Original, bukan terjemahan.
Dia, perempuan mafia yang terkenal di dunia modern, di kematian pertamanya dia masuk kedalam janda perawan dan menjadi seorang ibu tiri yang di cintai anak tirinya.
Dia membasmi klan mafia dan kematianya juga membawa ikut kepunahan klan mafia.
Tapi, jiwanya malah kembali kemasa zaman kuno, dia masuk keraga seorang wanita muda sebagai teman belajar sang Putri Mahkota.
Dia anak perempuan kepala koki istana, yang suka di bully oleh teman- teman Putri Mahkota.
Dia baru saja tenggelam, dan seorang mafia memasuki raganya. yang membuat dia hidup kembali.
Seorang pemegang senjata ingin di lecehkan, mimpi..!
Ini petualangan reinkarnasi keduanya. jadi dia sangat faham watak anak- anak manja ini.
Mari kita bermain-main tuan... Gumamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24
Saat ini, anak bebek dan anak ayam sudah ada beberapa ratus ekor di dalam gerobak yang dia bawa ketika menuju ke tempat tinggalnya. Ketika dia melewati beberapa desa; "Sebaiknya aku bertanya apakah mereka menjual beberapa ekor anak sapi ataupun anak babi." Gumam Su Alin pelan.
Dan kebetulan ada orang desa yang mau menjual kedua jenis binatang itu dan Su Alin mengambil semuanya.
Akhirnya, dia membawa anak sapi 5 ekor dengan 4 betina dan 1 jantan. Sementara babi, dia mendapatkan lebih banyak. Karena babi beranak pinak lebih cepat daripada sapi dan dia telah mendapatkan 10 ekor anak babi.
Sesampainya di rumah, ayahnya gembira melihat apa yang telah dibawa oleh Su Alin. Dia tidak berlama-lama dalam situasi seperti itu. Karena dia melanjutkan kembali pekerjaannya di dapur.
Sementara itu, Su Alin membawa hewan-hewan ternak itu ke dalam kandang mereka masing-masing. Dan dia langsung memberikan makanan dan minuman.
Karena dia tidak ingin para hewan itu stress, karena terlalu lama di dalam gerbong kereta yang saling berdesakan.
Ketika Su Alin telah meletakkan mereka di masing-masing kandangnya. Terlihat para hewan itu merasa senang, karena rumput yang diberikan oleh Su Alin sangat segar. Dan dia menambahkan beberapa teguk mata air dari ruang dimensi ke dalam air minum mereka. Yang membuat para hewan itu semakin bersemangat.
Su Alin juga membuat kolam kecil di area tempat bebek-bebek itu berada. Dia tidak menyatukan kawanan bebek dengan kawanan ayam. Karena ayam tidak bisa berenang terlalu lama di dalam air.
Setelah Su Alin selesai menempatkan hewan ternaknya. Hari sudah mulai gelap ketika dia pulang.
"Alin, ayo cepat bersihkan tubuhmu dan makan. Ayah telah memasak hidangan yang enak untukmu." Teriak ayahnya ketika melihat Su Alin memasuki pagar rumah mereka.
"Bagaimana dengan daging untuk kepala desa? Apakah ayah sudah mengantarkannya?" Su Alin bertanya karena tiba-tiba pikirannya mengingat pesannya kepada ayahnya.
"Tentu saja sudah ayah berikan. Mereka sangat senang, dan berterima kasih kepadamu. Mereka tidak menyangka bahwa kamu bisa berburu ke atas gunung itu. Karena banyak para penduduk yang ketakutan ke sana. Karena di sana banyak binatang liar yang kadang membunuh para manusia yang masuk ke sana." Ayahnya menceritakan apa yang mereka bicarakan tadi siang bersama para lelaki di kampung itu.
"Oh, ya benar ayah, sebaiknya peringatkan warga desa agar tidak naik ke atas. Karena kemarin aku melihat harimau dan beruang saling beradu. Aku tidak tahu apakah pernah kejadian seperti itu. Aku juga khawatir, jika warga desa naik ke atas, mereka akan jadi mangsa. Karena hewan yang sedang berkelahi itu tidak tahu sedang memperebutkan apa."
