Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Nakal dan Manja
Kini Renata tengah memanjakan junior Digo terlebih dahulu. Wanita itu selalu bisa menciptakan kenikmatan dengan sensasi yang berbeda untuk Digo, hingga membuat pria tampan itu terasa mabuk nikmat dibuatnya.
Setelah puas, kini mereka kembali bercumbu, Digo meremas dan memijat benda padat yang menggantung indah didepannya.
"Akh!" desahan itu lolos begitu saja dari bibir manis Renata.
"Malam ini kamu begitu panas sayang." bisik Digo.
Kini pria itu membenamkan wajahnya di leher Renata dan memberinya satu tanda mereh disana.
"Emmh..." leguh Renata.
Wajah Digo kini perlahan turun menyusuri dada Renata hingga berhenti di satu titik sensitifnya. Digo mulai meremas bahkan menghisap dan memainkan lidahnya disana. Sementara jari-jari kasarnya bermain di lebah yang masih terasa sempit itu hingga membuatnya basah.
Tubuh Renata hanya bisa menggeliat merasakan seakan ada aliran listrik yang menyengat tubuhnya.
"Mmaash.. Aku sudah tidak tahan.. emmh.." racau Renata sambil meremas-remas rambut Digo.
"Tubuhmu begitu nikmat sayangg.." balas Digo.
Renata yang benar-benar sudah tidak tahan pun langsung mendorong tubuh Digo agar terlentang di ranjang. Sementara Renata mulai mengambil posisi diatasnya dan siap melakukan penyatuan yang nikmat kali ini.
Renata menuntun junior Digo agar bisa masuk, dan begitu..
"Aakh!" pekik Renata, matanya terpejam seketika benda keras itu berhasil masuk ke dalam tubuhnya.
Renata mulai memompa tumbuhnya dengan liar kini, sementara Digo hanya bisa pasrah dengan ulah nakal istri simpanannya itu.
......................
Jam dua belas malam, kini Digo baru saja sampai di rumahnya. Jika mau dituruti, mungkin Digo tidak akan pulang malam ini. Pria itu akan lebih memilih untuk menghabiskan malamnya bersama Renata.
Mengingat wajah manja Renata yang tampak berat ditinggalkannya tadi membuat Digo merasa sedikit bersalah. Tapi apa boleh buat, Digo sudah berjanji akan pulang malam ini.
Lagipula, Digo sudah pergi dua hari sebelumnya, jadi Digo takut Kinara akan curiga jika malam ini Digo tidak pulang lagi.
Didalam kamarnya, kini Kinara tampak sudah terlelap. Digo mendekatinya dan menarik selimut lebih tinggi untuknya.
Digo mulai membuka pakaiannya sambil memunggungi ranjang.
"Mas.. Kamu sudah pulang?" suara serak terdengar dari arah belakang punggungnya.
Digo membalikkan badannya, menatap Kinara yang kini duduk di atas ranjang dengan muka bantalnya. Bahkan matanya pun terlihat masih sangat berat.
Digo mendekatinya dan duduk ditepi ranjang depan Kinara.
"Kenapa kamu bangun? Tidurlah.. Aku baru saja sampai." ucap Digo sambil membelai lembut pipi Kinara.
Kinara tersenyum sambil memegang tangan Digo yang berada di pipinya.
"Kamu terlihat sangat lelah mas, apa akhir-akhir ini pekerjaanmu begitu banyak?" tanya Kinara.
"Ya, ada beberapa hal yang harus aku tangani sendiri. Jadi aku kurang istirahat karena itu." jawabnya.
"Kalau begitu, akan aku buatkan teh hangat untukmu." ujar Kinara sambil menurunkan tangannya.
"Tidak sayang, aku akan mandi dan langsung istirahat. Aku tau, kamu juga pasti lelah." tolak Digo dengan halus.
"emm... Baiklah kalau begitu." jawabnya lalu.
Kinara kembali tidur, sementara Digo pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
✨✨✨
Pagi ini dikantor Melviano..
