NovelToon NovelToon
Secreet Mission With You

Secreet Mission With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:25.2k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Pertemuan tanpa sengaja, membawa keduanya dalam sebuah misi rahasia.

Penyelidikan panjang, menyingkap tabir rahasia komplotan pengedar obat terlarang, bukan itu saja, karena mereka pun dijebak menggunakan barang haram tersebut.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Akankah, Kapten Danesh benar-benar menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#24. Rupanya Dia Biang Keroknya•

#24

Tak ada yang bisa mencegahnya, karena jika diumpamakan, Dhera dan kemudi seperti seperti botol dengan sumbatnya, atau seperti seperti kail dengan umpannya. 

Kedua kakinya otomatis lincah menginjak pedal gas, ia bahkan lupa bahwa mobil memiliki rem yang bisa membantunya mengurangi kecepatan. 

Mobil melaju, salip kanan, salip kiri, dimana ada ruang kosong, disitulah Dhera dengan kendali mobil di tangannya menempati. Tak ada celah yang tak bisa ia manfaatkan, ekor matanya jeli mengamati sudut sisi kanan, kiri, bahkan belakang mobil dengan presisi, seolah-olah ia sudah hafal ukuran mobil Danesh diluar kepala. 

Memang benar Dhera sudah pernah mengendarai SUV mewah milik partnernya ini, namun ketika Danesh mengatakan bahwa ia bukan orang miskin. Itu seperti sebuah tantangan bagi Dhera, jadi sah-sah saja jika Dhera mengatakan, ia boleh sesuka hati mengemudi dengan cara apapun dengan mobil ini. Toh pemiliknya tak keberatan, bahkan sesumbar mengatakan ia bisa membeli yang baru. 

Danesh kembali memanfaatkan sirine portable yang ada di dashboard mobilnya, hingga secara otomatis, mobil-mobil di sekitarnya memberikan akses jalan yang memudahkan perjalanan mereka. 

Kembali Dhera menginjak pedal gas kali ini bahkan mobil tersebut melaju lebih kencang lagi, entah karena apa tapi untuk saat ini, Dhera hanya bisa mempercayai Danesh yang ingin segera tiba di lokasi, tanpa perlu banyak bertanya. 

Sementara itu di tempat Bastian berada, pria itu mati-matian mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, tapi ternyata lawannya jauh lebih ahli, hingga berhasil menghentikan mobil tepat di depan mobil yang dikemudikan Bastian. 

Brak! 

Brak! 

Brak! 

Para pria itu tak perlu menunggu lama, mereka segera turun dan mulai menggebrak body mobil Bastian, bahkan berkali-kali mencoba membuka paksa handle pintu mobil. 

Klak! 

Klak! 

Klak! 

“Bre^gsek! sia^lan! Keluar kalian!” teriak mereka. 

Tak perlu menunggu Bastian membuka mobil, salah seorang pria mengambil tongkat baseball dari bagasi mobil, dan …

Prang! 

Tanpa basa basi mereka memecahkan kaca mobil, kemudian membuka pintu secara paksa, “Aku akan coba menghalau mereka, kamu pergilah, selamatkan laptop dan data yang baru saja kita peroleh dari komputer Mr. B.” 

Koordinasi singkat itu cukup Rara pahami, ia dan TIM kapten Danesh memang biasa bekerja seperti ini, jadi ketika Bastian keluar dengan mengangkat kedua tangannya. Rara keluar, namun ia berlari sekencang yang ia bisa, menyelamatkan semua data-data yang ada di dalam laptopnya. 

Perkelahian antara Bastian dan anak buah madame Vivi tak terelakkan, walau tak seimbang, namun Bastian berusaha melawan, ia tak bisa menyerah karena sudah bertekad menyelesaikan misteri kasus ini hingga ke akar-akarnya. 

