NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Lepas Kontrol

Mata mereka bertemu, dan di sana, di antara kebisuan yang menyesakkan, ada pertarungan yang lebih dalam dari sekadar kata-kata.

Alika berdiri kaku, merasa terjebak di antara tembok dan tubuh Arlan yang berdiri begitu dekat. Kedua tangan pria itu bertumpu di sisi tubuhnya, menghalangi jalan keluar.

"Kak Arlan..." suara Alika nyaris seperti bisikan, tapi Arlan tak memberinya kesempatan untuk mengelak.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi," desaknya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya, tapi tetap penuh tekanan. "Kenapa pagi itu Terry yang ada di ranjangku? Apa dia mengancammu?"

Alika menunduk, menggigit bibirnya. Ia bisa merasakan tubuhnya sedikit gemetar, bukan karena takut pada Arlan, tapi karena kebenaran yang selama ini ia simpan begitu erat.

"Kau tak perlu takut," lanjut Arlan, lebih lembut kali ini. "Terry tidak akan bisa menyakitimu lagi. Ayahmu aman, Adriel juga. Aku sudah memastikan itu."

Alika mengangkat kepalanya sedikit, menatap mata Arlan yang begitu tajam namun berisi keyakinan yang tak tergoyahkan. Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun, tatapan Arlan jatuh ke perutnya yang sedikit membuncit.

"Anak itu..." Arlan mengembuskan napas, suaranya terdengar lebih berat. "Dia berhak mendapatkan pengakuan ayahnya."

Alika mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya. "Kak Arlan..."

"Apa kau tega memisahkan dia dari ayahnya?" potong Arlan, suaranya nyaris bergetar. "Apa dosanya, Alika?"

Udara di antara mereka terasa begitu berat. Mata Alika memanas, bukan karena takut, tapi karena hatinya diliputi rasa bersalah dan kebingungan. Ia ingin berteriak, ingin menjelaskan semuanya, tapi rasa takut dan sakit yang selama ini ia pendam menghalanginya untuk berkata-kata.

Sementara itu, Arlan tetap menatapnya, menunggu jawaban yang bisa mengakhiri kebimbangannya.

Alika merasakan dadanya berdegup kencang saat Arlan semakin mendekat, mendesaknya hingga tak ada ruang untuk melarikan diri.

"Katakan, Alika!" suara Arlan dalam dan penuh ketegangan. Matanya menatap langsung ke dalam mata Alika, menuntut jawaban.

Alika menelan ludah, tubuhnya terasa kaku di bawah tekanan pria itu.

"Apa anak itu milikku?"

Jarak mereka semakin tipis, membuat Alika sadar betapa dekatnya mereka sekarang. Aroma maskulin Arlan menyeruak ke dalam indra penciumannya, begitu familiar namun di saat yang sama mengacaukan pikirannya.

Alika tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria, kecuali dengan mantan suaminya. Dan kini, Arlan, pria yang selalu tampil dingin dan penuh kendali, terlihat begitu intens di hadapannya.

Tatapan Arlan melunak sesaat sebelum berubah semakin gelap. Alika bisa melihat rahangnya mengeras, seolah ia tengah berusaha mengendalikan sesuatu dalam dirinya. Tapi semakin ia menahan, semakin emosi itu tampak ingin meledak.

Alika terkesiap ketika Arlan tiba-tiba menunduk, napas hangatnya menyapu kulit wajahnya. Tubuhnya menegang, terpaku di tempatnya, tak tahu harus berbuat apa.

Lalu tanpa peringatan, bibir Arlan menyapu bibirnya.

Alika membelalakkan mata, tubuhnya membeku seketika. Sentuhan itu lembut namun menuntut, seolah Arlan mencari jawaban yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.

Namun, saat kesadarannya kembali, Alika dengan cepat mendorong dada Arlan, membuat pria itu sedikit menjauh. Napasnya memburu, sementara tangannya yang gemetar meraba bibirnya sendiri.

"Jangan lakukan ini, Kak..." bisiknya, matanya berkabut dengan emosi yang sulit dijelaskan.

Arlan menatapnya dalam diam, masih diliputi pergolakan batin. Rahangnya mengeras kembali, seolah menyesali tindakannya. Namun, di balik semua itu, tatapan pria itu tetap sama, penuh tuntutan dan kebimbangan.

