NovelToon NovelToon
Cerita KehidupanKu

Cerita KehidupanKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Danti Romlah

apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keseharianku episode 15

"Sudah!!! Hari ini rumah ga usah dipel kalau memang mbak Diaz ga mau. Besok pagi aja ya nak, kamu kan kalau pagi tugasnya nyapu aja, nah besok pagi tambahi sama ngepel" kata ibu lembut pada mbak Diaz. "Ga bisa buk, besok pagi aku ada janji sama pasien pagi-pagi karena dia mau keluar kota. Jadi minta diambil darah pagi sekali, malah aku mau bilang ke ibuk kalau besok aku ga bisa melakukan tugasku dirumah. Ya karena aku harus berangkat lebih pagi dari biasanya" jelas mbak Diaz. Dan jawabannya sukses bikin aku melongo dan makin emosi hingga napasku memburu. "Ya sudah, untuk sore ini ga usah di pel rumahnya, Yayang besok pagi kamu yang handel pekerjaan rumah mbak Diaz, urusan masak dan cuci piring biar ibu besok pagi yang kerjakan" ibu memberikan solusi nya. Solusi yang bagiku amat sangat tidak adil walau memang tugasku dipagi hari berkurang, namun tetap mendapat limpahan tugas mbak Diaz. Rasanya bener2 ingin meledak emosiku ini. Tapi kupikir akan makin berlarut-larut, dan akhirnya aku mengalah (lagi) sore itu aku mengepel rumah dengan tujuan besok pagi biar tugasku tinggal menyapu saja. Karena aku sudah berencana untuk besok pagi aku akan kembali belajar mengendarai motor secara diam-diam.

Sejak kejadian sore itu, hubunganku dengan mbak Diaz memanas, setelah kejadian, aku tak bertegur sapa sama sekali dengan mbak Diaz. Saat makan malampun, aku sama sekali tidak bereaksi dan berekpresi apapun di meja makan. Biasanya aku yang banyak omong, memulai pembicaraan dengan topik apapun, yang pada akhirnya akan ditimpali anggota keluarga yang lain. Tapi malam itu aku berdiam, dan memang tak ada suara apapun selain bunyi sendok yang beradu dengan piring. Aku bertekad, mulai malam ini aku akan menjadi pendiam, bukan Yayang yang selalu ceria dan banyak omong.

Esok hari, saat jam menunjukkan pukul 03.30, alarm weker ku berbunyi. Segera kumatikan agar tak terdengar dan mengganggu tidur ayah ibu dan saudara-saudara ku yang lain. Aku beranjak dari tempat tidur, kubuka pelan pintu kamarku agar tak menimbulkan bunyi keras, aku menuju ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Kemudian aku mengendap-endap ke tempat kunci-kunci disimpan. Kutemukan kunci motor ayahku, dan langkahku kuseret ke pintu depan. Pelan dan hati-hati ku buka pintu ruang tamu, aku keluar membuka pagar dan kemudian kutuntun motor ayah menjauh dari rumahku. Aman, semua aktivitas tak menemui rintangan. Namun.....

Saat aku mencoba menstater motor ayahku, kenapa tidak bisa????!!! Berkali-kali kucoba tetap tidak bisa. Segala upaya aku kerahkan untuk bisa menghidupkan mesin motor ayahku. Hampir 30 menit aku mencoba tetap tidak membuahkan hasil. Motor ayah tetap tidak bisa menyala mesinnya. Akhirnya aku menyerah, kutuntun kembali motor masuk ke garasi rumah, ku parkir seperti sediakala, dan aku masuk kerumah. Bertepatan dengan akan masuk ke dalam kamarku, adzan subuh berkumandang, aku bergegas masuk kekamarku dan menutup pintunya. Tak berselang lama, kebiasaan ibu adalah, membuka setiap kamar anak-anaknya, mematikan kipas angin, kemudian membangunkan dengan sekali hentakan, "ayooooo sholat subuh" Dan kami akan secara bergantian melakukan kewajiban dan tugas kami dipagi hari seperti biasa.

Dan tepat pukul 6 pagi, mbak Diaz meminta tolong ke ayah untuk menyempatkan mengantarnya ketempat kerja. Biasanya mbak Diaz akan naik angkot atau bareng sama temennya saat berangkat kerja, pagi itu khusus minta diantar ayah karena sudah temu janji dengan pasien laboratorium tempatnya bekerja. Ayah mengiyakan, dan aku yang mendengarnya mulai cemas gelisah.

1
aprilla Tarigan
novel nya bagus
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak
total 1 replies
Marsha Danti
mohon dukungan nya
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi
o^┢┦apΡy
Bermain dengan emosi
Marsha Danti: terimakasih banyak atas atensinya kak 🙏🙏
total 1 replies
Yaky De la rosa
Jleb banget emosinya!
Marsha Danti: terimakasih banyak dan mohon kritik sarannya kak/Angry/
total 1 replies
Yuri Lowell
Gempar
Marsha Danti: terimakasih banyak sudah berkenan hadir dan mampir kak/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!