Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada
Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.
Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengenalan Keluarga
Mereka kerumah besar keluarga Ahmad. Safa disambut oleh seluruh keluarga besar Umar. Mulai dari sepupu dari pihak ummi dan pihak abinya kedua keluarga besar itu sengaja datang menyambutnya seperti yang dilakukan mereka pada Shifa saat keesokan harinya setelah menikah.
"Selamat datang dek, dikeluarga besar keluarga kami". Ammar menggandeng istrinya dengan perlahan agar istrinya tidak terkejut.
Seluruh sepupunya yang perempuan mendatangi Safa dan mengambil alih dirinya dan membawanya ke keluarga besar mereka.
" Selamat datang dikeluarga kami yah Safa, perkenalkan aku Hafsoh keponakan kandung abinya Umar dan ini adikku Habibah dan Hafa anak kandung tante hasni adik om ahmad sedangkan yang dua ini adalah Amirah dan Raisa anak dari tante Khadijah adik bungsunya om Ahmad.
Nah yang disamping itu adalah nenek kami adalah Rumaisya dan Raihana adik dari kakak Ammar.
Na kalian ini istri kak Ammar dan merupakan kakak kalian!! ".
Aku akan perkenalkan satu-satu tante kak Ammar agar kamu mengenalinya.
" Yang ini adalah tante Nazma adiknya tante Shofiyah umminya Ammar, dan ini adalah ibuku namanya tante Hasni, yang sebelah nya itu namanya tante Khadijah dan yang paling tinggi itu adik ipar abinya Ammar istri dari adik kembar om Ahmad.
"Salam kenal semuanya, saya Safa istri kak Ammar".
Mereka tersenyum kemudian memeluk Safa bergantian.
" Nah kita beralih ke saudara-saudaranya yang laki-laki.
Safa mengangguk dan membiarkan Hafsoh membawanya keliling untuk berkenalan dengan sepupu lelaki Ammar.
"Na itu disana 3 bersaudara namanya kak Ukasyah seorang tentara, kemudian disebelahnya Ada Uwais sang pengacara, dan disebelahnya lagi itu adek Utsman dia seorang calon polisi karena masih pendidikam. Mereka bertiga anak tante Nazma keponakan kandung dari tante Shofiyah mertua kamu.
"Salam kenal semuanya!! ". Safa mengatup kan tangannya untuk berkenalan begitu juga ketiganya.
" Nah bergeser disebelahnya adalah saudara-saudara kandung kak Ammar. Yang Kak Umar pasti kamu kenal, dia suami dari sepupu kamu Shifa, disebelahnya adalah Ubaidillah adalah seorang polisi, terus yang kembar itu namanya Aryan dan Arjun. Aryan bekerja sebagai apoteker sedangkan Arjun seorang potografer dan pemilik percetakan undangan.
"Salam kenal semuanya tolong jaga aku sebagai saudara kalian".
Mereka semua mengangguk tersenyum.
" Nah disebelah mereka adalah anak Om Rasyid adik bungsu dari tante Shofiyah. Yang ini namanya Rafa dia seorang dokter bedah, dan disebelahnya adalah Raya adik bungsunya, masih kuliah.
" Sekarang kita beralih ke pihak Abi Ammar. Ini adalah sepepu tertua namanya kak Imran, disebelahnya adalah Yusuf adiknya, dan sebelahnya lagi Safira adik bungsu mereka. Mereka bertiga adalah anak dari adik kembar Abi Ammar.
"Salam kenal semuanya".
Mereka semua mengangguk
" Dan kita beralih pada keponakan yang berasal dari saudara perempuan Abi Ammar.
"Ini adalah kakak tertua ku, namanya Sufyan, disebelahnya Safwan, dan Sulaiman adik-adik ku. Dan yang disana adalah Marwan anak lelaki satu-satunya tante Khadijah.
" Salam kenal semuanya". Ucap Safa tersenyum
Keluarga besar ternyata, bahkan sepupunya sangat banyak. Dia tidak menyangka dikelilingi keluarga yang harmonis. Takjub Safa memandang keluarga suaminya.
"Nah kita beralih pada nenek kita. Dari pihak tante Shofiyah beliau adalah yatim piatu dan dari pihak ayahnya mereka semua ada di Bima sedangkan dari pihak ibunya sangat banyak aku tak kenal dan tak menghapalnya. Hanya mengenal nenek Kartini dan tante rara sepupu tante Shofiyah.
"Ini nenek kami namanya nenek bonra dan kakek aji awing. Ibu dan ayah Abi ammar, disebelahnya adalah ibu nurlia dan nenek enang.
