NovelToon NovelToon
Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lily Dekranasda

Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.

Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.

Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.

Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ada Yang Gratis

Yu Yuning berjalan mendekati Shen Wei, suaminya, dengan santai. Dalam genggamannya, ia membawa roti kukus isi daging. Aroma gurihnya menyebar di udara begitu menggoda, membuat perut siapa pun yang mencium harumnya langsung keroncongan dan menuntut untuk segera melahapnya

Saat sampai, Yu Yuning duduk di samping Shen Wei dan menyodorkan roti itu kepadanya.

"Kau perlu bantuanku?" tanyanya, suaranya terdengar ringan, namun ada nada menggoda di dalamnya.

Shen Wei menoleh dengan alis sedikit berkerut. "Bantuan apa?" tanyanya, bingung.

Yu Yuning tersenyum iseng, lalu mengangkat kedua alisnya naik turun. "Menyuapimu, tentu saja."

Shen Wei terdiam sesaat. Seketika, rona merah merayap di wajahnya. Dengan gerakan cepat, ia mengambil roti itu dari tangan Yu Yuning dan menundukkan wajahnya sedikit untuk menyembunyikan ekspresi malunya.

"Tak perlu," gumamnya dengan suara rendah.

Yu Yuning tertawa kecil. Ia tidak menyangka, hanya menggoda sedikit, suaminya sudah menunjukkan ekspresi seperti itu. Orang-orang kuno ini memang mudah malu, pikirnya dalam hati.

Ia lalu duduk di samping Shen Wei dan mulai menikmati roti kukus miliknya.

Di sisi lain ruangan, keluarga Mu yang duduk tak jauh dari mereka mencium aroma daging yang menggoda. Beberapa orang menelan ludah tanpa sadar, sementara anak-anak kecil yang kelaparan mulai menangis merengek.

Potongan kue bulan yang mereka dapatkan tadi jelas tidak cukup untuk mengisi perut.

Beberapa pria dalam keluarga Mu mulai melirik roti kukus yang dipegang para pelayan, berharap bisa mendapat bagian. Namun, tatapan tajam Yu Yuning membuat mereka mengurungkan niat.

Akhirnya, salah satu anggota keluarga Mu memberanikan diri. Bibi Shen, yang sejak awal merasa dirinya masih lebih berhak mendapat makanan dibanding menantu seperti Yu Yuning, melangkah maju dan berbicara dengan nada sopan yang dipaksakan.

"Menantu Shen, bisakah kau memberikan kami juga roti kukus itu? Kue bulan tadi kurang untuk kami."

Yu Yuning menoleh perlahan, tatapannya santai namun penuh sindiran. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, menyilangkan kaki, dan menatap Bibi Shen dengan senyum tipis.

"Boleh," katanya santai. "Aku bisa memberikannya. Tapi tidak gratis."

Seketika, ekspresi Bibi Shen berubah.

"Apa maksudmu?"

Yu Yuning mengangkat bahu dengan sikap tak peduli. "Aku punya banyak makanan, tapi jika kau ingin, kau harus menukarnya dengan sesuatu yang berharga."

Bibi Shen mengerutkan kening. Wajahnya seketika menegang.

Menukar makanan dengan barang berharga? Ia merasa terhina. Bukankah Yu Yuning ini adalah menantu dalam keluarga mereka? Mengapa ia harus memberikan sesuatu untuk mendapatkan makanan?

Namun, sebelum ia sempat berbicara lagi, Yu Yuning sudah melambaikan tangannya dengan santai.

"Kalau kau tidak mau, tidak apa-apa. Aku tidak memaksa."

Bibi Shen mengepalkan tangan. Namun, harga dirinya terlalu tinggi untuk meminta lebih. Dengan wajah masam, ia berbalik dan pergi begitu saja.

Di sisi lain, Mu Ho mulai merasakan tekanan yang berbeda. Anak-anaknya yang masih kecil terus menangis, sementara istri-istrinya menatapnya dengan penuh harap. Mereka semua lapar.

Mu Ho mendesah panjang, lalu merogoh kantongnya. Tangannya gemetar saat ia mengeluarkan beberapa keping perak yang masih tersisa.

"Ini," katanya dengan suara berat, menyerahkan uang itu ke tangan Yu Yuning.

Yu Yuning menerima perak itu dengan tenang, seolah itu bukanlah sesuatu yang berharga baginya. Ia lalu menyerahkan beberapa roti kukus kepada Mu Ho menggunakan tangan yang masih utuh.

Begitu mendapat makanan, Mu Ho langsung merobek roti itu dibantu anak perempuannya menjadi beberapa bagian dan membagikannya kepada istri-istri serta anak-anaknya.

Namun, perut yang lapar membuat keserakahan muncul.

"Bagianmu lebih besar!"

"Aku juga lapar! Kau harus memberiku lebih banyak!"

"Jangan serakah! Semua harus mendapat bagian yang sama!"

Perdebatan pun pecah.

Mu Ho yang sudah lelah dengan semua kekacauan ini akhirnya berteriak dengan suara menggelegar, "Diamlah! Jika kalian masih bertengkar, aku tak akan memberikan makanan lagi!"

