Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6 menolak bantuan silas
Sedang asik menatap kedua orang itu, agnetta terserak saat Silas yang menatap nya.
Agnetta langsung mengalihkan pandangan nya, untung ia memakai helm jadi kemungkinan pemuda itu tidak mengenali nya.
Namun salah, saat setelah beberapa saat mengalihkan pandangan nya, agnetta yang penasaran malah kembali menatap ke arah mobil Silas.
Dan sial, pemuda itu ternyata masih menatap nya, agnetta kaget tentu saja, hampir ia terjengkang dari motor nya.
Agnetta buru-buru Menyalakan kembali motor nya, setelah melihat tatapan tajam dari pemuda itu.
"Sial, menakutkan sekali. " gumam Agnetta lirih.
Kebetulan lampu merah juga sudah berubah warna, Agnetta langsung menjalankan motor nya kencang menjauhi mobil Silas.
Silas menatap kepergian motor sport yang di kendarai oleh gadis yang membuat nya merasa bersalah itu.
Ia tadi menatap tajam karena melihat Netta yang nekat menggunakan motor, padahal tadi pagi masih menangis kesakitan.
"Kenapa silas. " tanya lembut sosok perempuan di samping nya.
"ah tidak, kita lanjut ke supermarket kan. " tanya Silas lembut pada gadis yang ia cintai itu, Michelle.
"Iya, tadi mamah pesen bahan bahan buat persediaan di Restoran. " ucap Michelle lembut,
Silas mengangguk kan kepala nya, inilah yang ia suka dari Michelle dia selalu bahagia walaupun hanya hidup berdua dengan ibunya.
Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan ibunya mendirikan sebuah restoran untuk biaya hidup nya dan sang anak.
Silas sangat suka perlakuan lembut Michelle pada ibunya itu, Silas jadi berfikir pasti bundanya akan sangat suka gadis lembut seperti Michelle.
Mereka pun berhenti di supermarket terdekat, dan saat turun Silas melihat motor sport yang di kendari oleh Agnetta tadi.
Dan benar saat mereka masuk, ia melihat sosok mungkin netta yang sedang memilih bahan makanan di sana.
"Ayo silas. " ajak Michelle lembut pada silas.
Mereka berjalan ke bagian sayuran, yang dimana Netta juga berada di sana, gadis itu terlihat lihai memilih bahan-bahan yang bagus untuk di masak,
Silas baru tau, ia kira gadis yang berasal dari keluarga cemara seperti Agnetta, akan membuat gadis itu menjadi manja.
"Loh netta kan, dari fakultas manajemen. " ucap Michelle menyapa Netta lembut.
Terlihat Agnetta yang tersentak kaget lalu menatap Silas dan Michelle, tidak lama gadis itu tersenyum.
"benar, Michelle dari fakultas hukum, dan em Silas dari fakultas manajemen. " ucap Agnetta berpura-pura mengingat nama mereka berdua.
"Iya, senang bertemu dengan mu di sini. " ucap Michelle tersenyum lembut.
"Iya, ah aku harus ke bagian lain, selamat tinggal. " ucap Agnetta saat melihat tatapan datar silas padanya.
Ia memilih pergi dari sana, lagi pula ia sudah selesai memilih bahan-bahan untuk dapur, sekarang ia ingin membeli cemilan.
Kebetulan Agnetta suka makanan sesuai mood nya, jadi ia memborong semua yang pedas, manis dan asin.
Yang ia suka sebenarnya, juga beberapa permen kesukaan nya, ah Agnetta jadi bahagia rasanya.
Setelah di rasa selesai, ia menenteng dua keranjang makanan milik nya, yang kebetulan sangat banyak.
Karena mengantri cukup panjang, jadi Agnetta memilih memakan beberapa eskrim untuk menunggu antrian.
Entah kesialan atau apa, yang tadinya netta mengantri di bagian paling belakang, tentang datang silas dan Michelle di belakang nya.
Dan mereka ikut mengantri juga, terlihat semua belanjaan milik Michelle di bawa oleh silas.
Pemuda itu seperti nya memang sangat jatuh cinta pada Michelle, Agnetta terkekeh untuk dirinya sendiri.
Mereka terlihat serasi sekali, jadi sebisa mungkin agnetta akan menyembunyikan kehamilan nya kelak pada Silas.
