NovelToon NovelToon
Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Teen School/College / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:987
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Akademi Valdris. Medan perang bagi calon jenderal, penasihat, dan penguasa.

Selene d’Aragon melangkah santai ke gerbang, hingga sekelompok murid menghadangnya.

"Kau pikir tempat ini untuk orang sepertimu?"

Selene tersenyum. Manis. Lalu tinjunya melayang. Satu tumbang, dua jatuh, jeritan kesakitan menggema.

Ia menepis debu, menatap gerbang Valdris dengan mata berkilat.

"Sudah lama... tempat ini belum berubah."

Lalu ia melangkah masuk. Jika Valdris masih sama, maka sekali lagi, ia akan menaklukkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#3 - Ikut Ayah

Suasana pagi di kediaman d'Aragon…

"Cit… citt… citt…"

Di luar, burung-burung kecil berkicau, menyambut datangnya pagi yang masih diselimuti hawa dingin.

Di dalam sebuah kamar, seorang gadis kecil menggeliat pelan di balik selimut tebalnya. Mata emasnya yang indah masih setengah mengantuk, rambutnya berantakan, pipinya merona karena cuaca dingin.

"Hoaaammm…"

Dia menguap lebar, tubuh mungilnya meringkuk lebih dalam ke dalam selimut, enggan berpisah dari kehangatan tempat tidurnya.

Saat itu, suara langkah kaki mendekat.

"Klek."

Pintu kamar terbuka, lalu seorang wanita dengan rambut panjang berwarna keemasan masuk. Wajahnya lembut, penuh kasih sayang. Dia tersenyum melihat putri kecilnya yang masih enggan bangun.

"Putriku, apa kau belum bangun?" tanyanya dengan suara hangat.

Dia mendekat, duduk di tepi tempat tidur, lalu menunduk dan mencium lembut dahi putrinya. Aroma manis khas ibunya membuat Selene mengeliat kecil.

"Ibu..." suara manisnya masih mengandung rasa kantuk.

"Ayo bangun, ibu membuat sup jamur kesukaanmu."

Mata Selene yang tadinya masih mengantuk langsung terbuka sedikit. Sup jamur? Itu makanan favoritnya!

"Juga Pie Strawberry." lanjut Isolde.

"Aku suka Pie Strawberryyy..."

Isolde tersenyum melihat reaksi putrinya. Dengan lembut, dia menggendong Selene dari tempat tidur, membawanya ke wastafel untuk membasuh muka. Setelah itu, dia mulai merapikan rambut putrinya dengan cekatan.

Setelah selesai, mereka turun ke lantai bawah untuk sarapan.

***

Di meja makan, Gideon sudah duduk rapi, mengenakan pakaian yang lebih formal dari biasanya.

Selene, yang baru duduk di kursinya, memiringkan kepalanya bingung. Ayahnya, biasanya tidak berpakaian serapi ini saat sarapan.

"Ayah, mau ke mana?" tanyanya penasaran.

Gideon mengangkat cangkir tehnya, lalu menatap putrinya dengan senyum tipis. "Ayah akan pergi ke rumah Paman Edward."

Mendengar itu, kotak obrolan kecil Selene langsung terbuka.

"Siapa itu Paman Edward?"

"Apa yang dia lakukan?"

"Kenapa ayah pergi ke sana?"

"Bolehkah aku ikut?"

Gideon sempat ingin menolak. Udara di luar masih dingin, dia tak ingin putrinya jatuh sakit. Tapi… begitu melihat tatapan penuh harap Selene, dia menyerah.

Sungguh, Putrinya sangat manis, membuatnya tak bisa berkata tidak?

Gideon akhirnya menghela napas dan berkata, "Baiklah, tapi kau harus mengenakan pakaian hangat."

Isolde, yang sudah tahu bagaimana keras kepala putrinya, langsung menyiapkan pakaian tebal untuk Selene.

Begitu Selene selesai memakai mantel berbulu, topi rajut berbentuk beruang, sarung tangan tebal, dan sepatu bot dengan sol kuat, dia terlihat seperti boneka kecil yang sangat menggemaskan.

Pipinya yang merah karena cuaca dingin membuatnya semakin imut.

Setelah semuanya siap, mereka berangkat.

***

Perjalanan ke Rumah Edward

Awalnya, Gideon ingin menggunakan kereta kuda karena takut Selene kecil kedinginan. Namun, karena salju masih begitu lebat, menggunakan kereta hanya akan merepotkan. Jadi, dia memilih menunggang kuda langsung, dengan Selene duduk di depannya. Dia menggunakan jubah nya untuk menutupi tubuh putri kecilnya dari deru angin musim dingin.

"Hiya… hiya!"

Sepanjang perjalanan, Selene kecil terus bersemangat. Dia bertindak seolah-olah dia yang mengendalikan kuda, meskipun sebenarnya Gideon yang mengontrol semuanya.

Setelah perjalanan selama satu jam, akhirnya mereka tiba di sebuah pondok kayu lusuh.

Selene menatap pondok itu dengan sedikit ragu. Tempat ini terlihat tua dan hampir tidak layak ditinggali. Tapi begitu pintu terbuka…

Matanya langsung berbinar.

Di dalam, terdapat jejeran senjata. Pedang berbagai ukuran, tombak, kapak, bahkan baju besi yang dipajang di rak-rak kayu.

"Wow…!"

Gideon hanya tersenyum kecil melihat reaksi putrinya.

Saat itu, suara berat seorang pria terdengar dari dalam.

"Ohh, Gideon! Sudah lama kau tidak kemari!"

Seorang pria berbadan besar dan berjanggut tebal keluar dari dalam. Edward, sahabat lama Gideon, mantan prajurit yang kini menjadi pandai besi.

Mereka berdua berjabat tangan erat, lalu mulai mengobrol.

Selene, yang mulai bosan, perlahan menyelinap keluar.

Gideon melihatnya sekilas, tapi dia membiarkan putrinya berkeliling. Salju di daerah ini tidak terlalu tebal, jadi dia yakin Selene akan aman.

Saat berjalan-jalan, Selene mendengar suara benturan kayu dari kejauhan.

"Duk! Duk! Duk!"

Dia penasaran dan segera berlari mengikuti suara itu.

Begitu dia sampai di sumber suara, dia menemukan dua anak laki-laki kecil sedang bertarung dengan pedang kayu.

Selene menonton pertarungan dua bocah laki-laki itu dengan mata berbinar. Mereka saling menyerang dan menangkis dengan pedang kayu, masing-masing berusaha menang.

Tanpa sadar, Selene semakin mendekat. Dia ingin mencoba!

"Bolehkah aku ikut?" tanyanya dengan penuh semangat.

1
Maria Lina
yg lama aj blm tamat thor buat cerita baru lgi hadeh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!