil Hansel sudah tidak terdengar lagi, Helda dengan segera membanting pot bunga terdekat di meja ruang tamu.
Membanting nya kuat seolah sedang membanting Aileen.
Brak!
"Dasar anak tidak tahu diri, awas kamu Aileen. Berani-beraninya kamu merebut posisi anakku! Arght!"
serruu Dede gemezzz