"Apakah perkelahian mereka bisa berlanjut sampai hari-hari berikutnya? Biasanya hewan tidak seperti manusia. Yang memiliki dendam sepanjang hidupnya."
"Bisa jadi, jika mereka belum menyelesaikan masalahnya." Jawabnya dengan mengangkat bahunya.
"Mengapa mereka terdengar seperti manusia?"
"Ayah, hewan juga memiliki daya ingat. Jika mereka memiliki musuh dengan hidungnya mereka bisa mencium dan mengenal musuhnya. Tentu saja hampir mirip dengan manusia." Ucap Su Alin sambil memutar bola matanya.
Ayahnya yang polos tidak mengetahui sifat kekejaman dari para binatang buas. Karena dia biasanya hanya hidup dalam lingkungan istana dan menerima binatang yang telah mati di sembelih.
"Oh, begitukah? Aku kira hanya manusia saja yang memiliki dendam."
"Ayah, binatang juga memiliki perasaan seperti itu. Dan mereka mengenal teman dan musuhnya melalui penciuman mereka."
"Mengapa tidak dengan matanya? Bukannya mereka bisa melihat?" Tanya ayahnya.
"Karena matanya akan melihat jenis yang sama. Beruang kan hampir sama dengan beruang lain. Tetapi setiap binatang memiliki baut ciri khas masing-masing."
"Sama hal dengan beruang, dia melihat harimau yang satu dengan yang lain akan sama saja. Tetapi dia bisa membedakan dari penciumannya, harimau yang satu dengan yang lain pasti memiliki aroma yang berbeda." Sambungnya lagi.
"Oh, begitu ya... ayah baru paham sekarang. Ayo, ayo, mari kita makan." Ajak ayahnya yang sudah menahan lapar sudah dari tadi.
Dia sengaja menunggu Su Alin pulang untuk makan bersama. Karena dia tidak merasa senang jika putrinya ini tidak makan terlebih dahulu sebelum dirinya.
Dengan lahapnya Su Alin menghabiskan makanan yang ada di atas meja. Karena dia merasa lebih lapar dari biasanya. Mungkin karena dia bekerja keras hari ini, pikirnya.
Dan ayahnya juga tersenyum melihat putrinya makan dengan lahap. Dan dia mengucap syukur, karena mereka berdua merasa cukup kenyang hari ini.
"Alin, besok tidak perlu belanja lagi. Karena stok perbekalan kita sudah banyak."
"Ayah, aku akan membuat sesuatu yang bisa menyimpan bahan makanan kita agar tidak membusuk." Tiba-tiba ada ide di kepala Su Alin ingin membuat mesin pendingin.
"Apa yang hendak kau buat?" Tanya ayahnya penasaran.
Walaupun sebenarnya, Su Alin ingin membuat kotak pendingin seperti di zaman modern. Tetapi saat ini tidak ada listrik. Dia masih bingung harus menyalakan pendingin melalui apa.
"Aha..!" Teriaknya. Dia baru mengingat aliran air terjun yang ada di hulu sungai. Sebaiknya dia membuat listrik aliran air, pikirnya.
Artinya dia bisa menerangi lahan peternakannya. Dan juga di sekitaran daerah tempatnya. Dan hewan liar dari gunung tidak akan berani mendekat, jikalau pencahayaan cukup terang di sekitar mereka.
Tapi kepalanya mulai pusing, karena dia harus membuat lampu juga. Sedangkan bahan-bahannya dia belum menemukannya. Tetapi dia harus membuatnya, karena ini bisa dipakai oleh para penduduk desa.
Hanya saja, dia sedikit khawatir. Bagaimana kalau sampai pihak istana mengetahui perihal seperti ini?
"Karena nantinya, aku memiliki hubungan baik dengan kepala desa. Mungkin aku bisa menyuruh mereka untuk tidak bercerita keluar sana, kalau aku nanti membantu mereka." Gumam Su Alin pelan.
semangat terus thorr
semangat thor /Determined/
double update thorr