Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25
Sudah seminggu, peristiwa yang menghebohkan di kediaman Gu tidak bisa terselesaikan. Yang mengakibatkan beberapa orang dari kediaman itu mengalami stres berat.
Terutama sang nenek dan juga Istri pamannya, mereka tidak bisa lagi makan enak.
Sementara itu, selirnya yang lain merasa jengkel. Karena suami mereka hanya peduli dengan istri utamanya. Sedangkan mereka juga mengalami kesusahan yang sama.
Sehingga, ada beberapa di antara mereka, yang berniat untuk bercerai dengan pria itu.
Penghasilan pamannya hanya dari gaji pensiunan ayah Yenrou. Karena Jendral Gu meninggalkan seorang putri, maka Kekaisaran tetap memberi santunan setiap bulan, mengingat jasa-jasa Jendral Gu di Medan perang.
Pamannya tidak memiliki pekerjaan. Untuk keperluan rumah tangga mereka, di peroleh dari beberapa bisnis mendiang ayahnya, semuanya masih dikelola adalah neneknya.
Sedangkan mahar dari istri-istrinya dikelola masing-masing oleh istrinya. Walaupun dia tidak memiliki pekerjaan sendiri. Selama ini dia mengatasnamakan kediaman Jendral Gu, mendiang kakaknya untuk mendapat beberapa istri.
Dengan alasan kebangkrutan, akhirnya dua istrinya berhasil meminta cerai kepada Gu Yurong.
Keluarga dari pihak istrinya datang untuk meminta perceraian. Karena status mereka lebih tinggi dari Gu Yurong, dia tidak bisa menolak karena sebelum mereka bertemu dengan Gu Yurong, terlebih dahulu mereka menemui pihak Kaisar. Untuk meminta dekrit, dengan alasan bahwa kediaman Jendral Gu telah mengalami kebangkrutan dan tidak akan sanggup menanggung ke lima istrinya.
Ke dua istri termuda yang meminta pisah, karena mereka belum memiliki keturunan dari Gu Yurong. Dan mereka juga tidak memiliki gudang penyimpanan sendiri, mereka menyimpan barang pribadi berharganya di dalam kamar.
Sehingga mereka tidak mengalami pencurian itu. Hanya saja mereka berdiam diri saja, tidak memberitahu kepada Gu Yurong.
Gu Yurong tidak mengetahui hal itu, karena dia mengira bahwa setiap istri memiliki harta dan perlakuan yang sama. Dia tidak tahu istri pertamanya mendiskriminasi ke semua selir-selirnya. Dan ke dua selir baru itu tidak mendapatkan fasilitas mewah karena belum memiliki keturunan dari Gu Yurong.
Dengan perginya ke dua istri barunya, kekayaannya juga semakin berkurang. Karena mereka membawa kembali mahar yang di berikan orang tua mereka.
Gu Yurong tidak bisa berbuat apa-apa, karena saat ini dia hanya terbaring mengalami stroke. Akibat kegemukan tubuhnya dia tidak bisa menahan berat badannya di saat kepalanya pusing dan dia terjatuh.
Dua istrinya yang lain, yang memiliki putri dari Gu Yurong, merasa dilema. Karena jika mereka bertahan, maka akan menderita bersama-sama pria gemuk ini. Tapi jika mereka meminta perceraian, mereka akan berpisah dengan putrinya.
Karena mertuanya telah mengancam, jika mereka mengikuti ke dua istri muda anaknya untuk berpisah. Maka putri mereka harus tetap tinggal di kediaman Gu, sedangkan mereka boleh pergi ke rumah ayah mereka.
Ketika mereka melihat bagaimana kehidupan Gu Yenrou tanpa ibunya, hatinya kembali sakit. Apakah nantinya mertua dan istri sah suami nya memperlakukan putri mereka seperti itu.
Ada penyesalan di hati ke duanya, karena selama ini ikut serta dalam penindasan Gu Yenrou.
Dan kini putri mereka akan mengalami hal seperti itu. Sehingga mereka memutuskan tidak bercerai, lebih baik menjaga putri mereka sebisa mungkin.
Jika mereka ke kurangan keuangan, dengan diam-diam mereka meminta kepada keluarganya. Dan dengan sembunyi-sembunyi menggunakan, tanpa sepengetahuan mertua dan istri tertua suaminya.
Mereka memiliki dapur kecil di paviliun masing-masing, jadi mereka bisa memasak di sana. Tanpa harus ke dapur utama, harus meminta izin terlebih dahulu dari istri sah suaminya.
Mereka menunggu, sampai kapan nenek tua itu hidup. Dan saat ini para tabib belum ada yang bisa menyembuhkan suaminya.
"Jangan kalian pikir bahwa selamanya kita akan terpuruk. Ketika Gu Xian pulang dari perbatasan dan menjabat sebagai Jendral muda. Maka kemuliaan kediaman Gu akan bangkit kembali." Teriak mertuanya ketika mereka meminta pisah.
Mereka hanya bisa menunduk. Jika anak tertua suaminya berhasil, maka putri mereka juga akan lebih baik. Bisa menikah dengan pria yang lebih tinggi tingkat sosialnya.
Dengan terpaksa mereka bertahan, karena demi masa depan putri-putri mereka. Apalagi jika mereka berhasil melahirkan putra baru untuk suaminya.