NovelToon NovelToon
Tawanan Pesantren

Tawanan Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Nikahmuda / Spiritual / Cintamanis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Apa jadinya jika seorang gadis remaja berusia 16 tahun, dikenal sebagai anak yang bar-bar dan pemberontak terpaksa di kirim ke pesantren oleh orang tuanya?

Perjalanan gadis itu bukanlah proses yang mudah, tapi apakah pesantren akan mengubahnya selamanya?

Atau, akankah ada banyak hal lain yang ikut mengubahnya? Atau ia tetap memilih kembali ke kehidupan lamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16 - Tawanan Pesantren

~💠💠💠~

Matahari sudah naik cukup tinggi, dan area jemuran di belakang asrama santri putri mulai terasa panas. Suara para santriwati yang sibuk mencuci dan menjemur pakaian masih terdengar di sekitar.

Miska kini berdiri di antara tali jemuran yang hampir penuh. Sementara ember besar berisi pakaian basah masih di tangannya.

Ia mendengus kesal, karena melihat jemuran yang hampir semuanya sudah terisi.

"Jadi mereka pikir gue bisa dijauhin begitu saja?," garam Miska sinis.

Ia teringat kembali bagaimana santriwati lain sengaja tidak memberinya tempat, Miska pun menggertakkan giginya.

Lalu tanpa berpikir panjang, ia menarik beberapa baju yang sudah hampir kering dari tali jemuran dan melemparkannya begitu saja ke dalam ember milik salah satu santriwati.

Dengan kasar, ia menjemur pakaian-pakaiannya sendiri di tempat itu.

"Siapa suruh cari gara-gara!," katanya dalam hati dengan puas.

Setelah memastikan bajunya tertata rapi di jemuran, ia pun beranjak pergi tanpa menoleh.

Beberapa saat kemudian, para santriwati mulai berdatangan untuk mengambil jemuran mereka. Namun, yang terjadi sangat mengejutkan mereka.

Baju-baju mereka masih lembap dan sebagian ada yang terlipat berantakan di dalam ember.

"Astaghfirullah! Kok bajuku masih basah?!," seru seorang santri sambil memilih baju-baju miliknya.

"Siapa yang mindahin jemuran?! Ini gak kering sama sekali!," tambah yang lain.

Suara mereka semakin ramai, beberapa santriwati panik karena bajunya masih basah dan ada yang berantakan.

Sementara itu, Miska sudah lebih dulu kembali ke asrama. Dengan santai, ia menjemur handuk kecilnya di depan kamar, lalu duduk di kasurnya sambil memainkan ujung kerudungnya.

Tak lama kemudian, Hana dan Fatin masuk ke kamar dengan wajah yang tegang.

"Miska, kamu tau gak soal keributan di tempat jemuran?," tanya Hana hati-hati.

Miska hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada kerudungnya.

"Kenapa?," tanyanya malas.

"Para santriwati ribut! Baju mereka gak kering karena ada yang mindahin sebelum waktunya! Ada yang bilang… itu kamu yang ngelakuin," ujar Fatin pelan, seolah takut menyulut api.

"Huh!." Miska mendengus, lalu mengangkat bahunya.

"Terus? Emang kenapa? Gue cuma jemur baju gue sendiri kok," lanjut Miska.

Hana menatap Miska dengan tidak percaya. "Tapi kamu mindahin punya mereka, kan?," tanyanya lagi.

Miska pun tersenyum kecil, lalu menyandarkan tubuhnya ke dinding.

"Ya… mereka kan yang gak mau kasih gue tempat. Gue cuma cari solusi aja," katanya ringan, seolah tidak ada masalah.

"Hufthhh...." Fatin menghela napas panjang, lalu duduk di kasurnya.

"Kami ngerti kamu kesal, Mis. Tapi kamu sadar gak sih, ini bakal bikin masalah lagi?," ujar Fatin.

Tapi Miska tidak menjawab. Ia hanya menutup matanya, dan pura-pura tidak peduli.

Sementara itu, di luar kamar, suara para santriwati yang ribut soal jemuran masih terdengar jelas.

Namun Miska hanya tersenyum tipis mendengarnya.

"Biarin aja. Kalau mereka mau main kotor, gue juga bisa," seru Miska.

**

Suasana di asrama santriwati semakin panas. Para santriwati yang pakaiannya masih basah dan berantakan mulai mencari tahu siapa dalang di balik kejadian ini.

Bahkan, beberapa di antara mereka kini saling menyalahkan.

"Pasti ada yang sengaja mindahin jemuran kita!," seru Zoya dengan suara yang tinggi.

"Iya, soalnya bajuku itu tadi udah hampir kering. Sekarang malah lembap lagi!," keluh yang lain sambil menunjukkan baju gamisnya yang masih basah di bagian bawah.

Santriwati lainnya pun mulai ikut bergumam, dan beberapa dari mereka mengangguk setuju. Hingga tiba-tiba salah satu dari mereka berkata dengan suara yang cukup nyaring.

"Jangan-jangan ini kerjaannya Miska!."

Seketika suasana menjadi hening. Mereka saling bertatapan, seolah kata-kata itu masuk akal.

"Kayaknya masuk akal deh. Dia kan sejak kemarin udah bikin masalah di pesantren ini," tambah yang lain.

"Iya, dia pasti dendam karena kita gak kasih dia tempat buat jemur."

Sekelompok santriwati pun mulai melangkah menuju asrama dengan amarah yang tersulut.

Sedangkan di dalam kamar, Miska masih berbaring santai di kasurnya. Adapun Hana dan Fatin, mereka duduk di kasur masing-masing dengan gelisah.

"Mis, ini gak akan berakhir baik, kamu tau kan?," ujar Hana kembali, tapi Miska hanya meliriknya sekilas tanpa tertarik untuk menanggapi.

