Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.
Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.
Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Entitas Aneh
Zhang Wei menatap api abadi yang berkilauan di tangannya. Nyalaannya tidak seperti api biasa; warnanya adalah perpaduan emas, biru, dan merah yang bergerak seperti makhluk hidup. Energi luar biasa memancar darinya, tetapi anehnya, api itu tidak menolak kehadiran Zhang Wei. Sebaliknya, ia terasa hangat, seolah menerima tuannya yang baru.
“Api ini memiliki kehendaknya sendiri,” gumam Zhang Wei, matanya penuh rasa kagum. Lian Xuhuan, yang mengamati dari dalam pikirannya, merasa lega sekaligus terharu. “Itu berarti api ini mengakuimu, Zhang Wei. Kau benar-benar melampaui semua ekspektasiku.”
Makhluk suci yang telah menjaga api itu selama ribuan tahun berdiri tidak jauh dari Zhang Wei, tubuhnya yang besar dan megah bersinar dengan cahaya yang memudar perlahan. Dengan suara yang tenang namun penuh kekuatan, ia berkata, “Tugasku di sini telah selesai. Ribuan tahun aku menjaga tempat ini, menunggu seseorang yang layak untuk membawa api itu. Kini aku bebas.”
Zhang Wei menoleh, matanya penuh rasa ingin tahu. “Apa yang akan kau lakukan sekarang?”
Makhluk itu tersenyum samar, sebuah ekspresi yang tampak ganjil di wajah seekor binatang suci. “Aku akan kembali ke dunia luar. Mungkin aku akan mengembara, menikmati kebebasan yang sudah lama tidak kurasakan. Dunia telah banyak berubah sejak terakhir kali aku melihatnya.”
Saat makhluk itu mulai berbalik untuk pergi, Zhang Wei berbicara. “Tunggu. Sebelum kau pergi, bisakah kau memberitahuku namamu?”
Makhluk itu berhenti, menoleh dengan tatapan penuh rasa hormat. “Namaku adalah Bai Huo. Jika kita bertemu lagi suatu hari nanti, mungkin aku akan melihat sejauh mana kau telah berkembang, Zhang Wei.”
Dengan itu, Bai Huo menghilang dalam kilatan cahaya, meninggalkan Zhang Wei sendirian di lantai tertinggi menara itu. Zhang Wei menghela napas panjang, merasa lega sekaligus penuh harapan. Api abadi kini berada dalam genggamannya, dan langkah besar menuju tujuannya telah tercapai.
Setelah mengumpulkan kembali energinya, Zhang Wei mulai menuruni menara. Setiap lantai yang sebelumnya penuh dengan tantangan kini terasa sunyi, seolah-olah menara itu telah kehilangan tujuan keberadaannya. Ketika akhirnya dia melangkah keluar dari pintu masuk menara, udara segar dari alam rahasia menyambutnya.
“Satu langkah besar telah kita capai,” kata Zhang Wei kepada dirinya sendiri, matanya menyapu pemandangan di depannya. “Tapi perjalanan ini masih panjang.”
Lian Xuhuan menyahut dengan nada lembut namun tegas. “Benar. Alam rahasia ini masih menyimpan banyak misteri. Kita tidak boleh lengah. Ada kemungkinan kita bisa menemukan lebih banyak hal yang berguna untukmu.”
Zhang Wei mengangguk. Dengan api abadi yang kini bersemayam di dalam dirinya, ia melanjutkan penjelajahannya. Setiap langkahnya terasa lebih ringan, meskipun dia tahu tantangan yang menanti di alam rahasia ini tidak akan mudah.
Hutan lebat yang melingkupi menara kini tampak lebih gelap dan sunyi. Kabut tipis yang bergulung di antara pepohonan membuat suasana semakin mencekam. Namun, Zhang Wei tetap berjalan dengan percaya diri, pandangannya lurus ke depan. Di dunia yang penuh bahaya ini, ia tahu hanya kekuatan dan keberanian yang bisa membawanya menuju puncak tujuan.
Saat dia melangkah lebih jauh, bayangan-bayangan baru mulai muncul di kejauhan. Alam rahasia ini, dengan segala keanehannya, masih menyimpan banyak rahasia yang menunggu untuk diungkap.
Hutan di depan Zhang Wei tampak berbeda dari hutan lain yang pernah dia masuki di alam rahasia ini. Pepohonan raksasa menjulang tinggi, dengan cabang-cabang yang saling berjalin seperti labirin. Cahaya matahari tidak mampu menembus dedaunan tebal, membuat suasana di dalamnya remang-remang. Aura aneh yang dirasakan Zhang Wei sejak keluar dari menara semakin kuat, seolah memanggilnya untuk masuk lebih dalam.
