Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.
"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini
"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan
akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
Eliza tersenyum puas setelah menyelesaikan belanja onlinenya, daripada harus menunggu Raiyan lalu mengajaknya berbelanja, Eliza lebih baik membeli kebutuhan dapur secara online.
Sekarang Eliza tinggal menunggu belanjaannya datang, ia meraih remote dan menonton acara food kuliner untuk mengisi waktu. Perutnya semakin keroncongan begitu layar tv menampilkan seorang host yang sedang menyantap bebek bakar.
Tak lama kemudian notifikasi WhatsApp nya menampilkan pesan dari nomor tak dikenal yang tak lain dari kurir pengantar belanjaan nya,ia meraih dompet namun hanya menemukan selembar lima puluh ribuan, Eliza lupa melakukan tarik tunai karena semenjak menjadi istri Raiyan dirinya selalu membayar menggunakan qris.
Mau tak mau Eliza meminta pak kurir untuk menunggu sebentar lalu dirinya segera mengendap-endap ke atas dan mencari dompet Raiyan, benda itu tergeletak begitu saja di atas nakas tepat di depan wajah Raiyan.
Eliza mengayunkan tangannya beberapa kali di depan wajah Raiyan, saat dirasa aman setelah mendengar dengkuran halus Raiyan, Eliza meraih dompet itu dan membukanya pelan-pelan.
Eliza tak sengaja melihat foto seorang wanita di dompet itu, seorang wanita muda yang menggendong bayi dan foto itu hanya berwarna hitam putih, ia menebak foto itu mungkin sudah berusia belasan tahun,mungkinkah bayi itu adalah Raiyan? Dan perempuan yang ada di foto itu mungkin saja adalah ibu mertuanya, bisa jadi beliau sudah meninggal, pikir Eliza lagi.
Bersyukur ia menemukan banyak lembar merah di sana dan Eliza hanya meraih empat lembar seratus ribuan sambil berucap dalam hati 'Aku hanya meminjamnya sebentar nanti Aku pasti mentransfer gantinya padamu' padahal uang yang Eliza miliki juga pemberian dari Raiyan.
Dengan hati-hati Eliza meletakkan kembali dompet itu tapi...
"Aaa!!" pekiknya kaget setelah Raiyan menangkap tangannya tiba-tiba.
"Apa lagi yang Kau lakukan sekarang?" tanya Raiyan dengan mata yang merah, ciri khas bila tidur nyenyak seseorang terganggu.
"A-Aku pinjam uangmu sebantar karena lagi tak pegang uang cash, nanti akan ku kembalikan padamu." jawab Eliza apa adanya.
"Kenapa tak meminta izin? Kenapa harus mengendap-endap seperti itu?" serbu Raiyan dengan banyak pertanyaan dan raut wajahnya nampak tak senang.
"Kau sedang tidur, mana mungkin Aku membangunkan mu."
"Tapi Aku tak suka Kau membuka barang pribadiku tanpa izin." Raiyan masih menggenggam erat lengan Eliza sampai kulit wanita itu sedikit memerah.
"Aw!" Raiyan segera melepaskan tangan Eliza setelah perempuan itu berteriak kesakitan.
"Kenapa reaksimu berlebihan sekali? Aku hanya meminjam uangmu bukannya ingin merampok, dasar pelit! Ambil ini!" Eliza melemparkan uang tadi ke wajah Raiyan lalu kembali turun ke bawah, Raiyan yang masih terbaring seketika kaget dengan reaksi wanita itu, ia mengejar Eliza yang sudah lebih dulu menuruni tangga.
"El, Kau mau kemana? Maafkan Aku, ambil lah uang ini dan tak perlu di ganti." ucap Raiyan setengah berteriak, namun Eliza sudah sampai di bawah.
Raiyan hanya tak senang Eliza membuka barang-barang pribadinya tanpa izin,itu sudah jadi kebiasaan nya sejak dulu namun bagaimana pun seharusnya pasangan suami istri yang normal tak akan mempermasalahkan hal kecil itu, tapi sayangnya mereka hanya sepasang suami istri yang masih belum paham apa tujuan sebenarnya mereka menikah.
"Apa Bapak bisa menunggu sebentar? Saya akan mengambil uang cash di ATM." mohon Eliza dengan wajah malu.