Namun sehebat-hebatnya kemampuan Bastian dan setangguh-tangguhnya kedua kaki Rara melarikan diri, mereka tetap saja tak mampu mengalahkan anak buah madam Vivi yang jumlahnya tak sedikit. 

Plak! 

Salah seorang pria bertubuh kekar menampar Rara, hingga gadis itu tersungkur ke aspal jalan. Kemudian ia merampas tas punggung yang berisi laptop dan semua perlengkapan kerja Rara. 

“Gadis sia^lan! Kamu tak akan babak belur, jika sejak awal menyerahkan ini tanpa perlawan.” 

Cuiih

Pria itu meludah sebelum pergi meninggalkan Rara yang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri. 

Danesh dan Dhera tiba ketika Bastian mulai kewalahan menghadapi anak buah madame Vivi, salah seorang yang Bastian duga sebagai pemimpin mereka, memberikan kode agar segera pergi ketika melihat kedatangan Danesh. 

Mobil itu menderu pergi meninggalkan Bastian dalam kondisi babak belur. Sia-sia kedatangan Danesh, karena mereka kehilangan bukti penting yang baru saja mereka dapatkan. 

“Ra!” Danesh menepuk pipi Rara, sementata Dhera membantu Bastian. 

Rara membuka mata beberapa saat kemudian, ia segera meraba punggungnya, dan baru sadar jika ia telah kehilangan bukti yang susah payah mereka dapatkan. 

“Kapt, maaf,” ujar Rara sendu. 

“Bodoh!” 

Mendengar kalimat Danesh, Setitik air mata luruh dari kelopak mata Rara, ia pikir Danesh marah, hingga mengatakan bahwa ia bodoh. Tapi ternyata Rara salah. 

“Bukan maksudku mengatakan kamu bodoh, karena kehilangan bukti itu. Tapi kamu bodoh karena mengabaikan keselamatan dirimu,” omel Danesh, wajahnya terlihat cemas ketika melihat Rara tersungkur di jalan, bahkan pipi Rara bengkak akibat tamparan dari pria yang merampas ranselnya. 

“Kapt,” gumam Rara dengan kedua mata berkaca, “maaf, aku tak bisa menjaga bukti penting itu.” 

“Bisa mikir gak sih, keselamatanmu lebih penting daripada bukti sia^lan itu!!” Danesh kembali kesal karena Rara meminta maaf perihal bukti yang telah hilang. “Kamu dan Bastian sama berharganya bagiku! Tahu tidak!!??” 

Kendati Danesh mengomel, namun ia tetap memapah Rara yang masih kehilangan keseimbangan tubuhnya, sepertinya tamparan yang ia terima sedikit mengacaukan pusat keseimbangan tubuhnya. “Duduk dulu,” Titah Danesh, ia membuka botol air mineral untuk Rara. 

Dhera memapah Bastian yang wajah dan beberapa bagian tubuhnya babak belur. “Lalu kamu?” 

Bastian nyengir, “Gagal Kapt!” 

“Setidaknya kalian masih bernafas,” jawab Danesh. “Kita akan cari bukti baru setelah kalian pulih.” 

Walau marah, tapi keselamatan anak buahnya tetap yang pertama dan utama. 

“Lalu sekarang?” tanya Dhera. 

“Kita ke IGD dulu.”

•••

Pria itu geram, ia murka, wajahnya merah dan dengan tangan terkepal ia menggebrak meja. “Bawa Baldi kemari!” perintahnya. 

Beberapa pria segera mengangguk, kemudian bergerak melaksanakan perintah sang atasan. 

Madam Vivi yang berada di ruangan itu tersenyum lembut menatap ke arahnya, “Tenanglah, jangan terlalu emosi, tak baik untuk kesehatanmu,” bisik madame Vivi. 

Kemudian madam Vivi mengambil sebatang cerutu, benda favorit pria itu, ketika ia sedang dalam kondisi marah. “Ini, hisaplah dulu, agar tenang pikiranmu.” 