Dan masih banyak lagi keluarga lainnya, nanti kamu berkenalan sendiri sama mereka. Mereka semua sangat banyak. Lihatnya rumah tante Shofiyah sangat penuh". Dengan nada bercanda
"Kamu bisa saja kak Hafsoh". Safa tertawa pelan mendengar perkataan sepupu suaminya ini.
Memang benar mereka semua datang untuk menyambutnya dan sangat banyak ternyata. Dia sangat bahagia disambut dengan sangat baik menjadi bagian dari mereka.
"Nak Safa sekarang kamu bagian dari kami, kami akan membantumu dengan apa yang kami miliki jadi jangan sungkan!! ". Ucap Tante Nazma,
aku membedakannya berdasarkan tinggi dan postur badan mereka karena para tante semuanya bercadar.
" Terima kasih tante, aku akan mengingatnya". Ucapku tersenyum.
Tiba-tiba aku merasa minder ditengah keluarga kak Ammar yang sangat besar dan kental dengan agama itu. Sedangkan aku masih tahap belajar itu pun jilbab ku pakai masih jilbab kecil.
"Jangan terlalu dipikirkan nak, kami juga dulu berproses dari seperti kamu jadi perlahan saja tak usah memaksakan diri". Ummi yang menyadari kegelisahan ku ini sadar dan membantuku.
" Benar nak, tidak usah berkecil hati karena jilbab kamu itu, kami semua Yang ada disini juga berproses jadi jangan minder pada kami". Tante Nazwa tersenyum dibalik cadarnya, aku tahu karena mata beliau menyipit.
"Itu benar nak, kami tidak akan membebankan kamu untuk memakai cadar, karena memakai cadar itu karena keinginan hati kita sendiri bukan karena paksaan". Ummi mertuaku mengelus kepalaku dengan sayang.
Inikah yang dirasakan kak Shifa saat dirinya berada di tengah keluarga besar kak Umar dulu. Ada beban moral dan malu yang besar yang terjadi pada dirinya apalagi kak Shifa bahkan tidak memakai jilbab.
"Ya sudah sekarang kita makan malam bersama ya nak, setelah itu kita sholat berjamaah diatas". Ajak Shofiyah kepada menantunya dibantu dengan kedua anak gadisnya itu.
Para perempuan semua naik keatas di lantai 2 karena mereka semua akan makan disana begitupun sholat.
"Kak Safa jangan suka usil seperti kakak Ammar ya!! ". Ucap Si bungsu Raihana dengan muka cemberut.
" Kenapa memang dek?? Tanya Safa dengan heran.
"Kak Ammar itu dan kakak kembar itu selalu usil kepada kami kak, makanya dek Raihana berkata seperti itu". Rumaisya menjelaskan maksud perkataannya adiknya itu.
Perempuan berusia 19 tahun itu mengerjapkan matanya tanda tidak percaya.
" Kalian serius kak Ammar itu biang usil?? Tanyanya tidak percaya.
"Itu benar kak, jika kami memberitahu orang pasti mereka tidak akan percaya, jika dilihat kan kak Ammar itu anak yang cool, dan pendiam tapi mereka berempat kecuali kak Umar itu memang sangat usil". Ucap Raihana membuka rahasianya keempat kakak lelakinya itu.
" Mereka melakukannya untuk menjaga kesopanan dan interaksi terutama lawan jenis agar mereka tidak mendekati mereka makanya muka mereka semua datar pada orang lain".
"Jadi kakak kalian tidak ada yang berpacaran??
Mereka berdua menggelengkan kepalanya. " Semua kakak lelaki dan kakak perempuan kami bahkan kakak sepupu kami adalah lelaki dan perempuan yang tak pernah bersentuhan dengan orang lain selain mahromnya bahkan sepupu kami juga tidak bersentuhan secara sengaja".
"Kalian sangat menjaga diri yah?? Tanyanya dengan malu.
" Iya kak, bukan karena orangtua kami tapi karena memang kesadaran kami masing-masing. Kakak bisa lihat kami, kami tidak bercadar seperti umma dan ummi serta para tante karena dikeluarga kami tidak diwajibkan memakai cadar itu atas dasar kemauan sendiri yang diwajibkan anak perempuan adalah menjaga diri dan juga auratnya dan ya kami masih memakai jilbab panjang".
"Seperti nya kalian belajar di pondok juga yah??
" Iya kak, ummi tidak pernah memaksa kami menuruti keinginannya, hanya saja masalah sekolah kami harus dasar agama dan ketika nanti kami kuliah, kami bebas memilih jurusan sesuai keinginan kami bahkan profesi juga sesuai dengan apa yang kami inginkan".
"Seperti kakak-kakak kalian yah, bahkan sepupu kalian itu??
" Kata ummi, kehidupan itu harus selaras, kita memang mengejar akhirat tapi kita hidup didunia, jadikan dunia sebagai ladang atau tempat untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya".