Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berduaan
"Sayang, besok kita berangkat pesawat jam 06.00 pagi. Nanti, habis ashar Mama dan Papa jemput Satria dan Bunga ya," ujar Gio di panggilan telepon.
"Oh gitu? Ya sudah, aku siapkan pakaian anak-anak dulu sama pakaian kita ke Yogya," sahut Kinanti.
"Baiklah. Nanti aku pulang cepat ya, siapkan diri kamu malam ini," ucap Gio membuat Kinanti menghela napas panjang. Gio pun mendengarnya.
"Kok gitu responnya? Pahala loh, bahagiakan suami," ucap Gio.
"Iya deh. Ya sudah, aku siapkan dulu ya."
Mereka akhirnya mengakhiri panggilan telepon. Karena Gio masih harus menyelesaikan pekerjaannya dulu, karena besok dia akan pergi ke Yogya. Rencananya mereka di Yogya selama 5 hari, untuk mengurus semuanya.
Kinanti langsung menyiapkan pakaian kedua anaknya ke dalam koper.
"Satria, Bunga. Besok pagi Bunda dan Ayah akan berangkat ke Yogya. Kalian menginap di rumah nenek dulu ya sampai Bunda pulang. Tak apa-apa 'kan sayang?" tanya Kinanti kepada kedua buah hatinya.
"Iya. Tak apa-apa kok Bun. Bunda urus saja dulu, urusan di Yogya," sahut Bunga.
"Kalian memang anak yang mengerti orang tua. Terima kasih kesayangan Bunda. Sebagai hadiah, Bunda akan memberikan ciuman kepada kalian," ujar Kinanti. Kinanti langsung mencium kedua pipi anaknya secara bergantian.
Semua keperluan kembar sudah selesai di siapkan. Kini dirinya tinggal menyiapkan pakaian miliknya dan milik suaminya, untuk dibawa ke Yogya. Kinanti hanya menunggu kedua mertuanya datang menjemput anak-anaknya.
"Sus, kamu ikut juga ya menginap ke rumah orang tuanya Bapak. Ibu titip kembar ya," ujar Kinanti.
"Rencananya berapa hari ya bu? Biar saya siapkan pakaiannya," tanya Susi.
"Ibu belum tahu juga si berapa harinya. Kamu siapkan saja untuk tiga atau empat hari," jawab Kinanti.
Gio kini sudah dalam perjalanan pulang. Karena kedua orang tuanya pun sudah dalam perjalanan menuju apartemennya untuk menjemput kedua buah hatinya.
Kedua orang tua Gio sudah datang lebih dulu.
"Maaf ya Ma, jadi merepotkan Mama," ucap Kinanti sambil mencium tangan ibu mertuanya.
"Sudah, santai saja! Seperti sama siapa saja kamu. Mama dan Papa juga senang kok. Ada hiburan, jadi rumah tak sepi. Kamu selesaikan dulu saja urusan kamu di Yogya, sekalian senang-senang berduaan sama Gio," sahut sang Mama mertua dan Kinanti menganggukkan kepalanya.
Kinanti langsung membuatkan minuman untuk kedua mertuanya. Hubungan Kinanti dengan mertuanya sangat baik, Kinanti diterima dengan baik oleh kedua orang tua Gio.
Gio baru saja sampai di apartemen.
"Assalamualaikum," Gio mengucap salam.
"Waalaikumsalam," sahut sang Papa. Saat itu sang papa sedang berada di ruang tamu bersama Satria.
"Sudah lama Pa?" tanya Gio sambil mencium tangan sang papa.
"Lumayan, sekitar 30 menitan," sahut sang papa.
Gio menghampiri sang Mama untuk mencium tangannya. Setelah itu dia duduk di sebelah sang Mama. Kinanti langsung membuatkan teh manis hangat untuk suaminya.
"Diminum dulu Mas tehnya," ucap Kinanti sambil. meletakkan cangkir berisi teh di meja.
"Makasih ya sayang," ujar Gio.
"Rencananya, kamu berapa hari di sana?" tanya sang Mama.
"Tergantung urusan Kinanti selesainya Ma. Aku si rencananya 5 hari di sana. Tapi kalau memang Kinanti belum selesai, terpaksa harus tambah waktu lagi. Semoga saja, bisa segera selesai urusan Kinanti di sana. Jadi, kami. Bisa segera kembali ke Jakarta," jelas Gio.
"Iya, kamu selesaikan saja dulu urusan kamu di Yogya. Kalian tenang saja, tak perlu khawatir. Mama yang akan urus kembar," ujar mamanya Gio, dan Gio mengiyakan.
Kedua orang tua Gio akhirnya pamit untuk pulang. Karena mereka akan mengajak kembar ke Mall dulu. Bunga minta dibelikan mainan. Mama Camelia juga berniat untuk mengajak cucunya makan ayam kriuk.
"Titip kembar dulu ya Ma, Pa! Maaf merepotkan kalian. Semoga pulang dari Yogya, kami bisa memberikan kabar bahagia untuk kalian," ujar Gio.
"Enggak merepotkan. Justru mama dan papa senang, enggak merasa kesepian lagi ya pa? Ya sudah, kami pulang dulu ya," sahut Mama Camelia. Gio dan Kinanti mencium tangan kedua orang tua Gio secara bergantian.
"Bunga dan Satria sama nenek dan kakek dulu ya! Ingat, jangan nakal ya! Bunda sama Ayah buat adik bayi dulu. Doakan, semoga adik bayinya segera hadir di perut bunda," ujar Gio kepada kedua buah hatinya, keduanya mengiyakan.
Bunga dan Satria mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.
"Dah Ayah, Dah Bunda. Kami berangkat dulu ya," ujar Bunga sambil melambaikan tangannya kepada kedua orang tuanya.
Bunga, Satria, dan Susi sudah berangkat. Kini hanya tinggal Gio dan Kinanti. Kinanti terlihat gugup, akhirnya dia mencoba menghindar. Tapi sayang, suaminya lebih cepat menangkapnya.
"Ayo mau kemana? Pasti mau kabur 'kan? Malam ini aku tak akan melepaskan kamu. Aku akan menghukum kamu, karena kamu sempat pernah berpikir untuk meninggalkan aku," goda Gio sambil memainkan alisnya.
Gio langsung menggendong tubuh istrinya ke kamar dan meletakkan tubuhnya ke ranjang secara perlahan.
"Aku mandi dulu ya Sayang, jangan coba-coba kabur ya dari aku. Nanti akan aku hukum tiga kali lipat," ancam Gio.
Gio turun dari ranjang, bergegas untuk mandi. Dia tak ingin melewatkan waktu kebersamaannya dengan sang istri sedikitpun. Kinanti pun ikut turun, saat sang suami sudah masuk kamar mandi untuk mandi.
Kinanti mencoba memeriksa semua yang akan dia bawa. Dia tak ingin ada yang lupa atau ketinggalan. Gio baru saja selesai mandi, dan keluar hanya melilitkan handuknya di pinggang. Dia sudah terlihat segar. Dia langsung membuka handuk yang dia gunakan begitu saja, membuat dirinya kini sudah dalam keadaan polos.
Gio naik ke ranjang, dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Gio sudah dalam posisi terlentang. Miliknya pun sudah menegang.
"Ayo sayang, nanti lagi! Sudah ada yang kangen ini sama kamu, sudah lama juga. Aku sudah menginginkannya," rayu Gio sambil memainkan miliknya.
"Buka dong pakaiannya, aku ingin melihat tubuh seksi kamu," ucap Gio dengan suara yang sudah terdengar berat. Hingga akhirnya Kinanti menuruti permintaan suaminya. Kinanti langsung melucuti semua pakaian yang dia kenakan. Kemudian merangkak naik ke atas ranjang.
"Gitu dong sayang. I Love You," ujar Gio.
Gio langsung menarik tangan Kinanti, membuat Kinanti kini berada di atas tubuh suaminya. Gio langsung mencium bibir istrinya, ********** dengan penuh kelembutan. Membuat Kinanti akhirnya terhanyut dalam permainan suaminya. Terlebih tangan Gio kini asyik memainkan kedua bukit kembarnya.
Gio menghentikan ciumannya, dia meminta Kinanti untuk memanjakan miliknya. Hingga akhirnya Kinanti memasukkan milik suaminya ke dalam mulutnya. Gio sudah terlihat merem melek karena merasakan nikmat. Membuat Kinanti menjadi bersemangat.
"Terus sayang! Enak," racau Gio.
Lama kelamaan Gio merasa tak sabar, dan meminta Kinanti untuk memasukkan miliknya ke milik Gio. Kini Kinanti yang memimpin permainan. Kinanti langsung memasukkannya secara perlahan. Kini milik suaminya sudah berhasil masuk dengan sempurna. Setelah itu, dia langsung menggoyangkan pinggulnya dan memompanya.
Permainan mereka semakin bergairah Gio menarik tengkuk istrinya untuk mengajak ciuman. Kinanti semakin menggila, hingga akhirnya dia berhasil mendapatkan pelepasan pertama.
Melihat sang istri yang sudah terlihat lemas, akhirnya Gio memutuskan untuk berganti posisi. Kini Gio yang berada di atas. Gio mulai memompanya secara perlahan. Namun, lama kelamaan Gio semakin mempercepatnya. Karena dia sudah mencapai puncaknya. Hingga akhirnya mereka mengerang bersama, Kinanti mendapatkan pelepasan kembali.
"Makasih ya Sayang. Aku mencintai kamu," ucap Gio sambil memberikan kecupan di pucuk kepala, kening, kedua mata, kedua pipi, dan juga bibir istrinya.
Keduanya sedang mengatur napas mereka yang berpacu sangat cepat. Gio tampak menggenggam tangan istrinya dengan mesra.
Sambil menunggu up, mampir yuk di karya bestieku