Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2 - Surat Terakhir
Karena mulai merasa curiga dengan menghilangnya Erika, Ervan menyuruh seluruh anak buahnya untuk mencari jejak sang istri. Kini Ervan bergegas untuk ikut melakukan pencarian juga. Sebelum itu, dia pergi ke walk in closet terlebih dahulu untuk mengambil topi dan mantel.
Saat sudah masuk ke walk in closet, atensi Ervan langsung tertuju ke lemari Erika. Dia sadar ada banyak pakaian yang hilang di sana. Saat itulah pula dirinya juga menemukan secarik kertas terlipat di meja rias Erika.
Ervan ambil kertas itu. Setelah dibuka, ternyata kertas tersebut adalah surat dari sang istri.
'Tidak usah mencariku. Kepergianku ini adalah keputusan bulat yang aku pilih. Maaf karena tidak berpamitan padamu. Jika kau bertanya tentang alasan kenapa aku pergi? Ya semuanya karena aku ingin berubah. Aku ingin hidup normal seperti orang-orang normal di luar sana. Kau sendiri tahu kalau aku sudah membahas ini puluhan kali bersamamu. Namun sayangnya kau sama sekali tidak tertarik. Tujuan kehidupan yang kita inginkan sekarang sepertinya sudah berbeda. Kita berpisah saja mulai sekarang. Aku yakin ada banyak wanita yang lebih baik dariku dan pastinya setipe denganmu di luar sana. Selamat tinggal, Ervan. Terima kasih sudah berbagi petualanganmu denganku. Erika...'
Usai membaca pesan itu, rasanya hati Ervan hancur berkeping-keping. Bagaimana tidak? Cintanya begitu besar dan tulus pada Erika. Perempuan itu jugalah yang menemaninya berjuang hingga Ervan mampu membangun organisasi mafia yang dirinya miliki sekarang.
Rasa marah, kecewa, sedih, bercampur aduk dalam diri Ervan. Tentu tidak mudah merelakan kepergian Erika.
"Hidup normal? Apa benar hanya itu alasannya?" gumam Ervan sembari mencengkeram surat Erika. Ulahnya berhasil membuat kertas tersebut hancur tak berbentuk lagi.
Meski di surat sudah jelas Erika menyuruh Ervan untuk tidak mencarinya, namun Ervan tak peduli. Dia malah dibuat penasaran dengan kepergian Erika. Ervan tak mau langsung mempercayai pernyataan Erika di dalam surat.
"Cari Erika sampai dapat!" perintah Ervan kepada semua semua anak buah mafianya.
...***...
Erika telah menemukan salon yang tepat untuk merubah rambutnya. Dia yang tadinya memiliki rambut berwarna cokelat, kini dirubah menjadi hitam. Erika juga memanjangkan rambutnya dengan cara disambung. Mengingat awalnya dia memiliki rambut pendek sebahu.
Penampilan Erika berubah drastis. Selain merubah gaya rambut, dia juga merubah gaya berpakaian. Dia yang sering bergaya sangar dan agak tomboy, sekarang menjadi lebih feminin. Erika bahkan mengenakan dress pink selutut yang dilengkapi dengan mantel berwarna putih.
Kala itu musim gugur sedang berlangsung. Dedaunan kering tampak berguguran menghiasi jalanan. Perlahan Erika berjalan melewatinya. Tujuan dia selanjutnya adalah pergi ke luar negeri.
Sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Erika. Perempuan tersebut lantas masuk ke mobil itu.
"Bagaimana keadaan di markas?" tanya Erika sembari membuka kacamata hitamnya. Dia duduk di sebelah sang sopir.
"Dia sudah sadar dengan kepergianmu. Semua orang sibuk mencarimu," sahut lelaki yang sekarang mengemudi mobil. Dia tak lain adalah Roby. Satu-satunya orang yang tahu dengan rencana kepergian Erika.
"Sudah kuduga dia akan keras kepala. Padahal sudah kubilang untuk tidak mencariku," keluh Erika sambil mendengus kasar.
"Jujur saja, aku masih bingung kenapa kau memilihku dibanding anak buahmu lainnya. Setahuku kau sangat membenciku," celetuk Roby.
"Itulah alasannya. Karena aku sangat membencimu. Semua orang tahu itu. Jadi kau adalah kandidat terkuat bagiku. Karena bila memilihmu, Ervan dan yang lain tak akan pernah menduganya. Kalau sesuatu nanti terjadi, mereka pasti akan mencurigai Alisha dan Zivanna," jelas Erika panjang lebar. Dia benar-benar sudah merencanakan kepergiannya dengan matang.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