Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan di pesta ulang tahun Nyonya Li
Li Yue An tidak pernah menyangka akan secepat itu melihat mantan suaminya di kehidupan sebelumnya. Jika di hitung kembali seharusnya mereka bertemu saat pesta ulang tahunnya dua bulan lagi. Tapi sekarang, "Semua telah berubah," menatap setiap langkah Pangeran keempat Wen Ming. Pangeran keempat Wen Ming terkenal berbudi luhur, tenang, baik hati, dan kebijaksana. Saat ini hanya Li Yue An yang tahu bagaimana sifat asli dari Pangeran keempat Wen Ming.
Tuan Li Qiang melangkah cepat untuk mendekat. "Saya tidak tahu Pangeran keempat akan datang ke kediaman kecil saya. Maaf atas ketidak sopan ini."
Nyonya Li merasa sangat terhormat di hari bahagianya bahkan kedatangan tamu istimewa.
"Tuan Li terlalu berlebihan. Aku hanya datang untuk ikut meramaikan suasana. Seharusnya aku yang meminta maaf karena telah datang tiba-tiba," Pangeran keempat Wen Ming berbicara sangat lembut. Setiap tindakan bahkan tidak menggambarkan betapa kejamnya hati dan pemikiran yang ia miliki. "Sebagai permohonan maaf. Aku membawakan hadiah sederhana untuk Nyonya Li," melirik ke samping. Dua pelayan laki-laki yang ada di belakang bergegas maju membawa kotak sedang di tangan mereka. "Semoga Nyonya Li tidak keberadaan."
Kotak di buka, di dalamnya terdapat perhiasan mewah dengan harga ratusan tahil. Semua orang menatap kagum bahkan diantara mereka perasan iri terlintas begitu saja.
"Pangeran keempat tidak perlu sungkan. Kami yang merasa sangat terhormat atas kedatangan anda," Nyonya Li menerima dengan senang hati.
"Pangeran keempat silakan," Tuan Li memberikan jalan. Hatinya merasa tertekan karena kedatangan pangeran keempat. Bagi dirinya kedatangan Pangeran keempat hanya akan membawa banyak bahaya bagi keluarganya di masa depan. Tapi dia juga tidak bisa seterbuka itu atas keengganannya.
Pengeran keempat Wen Ming duduk di tempat Tuan Li. Dan semua orang kembali duduk menikmati waktu mereka. Acara kembali berlangsung.
"Cui bantu aku," memberikan tangannya. Pelayannya Cui membantu Li Yue An untuk bangkit.
"Apa Nona kedua tidak enak badan?"
"Aku hanya sedikit pusing. Kita kembali saja," Li Yue An berjalan menghampiri tempat duduk ayah dan ibunya dari belakang. "Ayah. Aku izin kembali ke kamar."
Tuan Li menatap seperti biasanya tidak ada perasaan khawatir. "Kamu tidak enak badan?"
"Sedikit pusing."
"Baik. Kamu bisa pergi," Tuan Li memberikan izin.
Baru saja Li Yue An akan pergi dari ruangan langkahnya di hentikan dengan suara dari arah dalam. "Nona tunggu," saat membalikkan tubuhnya dia menatap kearah suara. Pangeran Wen Ming sudah bangkit dari tempat duduknya. Sehingga semua orang juga ikut bangkit dari tempat duduk masing-masing.
"Apa kamu Nona pertama Li Huan?" berjalan mendekat. "Pesta masih berlangsung kenapa terburu-buru kembali?"
Li Yue An menatap dingin. Dia menyembunyikan semua emosi di dalam dirinya. "Pangeran keempat, saya Li Yue An Nona kedua keluarga Li. Kakak perempuan saya ada di sana," menunjuk ke arah Nona pertama yang telah berdiri tegap layaknya gadis bangsawan lainnya. "Pangeran keempat, saya merasa tidak enak badan. Saya mohon pamit," dia pergi setelah memberikan hormatnya tanpa menanggapi lebih banyak lagi.
Nona pertama Li Huan datang mengampiri Pangeran keempat Wen Ming. "Pangeran. Saya yang anda maksud. Nona pertama Li Huan," ujarnya dengan nada malu-malu.
Pangeran keempat Wen Ming menatap gadis lembut juga sopan di depannya. Suaranya membuat telinganya merasa geli juga risih. "Nona pertama. Saya sudah mendengar banyak hal tentang Nona pertama yang berbudi luhur. Setelah saya melihatnya sendiri ternyata seperti reputasi yang beredar di luar."
Mendegar itu Nona pertama Li Huan merasa semakin tersanjung dan terasa di atas awan.
