Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.
Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.
Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Barang Bukti
Kemudian Pak John, menarik tubuhku dan ia pun rebahan di atas meja, sedangkan tubuhku dipaksanya duduk mengangk4ng di atas tubuhnya.
Setelah posisinya pas, kembali ia tanamkan pensil besarnya ke dalam lubang pant4tku. Ia pompa dengan cepat sampai tubuh telanj4ngku tersentak-sentak.
Pak Wo kemudian mengarahkan pensilnya ke vagin4ku. Mudah saja baginya menusuk masuk ke dalam, karena sedari tadi liang peran4kanku sudah becek karena dikoc*k kasar oleh Pak John hingga muncrat-muncrat.
Kembali kedua lubang bawahku harus menerima dua pensil di waktu bersamaan. Dua orang polis1 itu menyetubuhiku bersamaaan. Lenguhan kami saling bersahutan. Aku kembali merasakan kenikmatan terdahsyat ini, kenikmatan yang bisa kurengkuh hanya dengan jalan zin4.
Kenikmatan dua pensil dalam satu waktu menghajar dua lubangku.
“Iyaahhh iyaaahhhh iyaaaahhhh.... Teruussss bapakk....” aku terus mengiya keenakan.
“Dasar lont3, dihajar dua orang malah minta terus. Gini kok korban.. Dasar... Aarrggg sialaaann,” ujar Pak Wo sambil melesakkan batang pensilnya sekuat mungkin didalam rah1mku.
Pensil Pak Wo berkedut dan menembak-nembak di dalam diriku. Seketika vagin4ku kembali hangat menerima ben1h dari polisi tambun itu. Setelah ia pastikan sperm4nya keluar semua di dalam, ia mencabut pensilnya dan tubuhku langsung “dib4nting” oleh Pak John.
Aku tiba-tiba sudah berada di bawahnya dan lelaki kekar berkulit hitam itu sudah menyetubvhiku dalam posisi missionary.
Kakiku terbuka mengangk4ng, dan Pak John leluasa menghajar vagin4ku yang sudah licin. Pak John terus menghajar kemalu4nku yang tidak lagi malu-malu dengan cepat. Pensil panjangnya bahkan tidak bisa masuk seutuhnya karena sudah mentok di dalam rah1mku
..."jleb jleb jleb jleb"...
“Aduh pak.. Aduhh.. Aaahhh.. Pak...” lenguhku tak karuan.
Pak John terus membombardir menghajar vagin4ku. Aku bahkan sampai mengalami orgasm3 hebat hingga tubuhku menggeliat tak karuan saat dia menyetvbuhiku.
Ia terus menyiksa kemalu4nku tanpa ampun dengan pensilnya yang perkasa itu. Sod*kannya sukses membuat cairan di vagin4ku kembali muncrat-muncrat, namun Pak John tak peduli dan terus menyetubvhiku tanpa ampun. Suaraku bergetar karena rasanya terlalu nikmat.
“Arrrrhhggg saya keluar Mbak Ariefnaaaaa,” pekik Pak John sambil mendorong pensil panjangnya hingga mentok di dalam rah1mku.
Lendir Pak John begitu banyak mengisi rah1mku. Jauh lebih kental daripada semua benih yang kutampung pada rah1mku hari ini. Bahkan saat ia cabut pensilnya dari kemalu4nku, pensilnya tidak berhenti mengeluarkan man1nya dan muncrat mengenai perut serta buluku.
“Aaaahh nikmat sekali mem3kmu Mbak Ariefna....” pujinya.
Aku kemudian duduk, bermaksud membersihkan sisa sperm4 yang menempel di lubang kenc1ngnya. Diam-diam aku penasaran dengan rasa cairan kental milik Pak John.
Kujilat kepala pensilnya yang masih ada sperm4nya itu. Sialnya, aku menyukai rasa asin yang pekat itu. Rasanya begitu strong dan serik saat masuk ke dalam tenggorok4nku. Aku his4p gagang kenc1ngnya hingga penis bersih seperti sebelumnya.
“Kamu lont3 yang pintar. Setelah punya saya kotor kena l3ndir kamu, kamu tanggung jawab dengan membersihkannya pakai lid4hmu.. Sebagai hadiah, kamu akan kuberi peeju saya. Kayaknya kamu suka minum peeju saya. Heheheh....” ujar Pak John sambil mengoc*k pensilnya kembali.
