Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Pilu
"Gisa, lo mau kemana?" teriaknya
gisa hentikan langkahnya, menatap nyalang kearah sahabatnya, "lo keterlaluan, Ser!" ia ayunkan langkahnya cepat meninggalkan dua manusia menyebalkan itu
Serra tepuk pundak Agra yang saat ini duduk disampingnya, "lo kejar dia dong Gra, lo yang nyuruh gue buat ajak dia kesini"
"harus gue? Kenapa gak lo aja"
Serra berdecak sebal, "Gue kira lo beneran tulus mau memperbaiki hubungan lo sama Gisa"
"iya, tapi gak harus pake acara kejar kejaran juga Ser, gue mager kalau harus ngejar dia. Mending lo aja deh yang kejar dia buat gue"
sedetik kemudian, plakkk.....
wajah Agra tertoleh kesamping secara tiba tiba, ia rasakan nyeri pada salah satu pipinya,
"lo pengecut Gra, lo hanya mempermainkan Gisa doang, selama ini Gisa udah berjuang mati matian buat mengimbangi ekspetasi lo tentang masa lalu lo. Sampai sampai lo buta dengan ketulusan Gisa"
Agra acuh, ia seruput minuman dihadapannya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering,
"lo liat aja Gra, lo pasti bakalan dapat karma atas kelakuan lo hari ini" cecar Serra, ia berlari untuk bisa mengejar Gisa yang sudah terlanjur jauh meninggalkan Agra yang masih terdiam dengan wajah menyebalkan dimata Serra
"Gis.." teriak Serra "Gisa? Lo dimana Gis?" ia berlari menyusuri trotoar, perempuan dengan setelan tomboy itu tak segan segan mengayunkan langkahnya lebar,
ia menyapu sekitar hingga tatapnya menemukan sahabatnya yang saat ini tengah berdiri pada salah satu stand ice cream dipinggir jalan, ia berlari menghampiri
"makasih" ucap Gisa pada penjual ice cream, ia menoleh saat menemukan Serra ada disampingnya "lo ngapain disini?"
"gue nyari lo"
"gue gak mau balik lagi kesana. kayanya muak banget harus ketemu dia lagi, cukup dikantor aja itupun terpaksa karna gue butuh buat biaya hidup"
"gue gak minta lo buat balik lagi kesana, gue juga ogah kalau tahu ternyata dia sebrengsek itu. Lo tahu gue udah kasih sedikit pelajaran buat dia, tapi rasanya tangan gue masih gatel pengen nampar dia"
gisa terkekeh, ia daratkan bokongnya pada salah satu kursi ditrotoar jalan dengan satu cup ice cream dalam genggamannya, "lo mau coba Ser?"
"lo gak sedih sama tingkah Agra?" ujarnya saat tak melihat kesedihan di air muka sahabatnya
Gisa tersenyum kecil, "gak lah buat apa. Udah cape setahun belakangan ini tiap malem nangisin tingkah dia. Cape juga harus bersaing sama masa lalunya. Lebih baik gue mundur kan, lagian dia yang minta gue buat pergi"
"dia bakalan nyesel banget sih Gis ngelepas lo"
"gue gak yakin Ser, dia pernah bilang sama gue kalau gue bukan seseorang yang dia mau"
"gila yah tuh orang, semalem dia yang nyuruh gue buat atur pertemuan dia sama lo dan gue gak boleh bilang apa apa sama lo tentang rencana dia. Sorry ya Gis"
"udahlah, gausah dibahas lagi Ser, males gue. gue pengen tenang tanpa harus mikirin sikap dia sama gue kek apa" pungkasnya diikuti senyuman kecil,
Sementara Agra yang masih tertinggal, baru saja keluar dari restoran setelah menandaskan makan malam nya,
motor sport selalu menjadi pilihannya untuk menemani perjalanan Agra, seperti saat ini ia melesat cepat membelah jalanan kota dimalam hari
angin berhembus kencang menerpa tubuh Agra dengan balutan jas kemeja senada, pikirannya saat ini penuh dengan Kiara dan sesekali ia merenungi sikapnya yang terkadang berlebihan pada Gisa,
dulu Gisa selalu ada untuknya, mengkhawatirkan kesehatannya yang kadang kala Agra abaikan demi pekerjaan, Gisa selalu bawel padanya perihal segala hal, namun semua kekhawatiran dan perhatiannya selalu berhasil memantik amarah Agra tanpa Agra mengerti,
bahkan sekarang Agra mulai senang mengusik ketenangan Gisa, seperti tadi saja contohnya, niat hati hanya ingin menggodanya saja tapi ternyata apa yang Agra lakukan salah pada wanita baik itu,
Sementara saat ini, kembalinya Kiara adalah sesuatu yang memang Agra tunggu, namun ternyata bagaimanapun keadaan Kiara saat ini, sama sekali tak mengurangi nilai Kiara dimata Agra ketimbang Gisa yang selalu salah dalam hal apapun bagi Agra,
apa iya benar keterlaluan pada Gisa?
saat dipersimpangan jalan, lampu merah menyala menandakan untuk setiap pengendara berhenti, namun Agra yang tengah melamun tak memperhatikan keadaan sekitar hingga,
bruuaakkkkk...
Kecelakaan tak dapat terhindarkan, sebuah mobil besar melaju dari arah samping menubruk motor yang Agra tunggangi, tubuh kokoh Agra terpental hingga terlepas dari motor sportnya,
"Gis.." gumam Agra, dengan sisa kesadarannya
hingga suara bising dan orang orang seperti semut dengan cepat mengerumuni, kesadaran Agra hilang sepenuhnya, matanya tertutup dan gelap seketika.
*
"kenapa Gra? Gue lagi dirumah mamih" sahut Kiara berteriak pada sambungan telepon, karena saat ini musik menggema lebih dominan
"ha? Kecelakaan" gumam Kiara, tanpa menunggu apapun lagi Kiara berlari meninggalkan pekerjaanya malam ini, tanpa berfikir apapun lagi selain kabar pilu yang ia terima
entahlah perasaan pilunya untuk apa, tapi yang pasti hatinya tergerak begitu kuat untuk segera memastikan keadaan sahabat dimasa lalunya
"Gra, tunggu gue" Kiara seka air mata yang meluncur tiba tiba.