Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Adelardo termenung di ambang pintu kamarnya seraya menoleh kearah adiknya yang hendak masuk kamar. Dia pun memutuskan untuk mendekatinya.
"Grace, kita perlu bicara," ungkap Adelardo yang berdiri disamping Grace.
"Aku lelah, kita bicara besok saja," tolaknya.
"Mana ponsel mu?" Adelardo menadahkan tangan berharap Grace mau memberikannya.
"Mau apa lagi?" sinis Grace kepada kakaknya.
"Berikan saja, jika kau tidak ingin aku merebutnya secara paksa," titah Adelardo penuh tekanan.
Grace tak menghiraukan perkataan kakaknya, dia malah masuk kedalam kamar dan mengabaikan permintaan Adelardo hingga laki-laki itu pun ikut masuk.
"Kenapa kau masuk kedalam kamar ku?" sinis Grace menatapnya.
"Sudah ku katakan berikan ponsel mu padaku, setelah itu aku akan keluar dari sini."
Dengan raut wajah yang tampak kesal Grace memberikannya.
Adelardo mengotak-atik ponsel itu dan memutar semua video panas itu kemudian menghapusnya.
"Kenapa kau hapus? Itu bukan ponsel milikku," protes Grace, saat melihat kakaknya menghapus semua film hot yang ada di ponsel Laura.
Adelardo membolak-balik temple glasses nya. "Kalau begitu mana ponselmu?" Dia kembali menadahkan tangan kepada adiknya.
Kali ini Grace mengalah dan menuruti permintaan Adelardo, karena dia mulai bisa memahami sifat kakaknya jika sedang marah.
"Ck!" umpat Adelardo, saat melihat gambar wallpaper ponsel Grace yang menunjukkan sedang berpose mesra dengan Daniel.
"Untung saja video nya sudah ku copy ke laptop," batin Grace seraya menoleh kearah laptopnya yang dia simpan di meja belajar.
Tanpa sadar tatapannya itu justru memberikan sebuah kode untuk Adelardo agar dia mengecek laptopnya juga.
"Apa password nya?" tanya Adelardo setelah menyalakan laptop adiknya.
"Kak Delard mau apa?" tanya Grace yang menohok seraya berdiri di belakang punggung Kakaknya.
"Mau ngecek laptop mu. Apa lagi?" desisnya.
"Ini sudah larut malam, sebaiknya kau keluar dari sini karena aku ingin beristirahat," pinta Grace.
"Katakan apa password nya?" Adelardo tak mau mendengar permintaan adiknya.
"Besok aku harus pergi sekolah, ku mohon mengertilah!" kini keduanya tak saling mengindahkan keinginan masing-masing.
Ucapan Grace bagaikan angin lalu yang terdengar ditelinganya. Dia terus mengotak-atik laptop Grace hingga dia mampu membukanya. "Akhirnya!" seru Adelardo.
Grace terkejut ketika melihat Adelardo berhasil membuka password laptopnya. "Kak tunggu, Kak!" teriaknya saat melihat kakaknya hendak membuka file video hot koleksinya.
Adelardo tak mau mendengarkannya, dia memencet tombol oke untuk melihat semua video di dalamnya.
"Mampus!" Grace menepuk jidatnya ketika Adelardo sudah melihat semua gambar koleksinya.
Kurang lebih sekitar lima belas menit Adelardo memantau semua isi video itu, tentunya dengan durasi yang singkat dan dia percepat.
Adelardo di buat geram oleh sikap adik angkatnya yang semakin hari semakin berulah. Dia pun berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah pintu seraya membawa laptop Grace.
"Kak, aku mohon tolong jangan adukan ini pada Daddy," Grace memegang pergelangan tangan kakak angkat memelas minta dikasihani.
"Jika kau terus seperti ini, aku sudah tidak bisa melindungi mu lagi. Karena daddy harus tahu bagaimana sifat aslimu."
Ketika Adelardo ingin membuka pintu, Grace menahannya. Kini Grace berdiri tepat di hadapan Adelardo tanpa ada jarak yang tersisa antara keduanya.
Nafas Grace kembang kempis tak karuan ketika Adelardo menatapnya seperti serigala yang hendak menerkam mangsa.
Ketika melihat bibir tipis Grace yang terlihat begitu seksi Adelardo tidak mampu menahan diri sebagai laki-laki normal, apalagi dia barusan habis menonton film adegan p*nas yang ada di laptop Grace.
"Aku tidak akan mengadukan sifat buruk mu kepada daddy, tapi dengan syarat!" ucap Adelardo secara tegas.
"Syarat?! Apa syaratnya?" tanya Grace.
"Kita nonton video ini sama-sama! Kau dan aku," ungkap Adelardo seraya menatap dalam-dalam wajah cantik adiknya.