Ia merasa ini bayi nya saja, selagi ia bisa merawat nya sendirian, untuk apa sosok laki-laki di samping nya kan.
"Eh Agnetta kita ketemu lagi. " sapa Michelle tersenyum.
Netta membalas senyuman nya dengan menganggukan kepala, ia juga masih memakan eskrim nya.
"Belanja nya banyak banget. " tanya Michelle lembut.
"Iya, untuk kebutuhan dapur. " jawab Netta terkekeh.
"Loh, kenapa kamu yang belanja, aku kira kamu gak suka belanja bahan-bahan dapur. " ucap Michelle bingung.
Agnetta bingung juga mendengar itu, apa yang harus ia tidak suka dari belanja, itu kan salah satu healing terbaik nya.
"Kenapa aku harus tidak suka. " tanya Netta bingung.
"Aku kira, anak dari keluarga cemara tidak akan bisa melakukan pekerjaan dapur. " ucap Michelle terkekeh lembut.
Agnetta menyerit, gadis itu menghina nya secara halus atau bagaimana, ingin marah takut di selepet Silas.
Netta akhirnya hanya tersenyum saja membalas ucapan gadis itu, ia maju saat antrian sudah mulai maju juga.
Ia sedikit kesusahan membawa keranjang nya yang sangat berat itu, namun seorang pemuda membantu nya membawa keranjang belanjaan Netta.
Agnetta terkejut, begitu juga Michelle di belakang nya, karna yang membawa belanjaan netta adalah silas.
Setelah keranjang belanjaan itu, di letaknya di kasir, melihat pemuda itu mengeluarkan sebuah kartu dan memberikan nya pada kasir.
"Hitung dan bayar dengan ini, sekalian dengan yang di belakang gadis itu. " ucap Silas pelan.
Lalu setelah itu, silas kembali ke belakang agnetta dan membawa keranjang belanjaan Michelle.
Netta mencoba untuk biasa saja walaupun masih terkejut, kenapa dengan pemuda itu, aneh sekali.
"Kamu baik sekali, silas. "Ucap Michelle lembut.
Silas hanya tersenyum dan mengusap kepala gadis di samping nya itu, Agnetta berpura-pura tidak melihat saja.
Hingga kasir selesai menghitung semua belanjaan Agnetta, netta gadis itu segera membuat apk yang membayar semua belanjaan nya.
"berapa kak. "Tanya netta.
"semua nya 678k , kak. "Ucap kasir itu.
"tapii sudah di bayar sama mas yang di belakang nya. "Ucap kasir itu lagi.
Agnetta melihat ke arah Silas yang memang menatap nya juga, netta menghela nafas nya.
Ia tidak ingin terus-terusan mendapat bantuan dari laki-laki itu, ia tidak ingin terjebak dalam sebuah emosi yang akan membuat nya tersesat, iya cinta.
Netta menatap kasir itu, dan menggelengkan kan kepala nya tanda menolak.
"Em gak usah mbak, tolong balikin lagi aja uang nya, saya bisa bayar sendiri. " ucap Agnetta akhirnya.
"Begitu ya, apakah tidak papa. " tanya kasir itu terlihat bingung.
"Gak papa kok, mbak, mungkin mbak nya salah sangka, mas nya tadi mungkin mau bayar buat pacar nya yang ada di belakang saya. " ucap Agnetta tersenyum.
"Ah begitu, baiklah, pembayaran nya lewat xx ya mbak. " tanya kasir itu.
"Iya." ucap Agnetta tersenyum.
Ia meng scane barkot untuk membayar belanjaan nya, lalu menunggu kasir mengemas nya dalam sebuah dus.
Setelah selesai, kasir laki-laki membantu Netta membawa nya dan merapikan nya di atas motor.
"Makasih mas. " ucap Agnetta tersenyum.
Lalu gadis itu menjalankan motor nya dan bergegas pergi dari sana, ia tidak sabar menatap semua belanjaan nya di apartemen nanti.
sedangkan di dalam supermarket, barang barang Michelle sudah selesai di hitung, dan juga di bayar dengan kartu milik Silas.
Michelle menunggu di luar, karena mendapatkan telpon dari seseorang, dan Silas lah yang mengambil belanjaan di kasir.
"Ini mas kartu nya, uang yang di gunakan sebesar 500k milik, pacar nya. " ucap mbak kasir memberi tau.
**"