Seisi ruangan langsung terdiam.

Namun, tangisan anak-anak kecil masih terdengar. Beberapa dari mereka memandang roti kukus yang sudah terbagi dengan tatapan lapar, berharap mendapatkan lebih banyak.

Salah satu ibu membelai kepala anaknya dan berbisik dengan lembut, "Tidurlah, Nak. Jika kau tidur, kau tidak akan merasa lapar."

Pemandangan itu menyedihkan.

Namun, Yu Yuning tetap diam di tempatnya. Ia tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun.

Beberapa orang dari keluarga Mu menatapnya dengan tatapan penuh harap, berharap ia akan melunak dan memberikan lebih banyak makanan.

Namun, Yu Yuning tetap bersikap dingin.

Dalam hati, ia berpikir, "Jika aku memberikan semua makanan secara cuma-cuma, mereka hanya akan semakin bergantung padaku. Mereka harus belajar bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini."

Di sampingnya, Shen Wei masih memperhatikan situasi itu dengan ekspresi rumit. Dahulu, ia selalu merasa bertanggung jawab atas keluarga Mu karena Bibi Shen Hao masih memiliki darah keluarga Shen. Ia telah bertahun-tahun merawat mereka, membiarkan mereka bergantung padanya, bahkan mengorbankan banyak hal demi mereka.

Namun kini, ketika keluarganya sendiri berada di ambang kehancuran, saat ia terluka dan ibunya dalam kondisi lemah, tidak satu pun dari mereka yang menunjukkan kepedulian.

Mereka hanya memikirkan diri sendiri.

Sungguh ironis.

Yu Yuning menyadari suaminya masih menatap mereka dengan ekspresi campur aduk. Ia pun menepuk bahunya, menarik perhatiannya kembali.

"Aku ingin kau melihat baik-baik," katanya, suaranya terdengar lembut namun tegas. "Beginilah dunia yang kejam. Jadi, jika kau menghadapi manusia tak tahu diri seperti mereka lagi, kau sudah mengerti?"

Shen Wei menoleh, menatap istrinya dalam diam. Lalu, perlahan, ia mengangguk.

"Aku mengerti," ucapnya dengan suara pelan, namun penuh kepastian.

Dahulu, ia mungkin masih memiliki belas kasihan pada mereka. Ia mungkin masih akan berusaha membantu, meski mereka tak pernah benar-benar menghargainya.

Namun sekarang, segalanya sudah berbeda.

Ia memiliki seseorang di sisinya yang membantunya melihat kenyataan dengan lebih jelas.

Istrinya, Yu Yuning, bukan hanya wanita biasa. Ia bukan sekadar perempuan yang dibawa masuk dalam kehidupannya, tapi seseorang yang benar-benar membukakan matanya.

Kini, Shen Wei merasa lebih tenang.

Karena di sisinya, ada seseorang yang tidak akan membiarkan dirinya terus-menerus dimanfaatkan oleh orang-orang serakah.

yang belum follow . Yuk ubur-ubur ikan lele, di follow lee. Terimakasih bagi yang memberikan tips, semoga rezeki nya tambah lancar. Dan terimakasih para pembaca yang selalu menunggu. semoga semua sehat walafiat .

1
Ulufi Dewi
ketawan deh gara gara panci kaisar...
Atik Kiswati
mksh buat ceritanya thor...
Jhon Travolta
Omongannya terlalu barbar,..langsung buka rahasia..cerita GK asek..
Berliannasya Sachiela
baru engeh dan sadar nama²nya unik² Weh, kmu pinter amat cari nama
bo shok, za lim, zu Ling nama macaam apa ini😆😂
HartOhar
tks🤝👍
Rahimah Mohidin
serious laa.. tadi bo sock.. trus pe shek.. last2 xia lan... lawak betul../Joyful//Joyful//Joyful/
Mami Kestine
Ceritanya bagus..moga ga..bosan sampai akhir..
HartOhar
nah itu tau ruang dimensi
HartOhar
ruang angkasa luas bro
HartOhar
dak enak baca ruang angkasa
HartOhar
ruang dimensi
HartOhar
sebernya gak enak denger nya RUANG ANKASA
kalau ruang DIMENSI ini umum dengernya,kelihatan nyeleneh bilang ruang angkasa
HartOhar
Buruk
kakek sholeh
gak pesek gak xialan bahkan bohong pun hadir di novel ini hadehh🗿
Winda Septyawati
sebentar br ngeh kalau nama2nya indonesia banget. zalim, xialan, peshek, ada lagi ga?
De2130: bo shok kak wkwkwk
total 1 replies
Herma Irwan
cerita yg Luar biasa
Herma Irwan
Seru Thor , satu kata untukmu " HEBAT"
Herma Irwan
paling senang kalau Novel Transmigrasi ya ada ruang dimensi atau ruang angkasa , Makasih Thor 🥰♥️
putri heryanti
aku menangis bombai baca bab ini.. /Sob//Sob/
Eda Eda
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!