BRAKK!!!

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan keras. Zoya bersama beberapa santriwati lain berdiri di ambang pintu dengan wajah yang penuh amarah.

"Miska!," seru Zoya.

Miska pun menoleh lalu bangkit dari tempat tidurnya, kemudian menatap Zoya dan kawan-kawannya dengan tatapan malas.

"Apa lagi?."

"Jangan pura-pura gak tau! Kamu sengaja kan mindahin jemuran kita?!," seru Zoya.

Miska menyilangkan tangan di dadanya, lalu tersenyum sinis.

"Terus kalau iya?."

Sontak, beberapa santriwati makin kesal.

"Dasar gadis egois! Emang kamu pikir ini tempat kamu bisa berbuat seenaknya?!," bentak salah satu dari mereka.

"Kalian juga yang mulai duluan. Gak kasih gue tempat, kan? Gue cuma cari cara biar bisa jemur baju gue sendiri," balas Miska dengan santai.

Melihat ketegangan ini, Fatin dan Hana pun mulai panik.

"Udah, udah! Jangan ribut di kamar!," sela Fatin mencoba menenangkan.

Namun, Zoya tidak menggubris dan semakin mendekat, dengan tatapan tajam yang mengarah Miska.

"Kamu pikir bisa terus-terusan berbuat semaunya di sini? Ini pesantren, bukan tempat kamu buat sok jago!," seru Zoya lagi.

Miska pun tertawa kecil, lalu berdiri dan menatap balik Zoya tanpa gentar.

"Gue gak sok jago. Gue cuma gak mau diinjak-injak. Lo pikir gue bakal pasrah aja kalau kalian pada sengaja menjauhi gue? No Way," balas Miska.

"Sadar diri, Miska. Kamu itu bukan siapa-siapa di sini! Kamu cuma anak pembangkang yang dikirim ke pesantren karena gak bisa diatur!," seru Zoya lagi dengan suara yang semakin tajam.

Mata Miska pun menyipit. Tangannya mengepal. Dadanya mulai naik turun karena menahan emosi.

"Jaga mulut lo, Zona," seru Miska, suaranya rendah tapi penuh ancaman.

"Kenapa? Kamu mau ngapain? Mau bikin masalah lagi? Ayo, coba aja!," tantang Zoya.

Melihat perselisihan yang semakin sengit, Hana dan Fatin pun segera berdiri dan mencoba menengahi.

"Sudah! Stop!," seru Hana.

Namun, amarah Miska sudah terlanjur meledak. Tanpa berpikir panjang, ia mendorong Zoya hingga gadis itu hampir terjatuh ke belakang. Sementara, beberapa santriwati lain menjerit kaget.

"Miska!!."

Saat itu juga, suara langkah kaki terdengar mendekat dengan cepat. Seorang ustadzah muncul di ambang pintu dengan wajah yang murka.

"Apa yang sedang terjadi di sini?!."

Semua santriwati langsung terdiam. Zoya masih memegang lengannya yang hampir terjatuh, sementara Miska menatap ustadzah dengan tatapan keras.

Ustadzah itu mengusap dadanya, lalu menatap tajam ke arah mereka.

"Dasar troublemaker. Sekarang lihat aja, Miska. Kamu bakal kena masalah besar!," bisik Zoya pelan.

"Heh. Kita lihat saja siapa yang bakal menang."

BERSAMBUNG...

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Cieee Rehan 🤭
Aurora: Terasa kembali ke masa puber deh 😅
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
setuju,tunjukkan keahlianmu Miska 😃
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kereeeen 👍👍
Aurora: Terang aja, dia kan gaul nya ama banyak cowo 😅
total 1 replies
mbok Darmi
wah ancaman itu yg ditunggu miska jgn anggap remeh miska semakin kamu menekan dia akan semakin berani dan memberontak kamu salah pilih lawan ustadz dayat, julukan ustadz kelakuan biadab
mbok Darmi
wah ancaman itubyg ditunggu miska jgn anggap remeh miska semakin kamu menekan dia akan semakin berani dan memberontak kamu salah pilih lawan ustadz dayat, julukan ustadz kelakuan biadab
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Coba saja 🤪
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
belum tau siapa Miska 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh 😣
Aurora: Maafkan, hanya cerita fiksi 🙏😁
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena kamu biang masalah Miska 🥺
Aurora: Wkwkwkwk 😅🤭
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
keren nih Miska 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah loh
mbok Darmi
sekarang tugas miska cari siapa yg menghamili novi, bisa dipastikan pasti santri yg ada di pondok, bila sudah diketemukan tugas kamu cukup bilang ustadzah siti ngga perlu kamu tangani sendiri
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ternyata bukan Hana 🤭
Aurora: Hehehe...
total 1 replies
mbok Darmi
la berarti yg hamil zoya dong dia ingin lempar batu sembunyi tangan dia yg murahan knp miska yg mau di jadikan korban, cek kamar zoya pasti ada test pack dgn hasil garis 2 itu yg mau buat jebak miska tapi sayang keburu konangan sama rehan, makanya zoya jgn cari perkara sama miska yg ada senjata makan tuan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hana ya 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh gawat nih 😣
mbok Darmi
pondok pesantren bukannya mendidik untuk lebih baik dalam berucap dan bersikap ini malah menebarkan fitnah, udah dari pada saling tuduh sekarang test USG kehamilan kalian bertiga terus lanjut test keperawanan mau ngga biar ada bukti akurat siapa yg bohong dan siapa yg sdh bolong
Aurora: Wkwkwkwk... Bolong, bisa ak kakak ini 🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata kalian 😌
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bagus 👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Fitnah tuh 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!