"Aku hanya ingin kebenaran, Alika." suaranya berat, terdengar seperti orang yang berusaha menahan diri. "Dan aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkannya."

Tatapan mereka bertaut, saling mengukur satu sama lain. Namun, kali ini, Alika tahu, Arlan tidak akan menyerah begitu saja.

Alika menggigit bibirnya, mengalihkan pandangannya dari sorot tajam Arlan yang seakan menembus pertahanannya. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, berusaha meredam guncangan yang ia rasakan.

"Aku hanya ingin kebenaran, Alika," suara Arlan kembali terdengar, lebih dalam dan lebih mendesak. "Apa anak itu milikku?"

Alika menutup matanya sejenak, menarik napas dalam. Ia ingin berbohong, ingin tetap mempertahankan kebohongan yang sudah ia bangun. Tapi pertahanan itu perlahan runtuh saat ia menatap mata Arlan, mata pria yang biasanya dingin dan tajam, tetapi sekarang dipenuhi sesuatu yang lain… sesuatu yang membuat hatinya bergetar.

"Aku…" suaranya tercekat, matanya berkaca-kaca.

Arlan tidak memberi celah untuk menghindar. Ia mendekat lagi, tangannya terangkat untuk menyentuh pipi Alika, membuat wanita itu terkejut.

"Jangan bohongi aku lagi, Alika," bisiknya. "Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu."

Air mata yang sudah lama ia tahan akhirnya jatuh. Alika terisak pelan, dadanya terasa sesak. Ia tahu, ini adalah akhirnya, akhir dari kebohongan yang selama ini ia pertahankan.

"Ya…" suaranya lirih nyaris tak terdengar, tetapi cukup untuk membuat Arlan menegang.

Alika menunduk, bahunya bergetar. "Ya, anak ini milikmu, Kak."

Keheningan menyelimuti ruangan. Arlan terdiam, tidak bergerak sedikit pun. Matanya terpaku pada perut Alika yang kini sedikit membuncit, seolah baru benar-benar menyadari kenyataan itu.

Tangannya perlahan terangkat, ingin menyentuh, tetapi ia ragu. Seakan masih sulit baginya untuk menerima kebenaran yang baru saja terungkap.

"Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?!" Suara Arlan bergetar, matanya menatap Alika dengan campuran amarah dan keterkejutan. "Kau membiarkanku terperangkap dalam kebohongan Terry… Kenapa, Alika? Kenapa kau melakukan ini padaku?" Suaranya terdengar serak, penuh dengan kekecewaan yang tertahan.

Alika menutup wajahnya dengan kedua tangan, isak tangisnya pecah tanpa bisa ditahan lagi. "Karena aku takut…" bisiknya di antara isakan. "Terry mengancam akan menyakiti Bapak dan membuat bangkrut rumah makanku. Aku tak punya pilihan, Kak… Aku tak ingin terjadi sesuatu pada Bapak dan kehilangan satu-satunya harapan kami untuk bertahan di kota ini."

Arlan menghela napas panjang, rahangnya mengeras menahan emosi yang bergolak di dadanya. Kemarahan, keterkejutan, dan sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang sulit ia jelaskan.

Alika membeku di tempat, tubuhnya menegang saat Arlan tanpa ragu melangkah mendekat. Tanpa memberi kesempatan untuk menghindar, ia menarik Alika ke dalam pelukannya, erat, seakan tak ingin melepaskannya.

"Kenapa kau tak mengatakannya padaku, Alika?" bisiknya di atas kepala wanita itu, suaranya lebih lembut dari yang ia maksudkan. "Apa kau tak percaya kalau aku bisa melindungimu? Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu, menyakiti ayahmu, atau merenggut anak kita."

Arlan mengeratkan pelukannya, seakan berjanji bahwa kali ini, ia tidak akan membiarkan Alika menghadapi semuanya sendirian lagi.

Alika semakin membeku dalam pelukan Arlan. Hatinya masih dipenuhi ketakutan, tetapi di sisi lain… ada sesuatu dalam dekapannya yang terasa begitu menenangkan.

Arlan perlahan melepaskan pelukannya, menatap Alika sejenak sebelum berkata dengan suara rendah, "Kita akan membicarakan ini besok. Sekarang, istirahatlah."

Alika masih terdiam, belum bisa memproses semua yang terjadi, sementara Arlan melangkah ke sisi tempat tidur, menatap Adriel yang terlelap dengan napas teratur. Wajah kecil itu tampak begitu damai, seolah tak menyadari badai yang sedang mengelilingi orang-orang di sekitarnya.

