Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Delard menatap tajam padanya. "Apa kalian berpacaran?"
"Kemarin-kemarin iya, tapi kami sudah putus karena Daddy mengetahui hubungan aku dengannya." Jawab Grace apa adanya.
Delard mencari kejujuran dibalik ucapannya.
"Jujur saja aku malu pada semua teman-temanku, karena hanya aku saja yang dikekang dan tidak diperbolehkan untuk melakukan ini dan itu! padahal semua teman-teman wanita ku bebas melakukan hal yang mereka suka, termasuk dugem dan menjalin hubungan dengan lawan jenis." Grace mulai mengeluarkan semua unek-unek yang ada dihatinya.
"Kau sudah cukup dewasa, seharusnya kau mengerti alasan mengapa Daddy dan Mommy membatasi pergaulan mu."
"Tapi ini tidak adil untukku! aku ini masih muda, tapi kenapa aku tidak bisa menikmati masa-masa muda-ku." Cercahnya. "Aku malu di-usia ku saat ini hanya aku saja yang belum pernah merasakan bagaimana rasanya berciuman." Grace mengeluarkan kata-kata itu secara spontan sehingga membuat Delard terkejut.
"Jadi hanya itu alasannya?" Delard tak habis pikir mengapa adik angkatnya bisa mengatakan hal itu didepannya, sehingga pandangannya kini turun kearah bibir tipis Grace yang berwarna merah muda.
"Andai saja tadi Kak Delard tidak datang, mungkin tadi aku sudah bisa merasakannya!" Ujar Grace dengan polosnya.
Mendengar ucapan Grace, refleks Delard langsung menengkuk lehernya kemudian mencium bibirnya membuat Grace terkejut hingga membulatkan kedua bola matanya, tak percaya apa yang dilakukan oleh sang Kakak.
Bug.
Grace memukul dada Delard dengan tas yang ada di-tangannya dan meneriakinya. "Brengsek! Kakak macam apa kau ini? kau memukul Daniel hanya karena tadi dia ingin menciumku, dan sekarang apa yang kau lakukan kepadaku?!" Grace mengusap-usap kasar bibirnya setelah terlepas dari ciuman Delard.
"Sial! apa-apaan aku ini? kenapa aku bisa melakukan hal gila ini kepada Grace, wanita yang sudah aku anggap sebagai adik kandungku sendiri!" Delard mengutuk dirinya sendiri dalam hati.
"Aku akan mengadukan perbuatanmu ini kepada Daddy." Gertaknya, namun saat Grace ingin turun dari mobil, kini giliran Derald yang menghalangi.
"Tunggu Grace! jangan adukan perbuatan ku barusan kepada Daddy, atau kita akan terkena masalah."
"Kita? kenapa aku juga kena?" Desis Grace.
"Apa kau lupa dengan keinginan yang barusan kau katakan?"
"Memangnya barusan aku bilang apa?" Grace dengan wajah polosnya.
"Kau mengatakan jika kau ingin tahu bagaimana rasanya berciuman, maka dari itu aku membantu-mu."
"Aku memang ingin berciuman, tetapi tidak denganmu..." Rengeknya. "Pokoknya aku akan mengadukan perbuatan Kak Delard kepada Daddy dan Mommy." Grace turun dari mobil Delard dan diikuti dari belakang olehnya.
"Grace tunggu! kalau kau mengadukan kejadian tadi, maka aku juga akan mengadu kepada Daddy jika kau habis clubing." Ucapan Delard membuat Grace menghentikan langkah kakinya, lalu memutar balik badan menatap kepadanya.
Derald mendekati Grace yang terlihat kesal dengan ancamannya. "Jadi bagaimana? apa kau sepakat untuk saling menjaga rahasia?" Tanyanya seraya mengangkat kedua alisnya keatas.
"Baiklah! awas saja kalau Kakak memberi tahu Mommy atau Daddy jika tadi aku pergi ketempat hiburan malam." Ancamnya.
Delard mengangkat tangan kearah bibirnya dan membuat gerakan seolah sedang menutup ret-slet-ting. "Tenang saja! rahasia mu aman padaku."
Delard dan Grace berjalan beriringan masuk kedalam mansion, saat melihat kedua anaknya tiba, dengan cepat Chan Ryder dan Azura menghampiri.
"Dari mana saja kau? kenapa jam segini baru pulang." tegur Chan Ryder kepada anak gadisnya.
Grace baru saja mengangkat mulutnya hendak menjawab, namun di-dahului oleh sang Kakak.
"Grace habis kerja kelompok dengan teman-temannya." Sela Delard membohongi kedua orangtuanya yang mengintrogasi Grace.