“Ada sesuatu di sini,” gumam Zhang Wei, mempercepat langkahnya. Lian Xuhuan di dalam pikirannya memperingatkan dengan nada waspada, “Berhati-hatilah. Aura ini tidak biasa. Mungkin ada makhluk atau harta yang memiliki kehendak kuat.”
Zhang Wei mengangguk. Pedangnya, Ignition Weapon, tergenggam erat di tangan kanannya. Aura abu-abu khas pedang itu menyelimuti tubuhnya, membentuk lapisan pelindung yang siap menghadapi bahaya kapan saja.
Saat dia bergerak lebih jauh ke dalam hutan, keheningan mulai terasa semakin mencekam. Tidak ada suara burung, tidak ada angin yang menggoyangkan dedaunan. Hanya ada suara langkah kakinya yang menggema samar. Di beberapa titik, dia melihat binatang roh tingkat tinggi yang biasanya menjadi ancaman besar. Namun, yang aneh, mereka tidak menyerang.
Sebaliknya, makhluk-makhluk itu mundur, menghilang ke balik pepohonan dengan gerakan panik, seolah takut pada sesuatu yang lebih besar dari mereka.
“Ini aneh,” kata Zhang Wei dengan alis berkerut. “Binatang roh sekuat itu biasanya tidak pernah takut pada apa pun.”
Lian Xuhuan menanggapi dengan suara penuh kehati-hatian. *Tetaplah waspada.”
Langkah Zhang Wei terhenti saat dia tiba di sebuah area terbuka kecil di tengah hutan. Di sana, dia menemukan lingkaran aneh yang terbuat dari batu-batu tua. Di tengah lingkaran itu, terdapat sebuah pohon kecil yang bersinar dengan cahaya lembut berwarna keemasan. Energi yang terpancar dari pohon itu begitu murni, membuat udara di sekitarnya terasa berat.
“Pohon roh tingkat tinggi,” Zhang Wei berbisik, matanya berbinar. “Ini pasti salah satu harta langka.”
Dia melangkah mendekat, mengamati pohon itu dengan hati-hati. Namun, sebelum dia bisa menyentuhnya, dia merasakan kehadiran sesuatu yang membuat tubuhnya merinding.
“Ada yang memperhatikan kita,” kata Lian Xuhuan, suaranya rendah. Zhang Wei langsung meningkatkan kewaspadaannya, matanya menyapu area di sekitarnya. Namun, tidak ada apa pun.
“Hanya imajinasiku?” gumamnya.
Saat dia kembali fokus pada pohon itu, suara kecil yang lembut namun aneh terdengar dari belakangnya.
“Kau menginginkan pohon itu?”
Zhang Wei berbalik dengan cepat, tetapi dia tidak melihat siapa pun. Hanya suara itu yang masih menggema di telinganya.
“Siapa di sana?” tanyanya dengan nada tegas. Namun, tidak ada jawaban.
Dia merasakan sesuatu bergerak di dekatnya, tetapi bahkan dengan semua indera dan energi spiritualnya yang kuat, dia tidak bisa mendeteksi kehadiran apa pun.
Tiba-tiba, dari balik pohon besar, seorang gadis kecil muncul. Rambutnya panjang dan hitam pekat, matanya bersinar dengan cahaya aneh yang membuatnya terlihat seperti bukan manusia. Dia mengenakan gaun putih sederhana, tetapi auranya begitu kuat sehingga Zhang Wei merasa seluruh tubuhnya menegang.
“Kau ingin mengambil pohon itu, ya?” ulang gadis itu dengan nada polos, tetapi senyum di wajahnya membuat Zhang Wei merasa tidak nyaman.
Zhang Wei tidak menjawab langsung. Dia memusatkan energi, mencoba membaca gadis itu, tetapi hasilnya nihil. Gadis itu seperti bayangan tanpa bentuk, tak terdeteksi oleh teknik apa pun.
Di sekitar mereka, binatang roh tingkat tinggi yang tadi mengintai di kejauhan kini menjauh dengan cepat, seolah takut berada di dekat gadis itu.
“Siapa kau?” Zhang Wei akhirnya bertanya, suaranya tenang meskipun dia merasakan ketegangan luar biasa.
Gadis itu hanya tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi kecilnya yang sempurna. “Aku? Aku adalah aku. Tapi kau... kau sangat menarik.”
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
ditunggu up nya Thor