"Aduh Mbak, masih banyak yang harus Saya antar, lagipula kenapa tak dari tadi sih pergi ke ATM?" ucap pria paruh baya itu yang mengenakan helm.
"Ambil ini, apa masih kurang?" Raiyan menyerahkan lima lembar uang ratusan membuat bibir pria tadi yang mengerucut seketika berubah menjadi senyum cerah.
"Wah ini sih ada kembaliannya Mas, sebentar ya." ujarnya hendak meraih uang kembalian namun Raiyan membuat pria itu tersenyum sekali lagi karena kemurahan hatinya yang mengizinkan pria itu mengambil semua uang tanpa harus mengembalikan sisanya.
"Kau belanja apa?" tanya Raiyan pada Eliza yang melipat tangan di dada tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun. Raiyan lalu memeriksa plastik-plastik yang berisi berbagai macam bahan makanan.
"Apa Kau marah?" pertanyaan bodoh Raiyan dijawab dengan lengosan Eliza, membuat Raiyan otomatis membawa masuk semua plastik tadi lalu meletakkannya di dapur.
"Maaf kalau Aku membuatmu marah." ujar Raiyan dengan posisinya setengah duduk di depan Eliza yang kembali menonton tv.
Eliza masih mengabaikan Raiyan sampai suara cacing demo di perutnya membuat mereka saling menatap, tak aral Raiyan langsung tertawa.
"Sudah lah nanti saja marahnya, kasihan perut mu itu minta di isi." ujar Raiyan, Eliza kesal sekali cacingnya demo di saat yang tidak tepat.
"Aku akan membantumu masak, sayang." sambung Raiyan lagi, dia sengaja mengatakan itu untuk menyurutkan amarah Eliza namun yang terjadi pipi wanita itu malah merona.
"Hei! Kenapa pipimu merah begitu? Kau malu ya?" goda Raiyan membuat Eliza menekan pipinya dengan kedua tangan.
"Tidak!" jawabnya singkat lalu bangkit untuk mengeksekusi belanjaannya tadi.
"Tolong bersihkan ayam dan ikan ini." perintah Eliza sengaja memberikan tugas yang berat. Pikirnya Raiyan akan menolak lalu menyingkir dari dapur, ternyata pria itu langsung memakai apron dan mengerjakan perintah Eliza.
'Sebentar lagi pasti Kau akan beralasan sakit perut lalu kabur dari sini, haha rasakan itu! Siapa suruh membuatku kesal pagi ini!' batin Eliza sambil meletakkan sayur ke dalam wadah lalu menyimpannya di kulkas.
Namun dugaan Eliza salah, Raiyan menyelesaikan pekerjaan nya dengan sempurna, ia bukan hanya membersihkan tapi juga memotong ayam menjadi beberapa bagian.
"Sudah selesai, ibu negara, ini letakkan dimana?" Buru-buru Eliza memeriksa hasil kerja Raiyan, membuat Eliza membuka sedikit mulutnya tak percaya.
'Apa sih kekurangan mu? Untuk zaman sekarang Kau adalah laki-laki langka yang di dambakan banyak wanita, apa Aku beruntung?' puji Eliza yang hanya terucap dalam benaknya.
"Terimakasih, Kau boleh pergi." Raiyan mengangguk dan melepaskan apronnya lalu menatap Eliza dari belakang yang sedang menabur serbuk bumbu ke daging ayam.
Muncul ide jahilnya untuk menggoda Eliza sekali lagi, Raiyan berjalan mendekat dan melingkarkan tangan ke perut Eliza membuat gadis itu berdebar.
"Ka-Kau! Apa yang sedang-" Eliza tak menyelesaikan kalimatnya karena dengan gerakan pelan Raiyan memasangkan apron ke tubuh Eliza.
"Selesai! Selamat memasak, sekarang Aku gerah dan ingin mandi." Raiyan menjauh dan menaiki anak tangga dengan langkah tenang, tubuh proporsional nya yang menjauh semakin menyadarkan Eliza kalau suaminya itu sangat tampan dan penuh pesona.
"Huhft... untung saja Aku tidak ada riwayat sakit jantung, masih pagi saja dia sudah membuat dadaku bergemuruh tak jelas ." gumam Eliza pada dirinya sendiri, sekarang waktunya memasak untuk suami tampannya.