Dafina tampak sangat bersemangat begitu melihat Digo masuk ke kantor bersama asisten Jovan.
Wanita cantik itu langsung memoles wajahnya kembali dengan cermin ditangannya, mengulas warna lipstik kesukaannya dibibir manisnya.
"Emmuuach!!" suara Dafina meruncingkan bibirnya seperti sedang memberikan ciuman.
Dafina merapikan bajunya, dan meraih beberapa laporan untuk ia serahkan pagi ini pada Digo.
Sementara didalam ruangan, Digo yang baru saja sampai tiba-tiba langsung menerima panggilan telefon masuk di ponselnya.
"Halo sayang." sapa lembut Digo pada Renata dari sebrang telfon.
"Mass.. Bisakah hari ini aku datang agak siang, punyaku masih sangat sakit untuk berjalan pagi ini." ucap Renata dengan manja.
Digo terkekeh sebentar mendengarnya. "Baiklah, baiklah.. Sekarang kamu tau akibatnya jika menggodaku bukan, hmm?" ucapannya.
"Iih! Tapi tetap saja, aku tidak akan kapok! Aku akan tetap menggoda mu, aku akan tetap menjadi istri yang nakal untukmu!" cerocos Renata dengan suara manja yang hanya ia ucapkan khusus pada suaminya saja.
"Dasar keras kepala, tapi aku suka." jawabnya sambil tersenyum. "Ya sudah, istirahatlah. Berangkat nanti jika kamu sudah merasa lebih baik." lanjutnya.
"Emm.. baiklah.." suara Renata seolah akan mengakhiri sambungan telepon mereka, namun tak kunjung ia matikan.
"Baiklah.. , tapi kenapa tidak dimatikan?" tanya Digo setelah menunggu beberapa detik.
"Ciumm..." pinta Renata dengan manja seperti seorang anak kecil.
"Istriku ini memang sangat nakal dan manja." ujar Digo. "kalau begitu istirahatlah cepat.. emuach..!" lanjutnya memberikan ciuman dari balik telfon.
"Akh! Hangatnya.." puji Renata sambil membayangkan jika ciuman itu benar-benar menyentuh kulitnya.
"Ya sudah, aku akan lanjut istirahat dan menelfon Tari untuk ijin jika aku akan berangkat agak terlambat hari ini." lanjut Renata.
"Hmm .."
Tut!
Sambungan telepon mereka terputus. Sementara diluar ruangan Dafina tidak sengaja mendengar suara Digo yang baru saja terdengar sedang berbicara di telfon dengan seseorang.
"Pagi-pagi sudah mesra-mesraan di telfon, tumben sekali. Biasanya aku tidak pernah dengar Tuan Digo berbicara dengan isterinya dengan begitu mesra sambil tertawa di telfon." umpat Dafina berbicara diluar ruangan Digo.
Kini Dafina siap untuk masuk ke dalam ruangan Digo. Tapi sebelum itu, Dafina terlebih dulu menurunkan kemejanya agar belahan dadanya terlihat lebih menantang. Bahkan gadis itu membuka kancing bajunya dengan cukup rendah. Dengan demikian, Dafina berharap Digo bisa melihat belahan dadanya yang padat dan membuat pria itu bisa tertarik padanya.
Meski dada Dafina tidak terlalu besar seperti yang dimiliki Renata, tapi Dafina yakin, itu masih bisa membuat pusaka Digo berdiri tegak dengan sempurna.
Dengan hanya membayangkannya saja sudah bisa membuat Dafina merinding sambil tersenyum-senyum sendiri. Geli sekali rasanya jika ia dapat melihatnya langsung.
"emmh.. Ayolah Dafina, kamu juga tidak kalah cantik dengan Renata. Kali ini aku pasti akan berhasil." ucap Dafina dengan senyum yang merekah di wajah cantiknya.
Dafina mulai mengangkat tangannya dan mengetuk pintu ruangan Digo.
"Masuk!" terdengar suara maskulin Digo dari dalam ruangannya.