Chan Ryder menatap tajam kepada Grace. "Kenapa kau tidak memberi tahu Mommy mu, jika memang kau habis kerja kelompok?" Dia mendekati Grace dengan tatapan menakutkan sehingga Grace tak berani menatapnya.
"Aku-..." Grace terlihat gelagapan untuk mengatakannya. "Po-ponsel aku mati Daddy."
"Kalau ponselmu mati, kenapa kau tidak meminjam ponsel temanmu untuk mengabari kami?" Sentaknya, sehingga membuat Grace meneteskan air mata.
Delard mengamati raut wajah Grace yang tampak ketakutan akibat kemarahan Daddy-nya, dia pun mendekati Grace. "Masuklah! kau pasti lelah setelah seharian ini mengerjakan tugas dari guru-mu."
Grace menatap wajah Daddy-nya kemudian melangkahkan kaki.
"Jangan beranjak kemana-mana sebelum Daddy selesai bicara!" Bentaknya.
"Sudahlah Daddy, biarkan Grace beristirahat di-kamarnya! lagi pula tadi aku juga melihat jika dia memang sedang mengerjakan tugas sekolah bersama teman-teman sekelasnya." Delard terpaksa membohongi Chan Ryder agar tidak memarahi Grace.
Chan Ryder membasuh wajahnya dengan kasar. "Bersihkan tubuhmu, setelah itu langsung beristirahat, Daddy akan menyuruh pelayan untuk mengantar makan malam mu ke-kamar." Ujar Chan Ryder.
"Baik Daddy." Grace segera berjalan menaiki anak tangga satu persatu.
"Aku ke-kamar dulu." Ucap Delard kepada Mommy dan Daddy-nya.
Delard merebahkan tubuhnya ditempat tidur yang luas, dia pun terbayang dengan kejadian tadi, dimana ketika dirinya mencium Grace. "Bodoh! benar-benar bodoh! apa yang aku lakukan tadi kepada Grace?! Kakak macam apa aku ini?!" Delard tak henti-hentinya merutuki diri sendiri. Akhirnya dia pun memutuskan untuk membersihkan diri untuk mencuci otaknya yang mulai berpikiran kotor saat membayangkan kejadian di-mobil.
Grace masuk kedalam kamar Delard setelah beberapa kali mengetuk pintu tak mendapat sahutan. "Kak? Kak Delard?" Panggilnya dengan suara yang pelan dengan jalan mengendap-endap. "Kak Delard kemana ya?" Gumamnya, dia pun menoleh kearah ponsel Delard yang menyala, terdapat panggilan video call dari seseorang namun Delard me-silent ponselnya. "Angela?!" Gumamnya lagi, dengan lancang Grace pun mengangkat panggilan video call tersebut.
"hai? namaku Grace! apa kau pacar Kak Delard?" Grace langsung sok kenal sok dekat kepada wanita dibalik panggilan video call itu.
wanita itu terlihat mengangkat kedua alisnya. "Siapa kau? dan dimana Delard? kenapa kau yang mengangkat panggilan untuknya?" Wanita itu langsung memborong pertanyaan sekaligus.
"Kak Delard sedang berada didalam kamar mandi." Jawab Grace seadanya.
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka, dan tampaklah Delard yang sedang berdiri diambang pintu dengan handuk kecil yang melingkar dipinggangnya. "Grace, sedang apa kau disini?"
Grace menohok saat menatap pemandangan yang tak biasa berada dihadapannya. "Wow..." Serunya secara spontan ketika melihat tubuh Delard yang begitu sixpack, dia lupa jika saat ini dirinya sedang melakukan video call dengan teman wanita Kakaknya.
Delard menoleh kearah ponsel yang ada ditangan Grace. "Itu ponselku, kembalikan?" Dia menadahkan tangan berharap Grace mau memberikannya.
"Ish kau ini! aku ini sedang melakukan video call dengan pacar mu, jika kau ingin aku memberikan ponsel ini, kenakan dulu pakaian mu."
"Pacar?" Delard menggaruk pelipisnya.
Grace menatap layar ponsel yang ada ditangannya. "Angela apa kau ingin melihat keadaan Kak Delard saat ini, lihatlah betapa sixpack dan menggodanya tubuh Kak Delard saat ini." Grace memutar balik layar ponsel itu mengarah kepada Delard, sehingga Angela pun bisa tahu keadaan Delard saat ini yang hanya mengenakan handuk saja.
"Grace!" Bentak Delard, dia pun berusaha untuk merebut ponselnya, namun Grace berusaha untuk menepis dia pun naik keatas ranjang untuk menghindarinya.