"Niat awal kedatangan saya ke sini karena ingin menjalin hubungan pernikahan dengan keluarga Li. Tuan Li apa anda menyetujui lamaran saya kepada Nona pertama Li Huan?" perkataan Pangeran keempat membuat semua orang terdiam. Nona pertama Li Huan semakin mengangkat wajahnya keatas. "Tuan Li."
Tuan Li linglung untuk beberapa saat. "Ah. Em, tentu."
Kerumunan orang-orang saling bersautan.
"Tuan Li sangat beruntung."
"Nona pertama Li Huan memang gadis berbudi luhur juga baik hati. Sangat cocok dengan Pangeran keempat yang tenang."
"Wah. Sebuah keberkahan datang di keluarga Li."
Setelah menyelesaikan niat awalnya Pangeran keempat Wen Ming pergi di ikuti semua orang yang berbondong-bondong pulang. Pesta juga telah usai setelah kejadian yang tidak terduga. Tidak ada yang menyangka Pangeran keempat Wen Ming akan mengajukan lamaran kepada keluarga Li.
Di celah himpitan dua ruangan yang menghubungkan aula utama tempat pesta. Li Yue An berdiam dan mendengarkan semuanya. Senyuman tipis terlihat di wajahnya. "Kakak perempuan. Dulu kita saling berebut untuk mendapatkan perhatian darinya. Dan sekarang kamu bisa menikmati kasih sayang itu seorang diri," berjalan pergi menuju halaman kediamannya.
Di jalanan ibu kota kereta Pangeran keempat Wen Ming melaju menembus kegelapan malam. Pria muda itu menatap surat rahasia yang ia terima beberapa waktu lalu. Surat itu tertulis jika salah satu wanita di keluarga Menteri Li Qiang yang telah menjadi anak angkat dari Kaisar terdahulu. Meski dirinya tidak terlalu jelas siapa wanita keluarga Li yang telah menjadi anak angkat kekaisaran. Namun dia dapat memastikan jika itu Nona pertama Li Huan yang sopan juga berbudi luhur. Nona pertama Li Huan memiliki bakat dalam bidang sastra. Kakek Kaisarnya sangat suka dengan orang yang memiliki pemahaman sastra tinggi. Kali ini taruhannya cukup besar. Tapi hasil yang akan ia dapatkan tentu lebih besar.
"Pangeran, apa kita akan menyelidiki lagi Nona pertama Li Huan?" ujar pengawal pribadi yang tengah berjalan kaki di luar.
"Tidak perlu. Aku yakin dia orangnya. Sayang sekali, Nona kedua Li Yue An sangat cantik tapi tidak sopan dan reputasinya di luar telah hancur. Jika tidak aku pasti akan memilihnya," Pangeran keempat menyandarkan tubuhnya di kereta.
Kereta melaju kembali menuju kediaman pribadi Pangeran keempat Wen Ming.
Keesokan paginya, Li Yue An menyiapkan barang seadanya untuk tinggal bersama ayah angkatnya. Ayahnya Li Qiang juga telah mendapatkan surat rahasia dari Kasiar terdahulu. Namun semua harus di atur dengan baik. Orang luar hanya akan menganggap Nona kedua Li Yue An akan tinggal di luar kota untuk beberapa waktu.
Saat Li Yue An akan pergi dari pintu belakang kediaman. Nona pertama Li Huan datang dengan wajah penuh kemenangan seperti biasanya. Saat ini dirinya telah menjadi tunangan Pangeran keempat. Tentu perasaan bangga itu telah mencapai pundak. "Adik kedua, kakak mu ini akan menikah dua bulan lagi. Kenapa terburu-buru ingin pergi?"
Li Yue An tersenyum tenang. "Ayah telah memutuskan untuk aku pergi. Saat kakak menikah tentu aku akan datang."
"Nona kedua waktunya telah tiba," pelayan Cui menarik Nona keduanya agar tidak terlalu lama bersama Nona pertama yang sombong.
"Kakak, adik kedua pergi dulu."
Li Yue An langsung naik ke dalam kereta. Dia hampir terjatuh saat melihat Jenderal Lie Mingyu sudah ada di dalamnya. Pria muda itu hanya mengarahkan jarinya ke bibir memberikan isyarat untuk diam. Li Yue An mengangguk mengerti. Kereta melaju pergi menuju kearah sebaiknya bukan ke bagian luar kota. Tapi menuju istana tempat Kaisar terdahulu berada.
"Saya tidak tahu Jenderal akan ikut di dalam kereta," ujar Li Yue An sopan. Dia hanya ingin suasana tidak terlalu canggung.
"Kaisar terdahulu tidak ingin terjadi hal buruk selama perjalanan. Sehingga mengutus ku untuk menjemput," ujar Jenderal Lie Mingyu sembari memejamkan kedua matanya.
Suasana kembali sunyi saat percakapan terhenti.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️