Pria itu menurut saja ketika madame Vivi menyerahkan cerutu untuknya, lagipula memang ini yang ia butuhkan. “Anak itu benar-benar … sudah bagus aku memberinya kesempatan, tapi tetap saja ia membuat masalah.” 

“Kita harus membuatnya bekerja lebih giat, buktinya beberapa tahun ini juga, Dia bisa bekerja dengan benar. Aku rasa, mungkin kali ini hanya kebetulan saja.”

Pria itu tak menjawab, hanya kepulan asap saja yang keluar dari mulutnya, 

Selang dua puluh menit kemudian, Baldi datang tergopoh-gopoh dengan wajahnya yang pias. Ia tengah memadu kasih dengan salah satu wanitanya, namun tiba-tiba saja terhenti karena kedatangan anak buah atasannya. 

“Tttt … Tuan,” sapa Baldi dengan tubuh gemetar. 

“Aku rasa kamu tak perlu penjelasan dariku,” jawab pria itu. 

“Saya tak tahu, Tuan, kesalahan apa yang Saya lakukan?” tanya Baldi yang memang tak tahu apa-apa. 

Bugh!! 

Bugh!! 

Bugh!! 

Bogem mentah beberapa kali mendarat di wajah dan tubuh Baldi, hingga membuat pria itu oleng beberapa langkah ke belakang. 

“Tuan, maafkan Saya, sungguh saya tak tahu apa kesalahan saya.” 

Pria itu mencengkram kerah kemeja Baldi, “kamu, hampir saja, data-data buku besar organisasi jatuh ke tangan Polisi, dan semua itu karena kamu tak becus menjaganya.” 

“Sekali lagi kamu teledor seperti hari ini, aku pastikan kamu tak akan melihat matahari terbit esok hari!” 

Pria itu menghempaskan tubuh Baldi ke lantai, kemudian memukulnya dengan membabi buta. 

“Sia^lan!”

“Breng^sek!” 

“Ma^ti saja sekalian, jika kamu berani coba-coba membuatku dalam masalah!!” 

Dan entah makian apalagi yang Baldi terima, pria itu sungguh geram, pantas saja siang tadi Clara bersikap aneh, rupanya dia biang keroknya.

1
Rahmawati
aduh si sia perjuangan Bastian dan rara, buktinya dirampas lagi sama anak buah madam vivi
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
makin tegang thor,gk sabar nunggu up selanjutnya
Rahmawati
deg deg an takut Bastian ketahuan sm baldi
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
ini jgn2 si rocky kakeknya baldi ya?
Bunda Aish
duh 😬😬😬😬gagal maning... gimana ini.... 🤸
Sukhana Ana lestari
Lanjutkan thor.. maaf gk bs komen sangkin tegangnya & nyambi kerja.. sehat terus thor & ttp semangat.. Lope lope banyak banyak buat othor 🌙..
Patrick Khan
.lanjut kak.. 🥳🥳
Nar Sih
semoga misi danesh dkk mengungkap kasus yg begitu rumit ini segra selesai
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
ini kisah Danesh sm Dhera bnr2 nguji adrenalin,jd gk sabar baca saat mrk udh nikah.
Deuis Lina
waduh kak moon d gantung lagi nih,,,
Dedeh
semoga berhasil
Marsiyah Minardi
Wah duet lagi Dhera Danesh, gassss lah selamatkan Rara, Bastian
Sulis Tyawati
haahhhh... g sbr nunggu othor up lagi
Sulis Tyawati
astagaaaa thorrrr aq deg2qn tau bacanya. tkt Marco k tahuan
moon: /Sneer//Sneer//Sneer/
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga berhasil Danesh...
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semoga saja 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
good job 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul 😮‍💨
Bunda Aish
jantung ga aman nih baca cerita begini,kantuk pun bisa hilang /Facepalm/
moon: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!