NovelToon NovelToon
MELAWAN IBLIS

MELAWAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi Timur / Iblis / Ahli Bela Diri Kuno / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:825
Nilai: 5
Nama Author: Cut Tisa Channel

MELAWAN IBLIS menceritakan tentang seorang gadis keturunan pendekar sakti yang hijrah dari Tiongkok ke Nusantara untuk mendapatkan kehidupan yang tenang.
Namun dibalik ketenangan yang hanya sebentar di rasakan, ada sebuah hal yang terjadi akibat kutukan leluhurnya di masa lalu.
ingin tahu bagaimana serial yang menggabungkan antara beladiri dan misteri ini?
mampukah wanita cantik itu lepas dari kutukan iblis?
simak selengkapnya dalam Serial Melawan Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Tisa Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Kejadian

Di sebuah dataran rendah, terdapat sebuah rumah besar milik seorang pendatang dari negeri Tiongkok yang di kenal oleh warga sekitar dengan sebutan Tun Ai (Tuan Aisin).

Di rumah besar itu, dia tinggal bersama empat orang istri dan 7 orang anak yang terdiri dari tiga laki laki dan empat perempuan.

Dari istri pertamanya yang sering disebut dengan nyonya Na dia memiliki sepasang anak bernama Ai Sina dan Aisilya.

Dari istri keduanya yang dikenal sebagai nyonya Mei hanya seorang putri saja bernama Ai Sila. Sedangkan dari istri ketiga yaitu nyonya Lui hanya seorang putra bernama Aisin Yi.

Dari istri terakhir yang dipanggil warga dengan nama nyonya Ling terdapat dua anak kembar laki dan perempuan yang diberi nama Aisiow dan Ailing.

Selain mereka, ada seorang putri Tun Ai bernama Aisiaw Bi yang usianya hanya setahun di bawah Ai Sina dan Ai Sila dari mendiang istrinya yang telah lama sekali meninggal di usia muda.

Keluarga Tun Ai dikenal sebagai satu satunya saudagar di kampung kaki gunung brahma itu. Para warga sekitar banyak yang meminta bantuan kepada keluarga Tun Ai baik dari segi materil atau pun pengobatan alternatif yang memang dikuasai hampir oleh seluruh anggota keluarga.

Ketika kisah ini terjadi, Tun Ai baru lima tahun tinggal disitu setelah membuat sebuah istana besar di apit oleh telaga di kiri kanannya dengan halaman depan dan belakang yang sangat luas.

Pagi itu seperti biasa, Tun Ai berjalan bersama istri pertamanya yang menggendong putri mereka yang baru berusia 5 tahun bernama Aisilya.

Ketika ketiganya melewati jembatan penyeberangan sungai, seorang pria rambut putih berusia 60 tahun di ujung jembatan menatap tajam ke arah mereka terutama ke arah putri nya yang digendong sang istri.

"Maaf Tuan, bolehkah aku bekerja dengan mu? Aku butuh makan". Seru kakek itu dengan nada memelas.

"Maaf, kami sudah punya banyak sekali karyawan. Kalau hanya untuk makan, ini ada rezeki sedikit". Jawab Tun Ai sambil memberikan beberapa sen kepada kakek miskin itu.

"Aku tidak minta gaji, cukup untuk makan saja Alhamdulillah".

"Besok datang saja ke rumahku di ujung jalan ini sebelah kanan di tengah telaga hijau". Jawab Tun Ai yang mengajak istrinya segera melanjutkan perjalanan.

Baru saja beberapa langkah Tun Ai berjalan, dia kaget setengah mati ketika melihat ke belakang kakek tua tadi sudah menghilang tak berjejak sama sekali.

Tanpa memberitahukan kepada istrinya, dia berjalan hingga hari itu, dilaluinya seperti biasa.

Malam harinya ketika dia sedang duduk santai di teras rumah, penjaga pintu yang merangkap tukang kebun nya berlari menghampiri.

"Maaf Tun, ada seorang kakek di luar ingin berjumpa, katanya sudah janji".

"Suruh dia masuk". Jawab Tun Ai dengan wajah heran dan alis berkerut.

"Kenapa datang malam malam begini? Besok kan bisa!?" Seru nya dengan logat dan aksen sedikit aneh.

"Saya sebatang kara Tuan".

"Panggil saja Tun". Potongnya.

"Saya hanya ingin mendapat pekerjaan dari Tun asal bisa makan ya sudah. Tidur bersama kuda pun saya ndak apa apa Tun".

"Ya sudah kalau begitu. Simin, tolong ajak bapak ini ke kamar belakang. Dia pengurus kuda yang baru".

"Baik Tun. Mari pak?"

"Nama saja Lautino pak, biasa di panggil Ki Laut".

"Mari Ki kita ke belakang". Ajak Parsimin sambil berjalan duluan lewat serambi samping.

