Nafkah 20 Juta Sehari

"SELAMAT ULANG TAHUN SUAMIKU"

Teriak Shana begitu antusias saat melihat Alvin baru keluar dari kamar mandi.

Alvin sempat tertegun sejenak, pria berhati dingin itu merasa sedikit terharu karna masih ada yang perduli padanya, dan orang itu ternyata adalah istrinya sendiri.

"Ayo tiup lilinya Mas, jangan lupa make a wish dulu"

Titah Shana karna melihat lilin di atas Kue itu sudah nyaris habis terbakar seluruhnya.

Alvin yang masih menggunakan jubah mandipun menurut saja pada titah istrinya.

Pria itu memejamkan matanya sejenak, memanjatkan beberapa doa kemudian membungkukan tubuh jangkungnya agar bisa meniup api di lilin ulang tahun berangka 30 tahun tersebut.

"Cih, ternyata gue udah tua"

Gerutu Alvin dalam hati saat melihat angka di lilin tersebut.

Alvin mengambil kue ulang tahun itu dari tangan istrinya. Ternyata cukup berat, hampir 3 kg saat Alvin mengira-ngiranya. Entah sudah berapa lama Shana berdiri didepan pintu sembari memegangi kue ulang tahun yang berat itu dengan kedua tangannya.

Shana memberikan kado ulang tahun untuk suaminya, yang di bungkus oleh sebuah kotak kecil dan berhiaskan pita berwarna biru di atasnya.

"Kamu mau yang mana dulu Mas? Mau potong kue atau buka kado dulu"

Shana memberikan Alvin beberapa pilihan, namun lelaki itu tak tertarik dengan keduanya.

"Mas mau kamu aja"

GREP!

Pria bertubuh tegap itu menarik Shana kedalam pelukannya, mencumbu leher jenjang sang istri dengan liar.

"T-tapi aku belum mandi Mas"

Shana merasa tak percaya diri karna terakhir kali Ia terkena Air mandi itu saat berada di rumah Oma putri tadi pagi.

"Gak masalah, kamu tetap wangi walaupun belum mandi seharian"

Alvin terus mencumbu dan meninggalkan beberapa noda merah di leher sang istri. Tangannya yang nakal bahkan menelusup masuk meraba perut Shana yang masih rata, Alvin sadar di dalam perut istrinya itu kini telah bertumbuh benih cinta darinya, jadi Alvin memulai permainannya kali ini dengan sangat hati-hati.

"satu ronde aja ya Mas"

Lirih Shana yang mulai terbuai dalam kenikmatan yang di berikan oleh Alvin.

"Iya sayang satu ronde juga cukup"

***

***

Baru semalam memadu kasih dengan sang istri, Keesokan harinya Alvin harus di hadapkan dengan kenyataan pilu.

Chika mengabarkan kalau Alvin harus pergi secepatnya ke kota Bali. Klien bisnis mereka yang sangat penting sudah berada di kota tersebut dan beberapa hari lagi akan kembali ke negara asalnya.

Klien Alvin yang satu itu bukanlah orang sembarangan, Alvin sudah lama mengincar untuk bisa berkerja sama dengan perusahaan Asing tersebut. Jadi mau tidak mau Alvin harus menemui Kliennya itu dengan segera sebelum Ia kembali ke negara asalnya.

"Kamu yakin cuma mau bawa pakaian segini mas, apa cukup?"

Tanya Shana ragu, saat membantu mepacking barang milik Alvin yang hanya membawa 4 stel pakaian saja.

"Cukup sayang, Mas disana cuma 2 hari aja kok"

Ucap Alvin dengan penuh keyakinan, Ia begitu percaya diri bisa meyakinkan pria asing tersebut agar mau bekerja sama dengan perusahaannya dalam waktu dua hari saja.

Andai saja Shana tidak sedang hamil muda, rasanya Alvin ingin memboyong serta istrinya itu dalam perjalanan kali ini. Apalagi bulan madu mereka kemarin bisa di bilang gagal.

"Hati-hati di sana ya Mas, kabarin aku kalau udah sampe"

Shana memeluk suaminya dengan manja, dalam hatinya sangat enggan untuk melepas kepergian sang suami walaupun hanya untuk dua hari saja.

"Kamu juga jaga diri baik-baik ya, jangan lupa minum Vitaminnya setiap hari. Nitip anak kita ya, jaga dia baik-baik selama Mas gak ada"

Tangan Alvin yang semula memeluk erat bahu sang Istri kini beralih mengelus perut Shana yang masih rata itu.

Shana merasa perutnya begitu nyaman saat mendapat sentuhan dari sang suami.

"Iya Mas, pasti aku akan menjaga calon anak kita dengan baik"

Shana mengulas senyumnya, sebelum akhirnya membiarkan suaminya pergi.

***

***

"Senang bisa berkerja sama dengan anda MR Simon"

Alvin menjabat tangan Pria asing itu setelah berhasil meyakinkan pria itu agar mau berkerja sama dengan perusahaan miliknya.

Alvin langsung menemui Klien bisnisnya itu begitu Ia sampai di kota Bali. Alvin hanya menaruh kopernya sebentar di kamar hotel, kemudian langsung bergegas menemui Simon di Salah satu Club ternama di sana.

"Senang juga bisa berkerja sama dengan Anda MR Alvin, akhirnya kita bisa bertemu secara langsung. Cukup lama saya menunggu anda kemarin, tapi sepertinya anda sedang sibuk"

Ujar Pria bernama asli Choi Simon itu panjang lebar.

"Maaf MR Simon, kemarin istri saya di rawat di rumah sakit. Jadi saya harus mendampingi dia selama beberapa hari ini"

"Oh begitu..saya turut prihatin, memangnya istri anda sakit apa?"

"Sebenarnya bukan sakit seperti biasanya, Istri saya sedang hamil muda jadi mengalami gejala mual yang cukup hebat hingga harus di rawat di rumah sakit"

Alvin menjelaskan dengan sabar dan menjawab setiap pertanyaan Simon dengan telaten, agar meninggalkan kesan baik pada pria itu.

Tanpa Alvin sadari sepasang mata yang dari tadi menatap tajam ke arah dirinya kini berubah menjadi sayu saat mendengar kabar Istrinya sedang hamil muda.

"Harusnya aku yang jadi ibu dari anak-anak kamu Alvin"

Lirih wanita cantik nan Anggun itu, kemudian meneguk segelas wine yang ada dalam genggamannya dalam sekali tegukan saja.