Arlan mengecup kening bayi itu penuh kasih sayang, kemudian tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik dan keluar dari kamar, meninggalkan Alika yang masih terpaku di tempatnya.

Alika menatap pintu yang kini tertutup, dadanya berdegup kencang.

Arlan… pria yang selama ini dikenal dingin dan selalu menjaga sikap, baru saja memeluknya. Bahkan… mencium bibirnya.

Alika mengangkat jemarinya, menyentuh bibirnya sendiri, masih bisa merasakan kehangatan yang tertinggal di sana. Sejak awal, ia memang mengagumi Arlan. Namun, Widi selalu mengingatkannya untuk tidak bermimpi menjadi bagian dari keluarga mereka. Kata-kata wanita itu terus terngiang di kepalanya, menjadi benteng yang berusaha ia pertahankan agar tak jatuh cinta pada pria yang tak seharusnya ia cintai.

Tapi sikap Arlan tadi… sentuhannya… kehangatannya…

Itu bukan sikap seorang pria yang tidak peduli.

"Apakah selama ini dia… menyukaiku?" bisiknya pada diri sendiri, nyaris tak percaya dengan pikirannya sendiri.

"Tidak. Itu mustahil."

Namun, perasaan hangat itu tetap ada, sulit untuk ia tepis, membuat hatinya semakin bimbang.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Iin Rostiani
kenapa Alika ingin meminta restu pada si Maya,gak perlulah Alika entar di goda lagi calon suamimu
Hanima
semangat Kk Nana..
phity
gimna si critanya ibu alika bsa selingkuh dgn suami alika
mbok Darmi
bagaimana kalau nanti maya minta ikut alika dan terulang kisah yg sama, meskipun aku ragu arlan tergoda bagaimanapun maya punya bibit pelakor dan pasti ngiler lihat arlan yg kaya dan mapan
Riaaimutt
oh... aku ingat ini ada di novel sebelumnya ya,, ah lupa itu apa judul nyaa,,,
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
emak gedek sama Widi......kasih lah Widi kejutan dikit keserempet kek apa kenp kek masih aja cari kesalahan Alika jelas jelas Terry yg bikin masalah
phity
alika mngkin bsa mecoba sedikit2 bicara bercerita ke arlan apapun itu...agar semuanya bsa terbuka mrk bsa sling memahami abg dasar dlm memulai rumah tangga merwka...kedepannya mrk akn saling percya dan mendukung jika ad maslah
phity
waduuu...de sini si widi bsa di ingatkan spy tdk memandang status sosial. aku penasaran dgn latar belakang widi thor apkh dia mmg dr keluarga trhormat atw sma dgn bagas
Anitha Ramto
Benar² si Widi msh keras kepala..tdk mau merestui Pernikahan Putranya dan Alika
mbok Darmi
tolong bisa di flashback alasan suami alika bisa selingkuh dgn mertuanya kalau dilihat arya laki2 yg baik pasti juga saat punya istri yg baik kok bisa otak nya konslet merebut suami anaknya sendiri
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸: ada di pijo bisa baca disana
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜: cerita tentang Alika ada di aplikasi sebelah ka.....judulnya ibuku duri dalam cinta ,.tadinya di disini trs sama otorya di pindahin ke sebelah rame loh dan end .....
total 2 replies
Hanima
👍👍
abimasta
thor ini cerita setelah alika cerai dari suaminya yg selingkuh dengan ibu kandungnya kan?baru sadar hahaha
abimasta: baiklah thor semoga pernikahan alika kali ini berakhir dengan bahagia
🌠Naπa Kiarra🍁: Iya, Kak.
total 2 replies
Syavira Vira
lanjut
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ternyata Arya n Bagas teman lama dan Arya malaikat Bagas
Anitha Ramto
ternyata ooh ternyata ..mereka sdh saling kenal bahkan Bagaslah yg di bsntu Oleh Arya
Hanima
Semangat Kak Nana... 👍👍
mbok Darmi
waduh ada apalagi ini mungkinkah ada dendam pribadi antara arya dan bagas
abimasta
ada apa antara pak bagas dan pak arya adakah yg disembunyikan pak bagas?
Anitha Ramto
wah ada apa ya..antara Arya dan Bagas
Nuni
semoga tidak ada dendam masalalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!