Grace mengernyitkan kening mendengar permintaan dari sang kakak angkat.
"Bagaimana? Apa kau bersedia?" tanyanya.
Grace tampak heran dengan tawaran kakaknya, namun kemudian dia mengiyakannya.
Adelardo meletakan kembali laptop itu di meja belajar dengan posisi layar mengarah ketempat tidur.
"Duduklah!" Adelardo menepuk tempat tidur, meminta Grace untuk duduk di sampingnya.
Sementara Grace hanya melongo, dia belum sadar akan dari maksud permintaan kakaknya. Dia pun duduk disamping Adelardo.
Duo sejoli dari dalam video itu tampak berc*uman mesra dan saling membukakan pakai*an masing-masing.
Grace tampak salah tingkah seraya mengusap-usap tengkuknya, sementara Adelardo tampak tersenyum menyeringai melihat sikap adik angkatnya.
"Sebaiknya video ini kita percepat saja," Grace hendak mempercepatnya namun di tahan oleh Delard.
"Jangan, biarkan saja," cegah Adelardo yang kini memegangi pergelangan tangan adiknya.
"Lihatlah perempuan dalam video itu, aku sungguh tidak tega melihatnya," ucap Grace, yang bergidik melihat kelakuan binal pria dalam layar laptopnya. Grace memang suka mengoleksi film adegan dewasa, tapi hanya sebatas adegan ciumannya saja, selebihnya dia tak kuat untuk melihatnya.
Seketika Adelardo pun mengulum senyuman mendengar ucapan Grace.
"Kenapa kau tersenyum? Bukankah yang di lakukan pria dalam video itu teramat keterlaluan, sehingga membuat wanitanya kesakitan," ucap Grace dengan polosnya.
"Kau salah! Justru wanita dalam video itu tampak menikmatinya," jelas Adelardo seraya tersenyum genit kepada adiknya.
Grace mengamati raut wajah wanita yang ada didalam video tersebut. Di saat seperti itu Adelardo mendekatkan wajahnya kepada Grace kemudian mencium ranum bibirnya. Awalnya Grace sempat menolak, tapi lambat laun dia mulai menikmati ciuman itu.
Tangan Derald mulai aktif, melepas satu kancing seragam yang dikenakan Grace kemudian menyelusup masuk kedalam dan mer*mas pay*dara nya dengan lembut, karena kebetulan dia belum mengganti pakaian dan belum membersihkan tubuhnya, selepas pulang dari apartemen Daniel tadi.
Grace tampak memejamkan mata menikmati sentuhan hangat yang di berikan kakak angkatnya terhadap tubuhnya.
Waktu telah menunjukkan pukul 01:05.
Tak hanya sampai disitu, Adelardo melepas semua kancing seragam yang di kenakan Grace lalu menanggalkan pakaiannya hingga kini tampak bra nya yang berwarna merah muda. Dia pun membaringkan tubuh Grace lalu mengusap paha mulusnya kemudian menyelusup masuk dan mengelus bagian dalamnya.
Grace merasakan sensasi teramat luar biasa hingga membuat tubuhnya kini meremang, bak tersengat aliran listrik.
"Jangan, Kak," cegah pelan dari mulut Grace, namun dalam hatinya dia tak ingin Adelardo berhenti memberikan sentuhan hangat itu, bahkan jika perlu Adelardo melakukan hal yang lebih dari pada itu.
Sejak kejadian di toilet tempat hiburan malam waktu itu, sepertinya Adelardo sudah candu dengan tubuh adik angkatnya itu, apalagi Grace memiliki paras yang sangat cantik dengan bola matanya yang berwarna amber, berhidung mancung, berkulit putih, serta bentuk tubuhnya yang sangat ideal hingga membuatnya nyaris sempurna.
Setelah cukup lama Adelardo pun melepaskan ciumannya. Dia menatap lekat wajah adik angkatnya yang tampak sayu akibat ulah nakal tangannya yang berkali-kali menyentuh area sensitifnya.
Grace menundukkan kepala untuk menghindari kontak mata dengan kakaknya, namun Adelardo menengadahkan wajah Grace lalu mengunci pandangannya.
Cup.
Sekilas Delard mengecupnya dengan sangat lembut. "Tidurlah, aku tidak akan mengganggumu lagi," ucapnya dengan penuh perasaan.
Grace hanya diam terpaku melihat kepergian kakak angkatnya yang perlahan menghilang dari balik pintu. Grace beranjak dari tempat tidur, lalu masuk bhatroom untuk buang air kecil.
"Sial!" umpat Grace saat merasakan area intinya yang sudah basah akibat sentuhan hangat dari kakak angkatnya.