Mulai hari itu, Ki Laut pun tinggal bersama Tun Ai. Jika saja Tun Ai tau siapa Ki Laut sebenarnya, bukan Ki Laut yang harus memohon, tapi pasti dia sendiri yang meminta Ki Laut tinggal bersama nya.

{BEBERAPA BULAN KEMUDIAN}

"Pagi Tun".

"Pagi Ki, lihat Simin tidak Ki?" Tanya Tun Ai yang bernama asli Aisin Guero Jin.

"Subuh tadi dia pamit pulang kampung Tun, katanya ibunya sakit keras. Mau minta izin takut mengganggu Tun dan keluarga".

"Ya sudah. Tolong Ki siapkan kereta kuda, hari ini Ki ikut saya keluar kota untuk berbelanja ya!"

"Baik Tun". Sahut Ki Laut yang langsung bergegas ke belakang.

Tak lama kemudian, Ki Laut pun langsung menjadi kusir kereta yang membawa Tun Ai ke kota Makilan (Magelang sekarang).

***~###~***

Di pinggir laut Batavia yang jaraknya sangat jauh dari gunung Brahma terdapat sekelompok pria di pimpin seorang sakti mandraguna bernama Indrayan (indrayana).

Dia merupakan seorang hartawan besar masa itu yang memegang kunci perdagangan antara penduduk lokal dengan orang luar Nusantara yag banyak terdapat disana kala itu.

Selain menjadi perantara dagang, dia juga di kenal sebagai seorang ahli supra natural dan ahli nujum nomor satu di india utara.

Pagi itu dia bersama belasan anak buahnya sedang menaiki kapal yang akan berlabuh ke Makilan untuk mengantar pesanan seorang penguasa yang memesan jasanya beberapa waktu lalu.

Setelah melakukan pelayaran yang sangat jauh dan panjang, tiba lah mereka di pelabuhan Makilan dimana enam orang sudah menunggu.

Baru saja Indrayan turun dari dermaga sekelompok preman bersenjata segera menyerang mereka. Hal itu biasa terjadi tatkala ada barang berharga yang masuk ke dermaga Makilan.

Kepanikan segera terjadi disana apalagi ketika ada beberapa anak buah Indrayan yang tewas akibat tebasan parang dan celurit di tangan rampok darat itu.

Diantara semua yang hadir, yang terlihat tenang hanya indrayana dan dua orang pria yang dari tadi berdiri di sudut memperhatikan keributan itu.

Mereka adalah Ki Laut dan Tun Ai atau bagi pembaca yang sudah mengikuti kisah PEDANG PUSAKA, lebih familiar dengan nama Siaw Jin si pendekar sakti.

Setiap ada perampok yang mendekati indrayan, pasti akan tewas atau terjungkal ke dermaga. Setiap tendangan tamparan tinju sikut lutut bahkan kepala indrayana yang berusia 45 tahun itu menjadi senjatanya tersendiri.

Karena melihat para perompak yang terus menerus berdatangan dan hampir memenuhi jalan dermaga itu, akhirnya Tun Ai turun tangan menghajar para perampok itu.

Melihat sepak terjang pria paruh baya yang berpakaian indah tersebut sangat lah menggetarkan, beberapa perampok sudah berlari meninggalkan mereka setelah mengambil beberapa barang bawaan indrayan yang belum sempat di turunkan.

"Hei,, jangan lari kalian!!" Teriak Indrayana yang merangsek maju hendak mengejar.

Sebuah bacokan golok mengenai perutnya bagian kiri akibat terlalu fokus pada barang nya yang di curi.

Tun Ai membuka jurus mengerikan yang membuat tempat itu serasa dicekam ratusan setan yang membuat seluruh perampok kocar kacir.

Itulah ilmu yang berhasil di kuasainya dengan sempurna yang dulu dipelajarinya dari kitab Melawan Jiwa Iblis.

Beberapa petugas dermaga segera keluar dan menolong Indrayan yang mereka kenal setelah para rampok pergi.

Tun Ai yang malas berurusan dengan pihak penguasa yang tampak hadir di situ segera mengajak Ki Laut menjauhi dermaga Makilan.

Setelah semua barang sudah terbeli, Ki Laut pun di ajak kembali oleh Tun Ai ke gunung brahma yang akan memakan waktu lebih lama akibat kereta penuh oleh muatan yang mereka beli.

Keesokan harinya saat mereka tiba di rumah, Tun Ai dikagetkan oleh laporan istri keduanya yang mengatakan kedua putri nya mengalami kejang aneh.

"Kenapa bisa begini?" Tanya Tun panik.

"Entah lah., pertama Silya lalu Sila". Jawab nyonya Na yang memiliki nama asli Raghnaya.

"Jangan panik, mereka tak apa apa. Nyonya jangan kuatir,," Ki Laut mencoba menenangkan mereka.

BERSAMBUNG. . .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!