“Buka mulutmu. Julurkan lidahmu Mbak Ariefna... Bersiaplah menerima peeju sayaa.. Arrrgghhhh....” imbuh Pak John sambil kembali mengerang.
Aku terkejut rupanya Pak John bisa keluar bahkan sampai dua kali dalam waktu berdekatan. Aku sudah menantinya mengeluarkan sperm4 untuk kedua kalinya, karena masih penasaran bagaimana cairan kental pekat itu jika masuk semua ke dalam mulutku.
Kujulurkan lid4hku semaksimal mungkin agar tidak ada sperm4 yang terjatuh dan Pak John terus mengoc*k sambil menatapku dengan tatapan merendahkan.
Memang benar aku saat ini terlihat begitu memohon. Menantikan momen di mana sperm4nya yang kental itu tumpah dan kuminum semuanya dengan penuh kerelaan.
Aku saat ini justru bersyukur para polis1 itu tidak tahu wanita yang di hadapan mereka saat ini adalah seorang akhwat bercadar yang kesehariannya selalu taat pada agama.
Aku bersyukur mereka menganggapku lont3 sehingga mereka tidak ragu memakai tubuvhku semau mereka.
..."Sreetttt sreett seettt"...
Pensil panjang Pak John akhirnya memuncratkan isinya.
Cairan kental berwarna putih itu sukses ia buang di dalam mulutku seutuhnya. Walau beberapa ada yang muncrat mengenai hidungku. Terasa sekali sperm4nya sangat pekat dan kental di rongga mulutku, ditambah aromanya yang begitu amis dengan rasa asin yang begitu serik.
Benar-benar membuatku semakin excited dan tidak sabar untuk ketelan. Sepertinya memang aku mulai ketagihan menelan benih. Karena pada dasarnya aku suka makan makanan asin. Semakin strong citarasanya dari sebuah sperm4, rasanya aku bakalan semakin suka.
Perlahan aku telan sperm4 Pak John yang kental itu. Kubiarkan cairan serik itu jatuh perlahan menuju tenggorokanku. Seketika tenggorokanku terasa lengket, dan aroma amisnya yang membuatku semakin bir4hi saja saat kutelan. Kemudian aku julurkan lid4hku kembali, dan Pak John mengerti maksudku.
Ia celupkan pensilnya ke mulutku, ia jambak rambutku dan ia gerakkan kepalaku agar menyep*ng pensilnya. Kubiarkan pensilnya yang panjang itu keluar masuk di dalam mulutku sejenak untuk beberapa menit dan hingga bersih.
...𓀐𓂺 𓀐𓂺 𓀐𓂺...
Setelah kedua polis1 itu puas, mereka kembali merapikan pakaiannya. Sedangkan aku tidak diperbolehkan mengambil pakaianku dan mereka tetap memintaku berdiri dengan tangan di atas kepala.
Dalam posisi berdiri, perlahan dari dalam vagin4ku sperm4 mereka yang tadinya berada di dalam rah1mku mulai menetes keluar, jatuh meleleh melewati kedua pah4ku.
Menyadari hal itu, Pak Wo kemudian mendatangiku dan membuka bibir vagin4ku dengan tangannya agar sperm4 mereka yang terperangkap di dalam rah1mku bisa tumpah keluar.
Benar saja, dari dalam vagin4ku memuntahkan sperm4 kental yang cukup banyak dan jatuh begitu derasnya.
“Hehehe... Ok. Jadi kami sudah dapat data reka ulang perkiraan bagaimana kamu bersetvbuh dengan mereka,” ujar Pak Wo.
“Nanti kalau ada perlu lagi kami akan mendatangi rumah kamu Mbak Ariefna. Heheheheh....” kata Pak John sambil terkekeh.
“Ja.. jangan pak....” pintaku memelas namun mereka segera ngacir pergi meninggalkanku seorang diri.
Aku pun akhirnya bisa sedikit bernafas lega, cobaanku hari ini akhirnya berakhir sudah.
Sepertinya takdirku ini bisa kulewati dan kujalani dengan baik. Sebentar lagi aku bisa bebas dan kembali ke kehidupanku yang seharusnya.
Sebagai seorang Ariefna yang selalu berpakaian syari dan menjaga diri.
🎀🎀🎀
Selamat malam jumat, semuanya.
Jangan lupa mandi besar!!
🥀🥀🥀